single mother

14.3K 837 7
                                    

"Bagaimana.." tanya lelaki berawajah tampan itu.

"Hemmm... cukup bagus" jawab sang wanita.

"Apa hanya itu?"lelaki itu mengerenyitkan dahinya tak puas dengan jawaban sang wanita

"Lalu..?"

"Lalu..?" Tanya lelaki itu tak percaya dengan reaksi sang wanita berwajah manis dengan warna rambut coklatnya

"Iya, lalu kau mau aku berikan jawaban apalagi"

Lelaki itu membuang nafas lelah.

"Ku kira kau akan mengatakan 'sayang itu sangat bagus' lalu kau memeluk dan mencium ku sebagai tanda kau menyukainya" jawabnya sambil cemberut

"Heiii, lelaki ku ini, lihat.." wanita itu manangkupkan kedua telapak tangan nya ke kiri kanan pipi lelaki tersebut dan membalikannya agar menoleh kehadapanya
"Kau tau, kau tak perlu melakukan hal itu, cukup dengan berada disisiku saja aku takkan keberatan mengucapkan terimakasih dan memeluk mu lalu..."

Cup
Cup

Ciuman itu mendarat di kedua belah pipi sang lelaki

"Dan menciummu seperti itu" lanjutnya

Senyum lelaki itu pun merekah, di berbalik menangkup kedua pipi wanita di hadapannya dan...

Cup

Lelaki itu mengecup bibir wanitanya
Membuat wanita itu terdiam

"Dan aku berjanji akan slalu berada di sisi mu agar dapat memcium bibir wanita yang sangat aku cintai ini" ucap sang lelaki sambil tersenyum dan di balas dengan senyuman manis sang wanita.

---------

Srettt

Suara itu terdengar dari koper yang di tutup. Lelaki itu tersenyum senang seakan -akan melihat pelangi yang indah nantinya.

"Apa kau akan berangkat hari ini juga..?" Tanya lembut wanita yang langsung memburamkan angan-anganya yang di penuhi pelangi.

Dia menghela nafas berat, seakan ada ribuan ton yang mengganjal di pernafasannya

"Harus.." jawabnya singkat, dan bersifat final

"Bukankah kau akan berangkat-"

"Aku akan pergi malam ini juga jika kau tak berhenti bicara" jawab nya memotong ucapan sang wanita

Wanita itu geram dengan jawaban lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu, ayah dari anak perempuannya.

"Aku ini istrimu ad.." ucap wanita yang berstatus sebagai istrinya tersebut.

"Lalu?"

"Lalu?" Wanita itu tak percaya dengan jawaba lelaki di hadapanya

Deja vu

Lelaki itu tak asing dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya dan wanita ini.
Dia menggelengkan kepala nya berharap sekeping ingatan itu hilang, yang membuatnya akan terus di hantui rasa bersalah.

"Ad.. kau kenapa? Apa kepala mu pusing? Kau baik-baik saja?" Tanya wanita cemas dengan tingkah suaminya.

"Tidak sarah, aku baik-baik saja"

Sarah menghela nafasnya lelah.

"Bisakah kau tidak berangkat minggu ini saja ad?, kau slalu berangkat keluar kota setiap akhir pekan. Dan sekarang kau menambahkan lagi satu hari" ucap sarah berharap suaminya mau mengabulkan ucapannya

Lelaki itu menatap sarah dengan ekspersi datarnya.

" aku bahkan berharap bisa di sana selamanya, tapi perusahaan dan sannia membutuhkan ku disini"

Sarah hanya tersenyum kecut mendengar ucapan suaminya

"Apakah wanita itu sudah memudarkan rasa cinta mu terhadapku ad? Mana dirimu yang dulu ad? Aku merindukan mu" ucap sarah sendu sambil berusaha memeluk suamianya

Tapi lelaki itu menepis tangan istrinya kasar, dia merasa jijik di sentuh wanita itu.

"Aku takkan mengubah keputusan ku." Ucap lelaki itu langsung menarik kopernya.
Langkah nya berhenti di ambang pintu, tanpa berbalik lelaki itu mengucapkan

" Kau benar.... aku tak mencinta mu"

Dan langsung meninggal kan istrinya yang sudah terduduk di lantai sambil terisak menahan hujaman di hati kecilnya.

Adam manarik kopernya dan mengisyaratkan lelaki tua itu untuk mengambil alih kopernya, sedangkan lelaki itu langsung siggap menuruti apa yang diisyaratkan tuannya.

Adam melangkahkan kaki kesebuah kamar yang berada tepat di sampingnya. Membuka pintu kamar yang bertuliskan 'sannia' tersebut dengan pelan. Berjalan perlahan menemui sang empun kamar yang tertidur pulas di kasur besarnya. Adam tersenyum melihat gadis kecil bermabut pirang yang tertidur dengan pulasnya. Dia membelai rambut pirang tersebut lalu mencium sayang pucuk ke pala gadis mungil nya.

"Daddy akan pergi sleeping beauty, baik-baiklah bersama mommy"

Adam lalu mengecupnya sekali lagi pucuk kepala putrinya, lalu melangkah pergi.

--------

Lelaki berumur 25 tahun itu meregangkan ototnya, setelah keluar dari taxi yang mengantarkannya menuju bandara.
Senyum merekah di wajahnya belum juga luntur takkala dia teringat akan bertemu keluarganya dan juga wanita yang membuatnya slalu seperti ini.

Dari segi umur mungkin sudah bukan jamannya lagi dia tersenyum seperti anak SMA yang baru saja jatuh cinta. Tapi entahlah sosok wanita itu membuat dunia nya berubah terbolak-balik seperti hatinya.

Wanita itu seakan-akan menjadi magnet baru di hidupnya. Yang menariknya terus- menerus agar mendekat.
Ahhh, dia benar-benar tidak sabar untuk melihat senyum manis wanita tersebut. Senyum yang sangat ia rindukan.

-------

single motherWhere stories live. Discover now