#1 Pertemuan yang Tak Disangka

35.3K 1.8K 25
                                    

“Kamu jujur saja padaku, Novan. Kamu masih ada perasaan kan dengan dia? Cara memandang dan berbicaramu sangat berbeda!” kata seorang perempuan muda berusia 28 tahun pada seorang lelaki yang 2 tahun lebih tua dengannya itu. Keduanya tampak tak bersahabat karena pertengkaran sore ini.

“Aku harus jujur berapa kali sih, Dis? Aku itu udah lupain dia. Dia cuma masa laluku saja,” kata Novan kesal. Berulang kali dibuangnya tatapan sebal itu dari wajah cantik kekasihnya, Gadis.

“Tapi, kenapa kamu masih sangat peduli dengannya, Van? Itu bukan sifatmu. Aku kenal betul denganmu. 3 tahun aku mengenalmu dan sudah cukup aku tahu semua sifat dan kebiasaanmu,” urai Gadis.

“Ya sudahlah, terserah kamu saja. Aku capek bahas masalah ini. Aku cuma kasihan sama dia. Makanya aku tolong dia. Masak ada orang butuh pertolongan, aku diamkan saja. Aku tentara, Dis. Tugasku menolong masyarakat.”

“Termasuk mantan kamu?”sindir dokter cantik bermata bulat itu.

“Gadis, bukankah semua orang yang butuh pertolongan sama saja? Kamu kan dokter. Masak kamu membedakan-bedakan pasien?”

Gadis hanya diam mendengar penuturan kekasihnya. Dia sadar memang tak seharusnya dia bersikap seperti itu. Tapi, dia sangat cemburu dengan perbuatan Novan. Andai saja yang ditolongnya di lift tadi bukan mantan kekasih Novan, pasti Gadis takkan semarah ini. Siapa juga yang menyangka, kalau Novan dan mantan kekasihnya itu akan terkunci di sebuah lift selama beberapa jam. Kejadian itu membuat Novan berbicara dari hati ke hati dengan Keira Shabyra, mantan kekasihnya itu. Pantas itu terjadi, Byra dan Novan tidak bertemu selama 10 tahun.

“Sudahlah Dis. Aku lelah membahas semua ini. Aku pulang dulu. Aku harus istirahat kan? Tolong jangan ganggu aku dulu,” pinta Novan malas.

Diraihnya kunci mobilnya di dekat tangan Gadis. Gadis hanya diam mematung dan meremas jas dokternya sambil menatap punggung lelaki tinggi yang dicintainya itu. Dia menghela napas sedalam-dalamnya.

Sementara itu di mobil, Novan mengusap wajahnya yang lelah. Dia belum beranjak dari parkiran rumah sakit. Dia juga tak menyangka ini menjadi hari yang berat baginya. Pertemuan yang sungguh tak disangka.

Bagaimana bisa dia bertemu lagi dengan Byra untuk pertama kalinya setelah 10 tahun. Dengan cara pertemuan yang seaneh tadi. Bagaimana bisa mereka terjebak di lift yang macet rumah sakit selama 3 jam ketika Novan hendak menjemput Gadis. Dia mengingat-ingat pembicaraannya bersama Byra di dalam lift tadi. Byra tak banyak bicara walau banyak pertanyaan yang ingin ditanyakannya pada Novan. Berbeda dengan Novan yang banyak bicara ini dan itu.

Sebenarnya, kemarahan Gadis cukup masuk akal. Bagaimana tidak, ketika pintu lift macet itu terbuka, dia melihat Novan tengah memeluk Byra yang mengalami hipotermia. Byra kedinginan hingga pingsan karena dia sedang sakit. Novan tidak tega melihat mantan kekasihnya itu lantas melakukan pertolongan sebisanya. Dia ingat bahwa cara satu-satunya untuk menolong orang yang hiportemia adalah berbagi kehangatan. Hal itu semata-mata dilakukan Novan hanya untuk menolong Byra.

Ketika Novan menyalakan mesin mobilnya, dari kejauhan dilihatnya langkah gontai Byra. Dia masih terlihat lemas dengan memegangi bekas infus yang dibalut kapas kecil. Raut wajah Novan berubah. Dia menjalankan mobilnya dan mendekati Byra yang sedang berjalan. Dipanggilnya pelan nama itu hingga gadis cantik tersebut menoleh. Byra tersenyum tipis. Dalam hatinya, dia enggan bertemu lagi dengan Novan agar tidak menyakiti hati kekasih Novan.

Terjebak Kenangan (Completed)//Noveletحيث تعيش القصص. اكتشف الآن