Bab 13 - Wedding [The End]

Depuis le début
                                    

Hermione perlahan melepas tangan Ginny dari tangannya, "Gin, mengertilah. Ini bukan duniaku lagi."

"Lalu apa? Hanya karna kisah percintaan sialanmu itu, kau akan pergi meninggalkan kami semua? Meninggalkan Aku, Harry, Mom, Dad, George, Luna? Masalahmu hanya pada Ron dan Draco. Jadilah dewasa dan selesaikan masalahmu! Jangan lari dari kenyataan, Hermione."

Hermione menunduk. Ginny benar. Selama ini Ia memang kekanakkan. Ia takut untuk menghadapi kenyataan. Ia takut dibenci. Ia takut melihat orang yang di sayanginya meninggalkannya. Jadi sebelum itu terjadi, Ia memutuskan untuk pergi lebih dulu.

"Hermione, jangan pergi lagi. Kami semua tidak marah padamu."

Hermione mendongak. Matanya sudah memerah karna terlalu lama menahan air mata.

"Tap-tapi.. aku.." mengambil napas sejenak, lalu menghembuskannya. "Boleh aku jujur?"

Ginny mengangguk.

"Aku.. aku tidak kuat melihat Draco dan Astoria."

"Tidak kuat kenapa? Memangnya aku ini dementor apa?!" Dengus Astoria yang tiba-tiba sudah ada di samping Hermione dan Ginny.

Hermione dan Ginny terkejut. Mereka langsung berdiri menghadap Astoria. Sedangkan gadis itu hanya berdiri dengan santai sambil tangannya menyilang di depan dada.

"Bagaimana keadaan, Draco?" Tanya Hermione dengan raut wajah khawatir.

"Dia gila."

"APA?!" semuanya berteriak.

Astoria mendengus. Ia menatap Hermione dengan satu alis terangkat. "Bagaimana aku tidak menganggapnya gila, kalau dia ingin menikahimu hari ini juga?"

Hermione langsung menutup mulutnya, terkejut.

***

"Apakah, Anda, Draco Lucius Malfoy, bersedia menjadi pendamping hidup dari Hermione Granger, selamanya, sampai akhir hayat memisahkan, disaat suka maupun duka?"

"Ya, saya bersedia."

"Apakah Anda, Hermione Granger, bersedia menjadi pendamping hidup dari Draco Lucius Malfoy, selamanya, sampai akhir hayat memisahkan, disaat suka maupun duka?"

Tangannya bergetar meremas seprai rumah sakit sampai kusut. Dengan sekali tarikan napas, Ia menjawab, "Ya, saya bersedia."

Sang pendeta menghela napas, lega. "Dengan ini saya nyatakan, kalian berdua, menjadi sepasang suami istri. Semoga Tuhan memberkati."

Netra hazel dan biru keabuan itu saling tatap dengan ragu. Masih terasa ganjil dengan semua yang terjadi. Apakah ini nyata? Apa ini bukan ilusi atau bahkan mimpi semata?

Ginny memekik kegirangan, "Selamat, pasutri baru!"

Hermione dan Draco merona. Mereka saling genggam merasakan kehangatan yang telah lama hilang.

Disisi lain, berdiri Astoria dan Ron dengan senyum kecil menghiasi bibir mereka.

"Ternyata kalau kita merasa ikhlas, rasanya lebih baik ya. Seperti beban yang kuemban selama ini menguap entah kemana." Ujar Ron.

Two Heart [DRAMIONE]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant