24. Perpisahan (Edisi Revisi)

27.5K 1.4K 23
                                    


Seperti janji Camelia setelah dia bisa berjalan maka dirinya akan bercerai dengan Rasyid. Setelah melewati proses persidangan yang lama dan panjang akhirnya kemarin dia resmi menjadi janda. Namun, tidak sesuai dengan harapan sebelumnya ia bisa kembali bersama Javier. Hari ini dia menemui lelaki itu untuk terahkir kalinya setelah tiga bulan pasca kejadian Javier menolaknya.

Javier sudah datang dengan pakaian yang rapi bewarna biru tua. Sementara Camelia juga mengenakan pakaian yang bewarna senada. Mereka terlihat sangat cocok tetapi sayangnya hanya ada cinta sepihak bukan cinta berbalas.

"Ada apa lagi, Mel?" tanya Javier malas.

"Jav, kemarin setelah proses persidangan yang panjang akhirnya aku resmi bercerai dengan Mas Rasyid dan aku ingin pamit ke Prancis besok?" jelas Camelia sambil memberi suatu kotak.

Javier hanya mengangguk.

"Apa ini?" tanya Javier setelah menerima kotak itu.

"Itu adalah kota musik yang kau berikan padaku. Aku ingin mengembalikannya. Aku ingin melupakan semua kenangan tentang kita," jelas Camelia dengan senyum yang tulus.

"Ohh. Semoga di Prancis kau bisa menemukan pria yang baik. Doaku menyertaimu, Mel."

Camelia tersenyum meski hatinya tidak bahagia. Jujur dirinya masih mencintai lelaki itu tetapi apa boleh buat Javier tak mencintainya.

"Jav, kau juga berjuang ya mendapatkan Jelina. Aku rasa dia dulu pernah mencintaimu tetapi sekarang aku tidak tahu."

Javier memandang Camelia lekat. Dirinya mencoba mencari kebohongan di mata perempuan itu. Ia takut Camelia hanya menghiburnya.

"Dulu Jelina pernah bicara dengan seorang gadis tapi aku tidak tahu siapa perempuan itu karena aku melihat dari belakang."

"Terus?"

"Jelina mengatakan salahkan dirinya jika mencintaimu. Aku ingin mengatakan padamu tapi Jelina melihatku waktu itu dan mengejarku untuk menyembunyikan kebenaran itu."

Javier berharap itu benar. Namun, kenapa jika hal itu benar Jelina mengatakan dirinya mencintai Fariz. Banyak hal yang ia pikirkan tentang Jelina selama ini.

***

Suasana makan malam di rumah Rasyid terasa hening. Tak seperti biasanya yang ramai dengan candaan tidak jelas Camelia karena perempuan itu larut dalam pikirannya sendiri. Hari ini malam terahkir Camelia tinggal di rumah itu karena esok dirinya akan terbang ke Prancis.

"Mas Rasyid dan Mbak Rissa, Camelia mau minta maaf ya kalau selama ini merepotkan kalian berdua," ujar Camelia sambil menatap Rissa dan Rasyid bergantian.

"Mbak juga minta maaf jika pernah marah kepadamu. Camelia, kamu sudah kuanggap seperti saudariku sendiri," ujar Rissa sambil memegang bahu Camelia yang duduk di sebelahnya.

"Aku juga minta maaf ke kamu untuk semua salahku dan aku minta maaf juga atas nama Qila sekali lagi," tutur Rasyid.

"Iya, enggak pa-pa. Aku udah maafin Qila. Tolong sampaikan salamku pada Qila kalau Mas dan Mbak Rissa menjenguk Qila."

Camelia meski kesal dengan Qila tetapi dia sudah memaafkan perempuan itu. Apalagi, ibu satu anak itu mengalami depresi berat hingga harus dirawat inap di RSJ.

***

Suasana bandara begitu ramai dengan orang-orang yang akan pergi jauh ke luar kota maupun luar negeri membuat Rasyid terus menggenggam erat tangan Rissa. Sementara tangan kirinya membawa koper Camelia. Camelia tersenyum sambil menikmati expresso melihat sifat protektif Rasyid kepada Rissa.

Unintended Marriage (Lagi Buka Privat)Where stories live. Discover now