Part 2

412K 4.9K 38
                                    

Seminggu sejak pembicaraanya dengan Lily, Moris tidak pernah tenang, membayangkan lily bercinta dengan Sandy membuat hatinya panas. Bahkan saat ini ia menyewa beberapa orang untuk mengikuti kegiatan Lily, ia tidak ingin Lily melakukan hal bodoh yang akan membuatnya terpuruk. Dan untungnya setelah diyakinkan Lilo mau menitipkan Lily kepadanya dan saat ini Lily tidur di apartemnnya, karena ia memberikan tugas kepada Lilo untuk terbang ke Tahiti menyelesaikan beberapa masalah hotel disana dan yang terpenting untuk menemui orangtuanya, saat ini Moris sedang tidak ingin bertemu ayah dan ibunya, karena ia belum bisa memenuhi keinginan orang tuanya untuk menikah.

"Apa yang kau pikirkan?". Tanya Lily entah kapan ia sudah duduk di sebelah Moris di depan mini bar yang ada di dalam apartemen Moris.

Moris menoleh ke arah Lily menatapnya dengan lama. Lily sangat cantik, walaupun ia tidak memperdulikan penampilannya tetap saja ia terlihat seksi. Bibirnya yang menggemaskan, dengan tubuhnya yang berisi tidak seperti teman kencannya yang kebanyakan model dengan tubuh kurus kerempeng.

"benar kau ingin bercinta denganku?". Moris mengunci mata Lily dengan matanya yang tajam, seakan mampu menelanjanginya. Moris sudah membuat rencana, walaupun kejam, tapi hanya ini jalan satu-satunya untuk membuatnya tenang dan memiliki Lily.

Lily menganggukkan kepala, wajah memerah menahan malu, dia merasa seperti perempuan murahan yang sedang menjajakan tubuhnya kepada pria hidung belang, tapi Moris bukan pria seperti itu, Moris adalah cinta pertamanya, Moris berteman dengan Lilo sejak mereka Kuliah mengambil jurusan yang sama, saat itu Lily baru berumur 14 tahun, baru menginjak remaja, ia pikir waktu itu hanya cinta labil yang akan segera usai seiring berjalannya waktu, tapi ia salah setiap hari cintanya bertumbuh dan menjadi kuat, bahkan ia menutupinya dengan berlaku ketus kepada Moris. Dan saat ini ia ingin memberikan hartanya yang paling berharga kepada Moris, karena ia yakin, ia tidak akan bisa mendapatkan hati Moris.

"kemarilah, duduk di pangkuanku". Seperti robot lily mengikuti kata-kata Moris ia duduk di pangkuan Moris dengan tegang.

"rileks sweety... aku akan mengajarimu bercinta tapi setelah kau merasakan nikmatnya bercinta denganku". Moris melingkarkan tangannya di pinggang Lily, bibirnya melumat Lily, bibir Lily benar-benar lembut, membuatnya tidak bisa berhenti, bahkan hanya menciumnya saja, kejantannya sudah mengeras.

Lily mengerang menerima ciuman yang begitu memabukkan dari Moris, untuk pertama kalinya ia merasakan ciuman yang membangkitkan gairah di dalam dirinya. Tangan Moris mulai menelusup ke balik T-shirtnya, menelusuri kelembutan kulitnya, meremas payudaranya mempermainkan putingnya. Semuanya membuatnya melayang dengan kenikmatan yang diberikan Moris. Bajunya pun sudah dibuka Moris, mempertontonkan dadanya yang telanjang.

"kau seksi...". Desah Moris, bibirnya melumatnya payudara lily, dan tangannya bergerak mengelus bagian antara paha Lily.

"Mors..". rintih Lily. Rintihan Lily makin membangkitkan gairah Moriss, celananya sudah sesak menahan kejantannnya yang mengeras.

"kita selesaikan ini kamar sweety". Bisik Moris, lalu menggendong Lily menuju kamarnya, membaringkannya di ranjangnya yang besar. Tanpa melepaskan pandangannya, Moris membuka celana Lily membuatnya telanjang dan memamerkan bentuk tubuhnya yang seksi pada Moris. Dan ia melakukan hal yang sama pada tubuhnya, untuk kedua kalinya Lily melihat tubuh indah Moris tanpa tertutupi sehelai benang pun.

Moris membuka kedua paha Lily. Menyentuh kewanitaan Lily yang indah dengan jari-jarinya. Lily mengerang, kenikmatan itu menyiksa, serangan tangan Moris pada kewanitaan secara bertubu-tubi, kenikmatan itu tidak dapat ia tahan lagi.

"ayo keluarlah untukku sayang".

"Moris..!". teriak Lily, dan ia mengalami orgasmenya yang pertama. Nafas lily menderu, tubuhnya lemas, ia seperti pelari yang baru saja menyelesaikan lari marathon.

"itu belum seberapa sayang....". Kali ini Moris kembali membuka paha Lily, lalu melumatnya dengan bibirnya, memasukkan lidahnya ke dalam kewanitaan Lily. Gairah Lily kembali bangkit dengan sentuhan Moris. Ia menggelinjang, tangannya meremas seprai yang ada di bawahnya. Moris mengaduk-ngaduk bagian bawahnya menekan tonjolan, pusat inti dunianya, Lily berteriak, Orgasme yang kedua pun tidak dapat ia hindarkan.

"sekarang giliranku... ini akan sedikit sakit, tapi tidak akan lama, dan aku pastikan akan terbayar dengan kenikmatan yang akan kuberikan". Moris menggoda kewanitaan Lily dengan kejantananya, membuat Lily terbuai dengan sensasi yang ditimbulkannya, lalu dengan cepat ia mendorongnya masuk, membuat Lily berteriak.

"Aww...sakit Mors!".

"sshtt... tenanglah tidak akan lama". Moris kembali melumat bibir Lily dengan gairah, merasa lily sudah tenang, ia pun mulai menggoyangkan badanya diatas tubuh Lily.

"kau menikamatinya sekarang sweety". Bisik Moris di telinga Lily, lalu menggigitnya dengan lembut.

"hmmmm....". hanya itu jawaban Lily, dan dapat ia pastikan ia menikmati setiap gerakan yang dilakukan Moris.

"Sweety u're damn hot! So hot babe". Moris menggerakkan pinggulnya, rasa itu semakin lama semakin menuju puncak, tatkala ia merasakan kewanitaan Lily mulai menjepitnya.

"Moris....!". Teriak Lily tanganya mencakar punggung moris, ketika ia sudah mencapai orgasmenya untuk ketiga kalinya, tidak lama Moris menyusulnya. Mereka terengah-engah, keringat membanjiri tbuh mereka berdua.

Setelah melewati percintaan yang cukup dasyat dengan Lily, bukannya puas, justru ia ketagihan, ingin sekali ia mengulanginya lagi, tapi melihat Lily yang kelelahan membuatnya tidak tega.

Ia lalu merebahkan dirinya disebelah Lily, meraih tubuh lily dan memeluknya.

"kau menyesal?". Tanya Moris disela-sela kemesraan mereka.

"tidak, itu luar biasa". Walaupun ini pertama kalinya untuk Lily, tapi ia tahu percintaan mereka memang luar biasa.

"sekarang kita bahas peraturannya".

"peraturan??". Tanya Lily bingung.

"tentu saja semua ada aturan lebih tepatnya syarat, pelajaran bercinta dariku tidak gratis sweety". Jantung Lily berdetak cepat mencoba menerka-nerka syarat apa yang akan Moris ajukan untuknya.

"ba..baiklah...katakan saja".

"hanya satu, kau tidak boleh tidur dengan pria manapun selama aku mengajarimu itu syaratnya, dan kau harus menuruti setiap keinginanku, itu bayaran untukku, kau mengerti".

"Baiklah, aku setuju".

"bagus, sekarang tidurlah". Moris mengecup kening Lily dengan lembut, mengantarkan Lily menuju mimpi indahnya.

Not Just Sex! - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang