Énas

697 93 55
                                    

Kim Taehyung bukanlah penyandang disabilitas. Bukan pula seorang pemuda yang mengalami buta warna.

Sejak awal, dunianya hitam putih, monokrom, tanpa warna. Kadang, ia menyesal hidup pada dunia modern yang sungguh tak masuk akal.

Pemuda yang kini genap berusia duapuluh dua hanya berharap bisa melihat gemerlap warna sekali dalam hidupnya. Seperti ketika seluruh orang yang ia kenal telah menemukan pasangan yang bisa ia bagikan warna.

Dua tahun lalu, diusianya yang keduapuluh, Kim Taehyung berhenti mencari. Berhenti berharap suatu saat seseorang yang bisa ia sebut 'Soulmate' akan datang dan memberi warna pada hidupnya.

Dan kini, ketika asa tak lagi berpendar, Jeon Jungkook datang. Membiarkan kilauan warna pecah dari balik matanya. Kim Taehyung harus belajar untuk mengenal akan artinya.

.

.

'Tak ada yang berubah, masih saja hitam putih.' Hal yang sama selalu ia temui pada pagi hari ketika membuka mata. Tak ada warna mentari, tak pula sinar yang menyusup malu dari celah jendela mengganggu penglihatannya.

Kim Taehyung mengusap matanya, berkedip sejenak untuk memastikan kantuk telah hilang. Perlahan, kedua telapak menyentuh lantai yang dingin.

Menyabet handuk putih dari gantungan, Taehyung berjalan masuk kekamar mandi. Berniat menyelesaikan ritual pagi sebelum berangkat ke kampus tempatnya menimba ilmu.

Tak berapa lama, Taehyung keluar dengan rambut basah dan handuk melilit dipinggang rampingnya. Kedua tangannya bergerak cepat untuk membuka lemari kayu besar yang terletak disudut kamar.

Diambilnya jeans ketat dan sweater v neck dengan asal, toh ia juga tak akan mengerti warna apa yang ia kenakan.

Disambarnya tas ransel sebelum melangkah keluar dari apartemen, tak lupa untuk menguncinya. Taehyung berdecak kesal ketika jam yang melilit dipergelangan tangannya menunjukkan pukul tujuh lebih empat puluh delapan menit.

Menandakan Taehyung hanya mempunyai waktu selama duabelas menit untuk sampai di kelas sebelum Profesor Min yang galak datang dan memberinya detensi.

Pukul tujuh lewat limapuluh tiga menit, Taehyung telah duduk dengan nyaman pada bus yang akan membawanya ke gedung sastra, gedung bagian barat dari keseluruhan kampusnya.

Setelah turun, ia masih harus menempuh jarak kurang lebih sepuluh meter sebelum sampai di kelasnya. Waktu kurang dari dua menit dan Taehyung tak memiliki pilihan lain selain berlari.

Pukul delapan tepat, dengan nafas terengah, dibukanya pintu kelas hanya untuk mendapati kekosongan. Matanya membelalak, menelusuri seisi kelas ketika tepukan dipundak mengagetkannya.

"Taehyung-ah?" Suara lembut milik kenalannya menyapa indera pendengaran Taehyung.

Taehyung menoleh cepat, mendapati wajah Hoseok yang menatapnya bingung. "Oh, hyung? Kenapa kelas kosong?"

Hoseok tertawa keras, terlihat puas sekali. Taehyung merengut lucu, bibirnya mengerucut maju. "Hyung! Apa yang lucu?"

Setelah mengusap sudut matanya, Hoseok menjawab, "Kau tidak membuka Group Chat, ya? Disana sudah diinformasikan kalau Profesor Min tidak masuk hari ini."

Taehyung menganga tak percaya, maniknya membulat lucu, bibirnya terbuka dan terkatup hendak mengatakan sesuatu. "Jadi, semua lari pagi yang kulakukan hari ini percuma?!"

Tawa Hoseok kembali pecah, bahkan kini sang pria dengan julukan 'kuda' memegangi perutnya yang sakit karena terlalu banyak tertawa.

Wajah Taehyung berubah masam, ditendangnya kaki sang hyung keras hingga sang empunya memekik sakit. "Tertawa lagi dan kau tidak akan bisa bertemu kembali dengan Youngjae."

Hoseok menelan ludah kasar sebelum mengangguk takut, sedangkan Taehyung tersenyum puas sembari menepuk pundak Hoseok.

Tak berapa lama, ekspresi muram Taehyung kembali ketika mengingat usahanya pagi ini berujung sia-sia.

Hoseok meringis kecil, Taehyung yang sedang badmood bukanlah pertanda hari baik, "Jangan murung begitu, hm? Ayo pergi ke kantin! Hyung yang traktir."

Hazel Taehyung kembali berbinar, senyumnya merekah hingga kedua mata kucing itu menyipit lucu, "Benarkah? Ayo!"

Dengan semangatnya yang telah kembali, Taehyung menyeret Hoseok ke arah kantin. Sedang yang diseret hanya bisa pasrah.

Tatapannya menelisik penampilan Taehyung hari ini, jeans ketat berwarna hitam dengan sweater v neck berwarna beige menambah kesan manis sang pemakai.

"Kau terlihat manis hari ini," celetuknya tiba-tiba.

Langkah Taehyung berhenti, sebelah alisnya terangkat tak mengerti. "Oh? Thanks, tumben sekali kau memujiku."

Hoseok terkekeh, "Yah, jarang-jarang kau memilih warna yang cocok. Mungkinkah ini suatu pertanda baik?"

Taehyung mengendikkan bahu, kembali melangkah namun kali ini tanpa menyeret Hoseok.

Tak berapa lama, kantin kampus tampak didepan mata. Taehyung memekik girang ketika melihat hyung serta sahabatnya berkumpul pada satu meja.

Langkahnya semakin cepat ketika Taehyung berteriak, "Hyung!" Membuat kepala-kepala sahabatnya menoleh, tersenyum lebar ketika menyadari pemuda manis kelahiran 95 itu yang memanggil mereka.

"Tae-ah, kemari," suara hyung tertua mereka, Jin, terdengar.

Taehyung dengan senang hati menyusup masuk dan menarik tempat duduk. Matanya memandang sekeliling dan menemukan sosok asing yang belum pernah terlihat olehnya.

Menyadari arah pandang Taehyung, Namjoon hanya tersenyum maklum. "Dia pindahan dari Busan, sahabat lama Jimin, Tae."

Si pemilik nama tersenyum manis, dan entah mengapa, Taehyung merasakan jantungnya berdegup tidak wajar.

Taehyung mengulurkan tangan kearah sang pemuda, "Kim Taehyung."

Ketika uluran tangannya disambut, kilauan warna pecah dari balik matanya. Dunia tak lagi hitam putih seperti yang Taehyung kenal.

"Jeon Jungkook...dan senang bertemu denganmu, Mate."

Tarikan nafas tak percaya, teriakan bahagia dan ucapan selamat tak lagi didengarnya.

Saat ini, yang bisa Taehyung rasakan hanyalah tangan hangat yang masih menggenggamnya lembut, suara berisik dari jantung mereka yang berdetak seirama, dan pemuda tampan yang bisa ia lihat dengan warna penuh.

Duapuluh dua tahun, dunia Kim Taehyung tidak lagi hitam putih. Berbagai warna baru dijumpainya dan satu yang ia tahu pasti, Taehyung telah menemukan Soulmatenya.

Tbc

a/n :

Haloo, saya bawa fanfic baru dengan tema soulmate!au 😄 Sebenernya udah lama pengen buat tapi nggak ada ide 😂 maaf kalau mengecewakan ><

Saya berencana buat ini jadi chaptered, tapi yaa, saya masih butuh pendapat kalian 😄

Kritik dan saran ditunggu selalu~

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Feb 05, 2017 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

SoulmateOnde histórias criam vida. Descubra agora