Don't Hold It

13K 888 126
                                    

Warning: super weird au, failed smut, marriage life, domestic!au, slightly angst, 7k words

(Will be revised soon.)

***



Saat itu pukul empat pagi. Pagi ini terasa benar-benar gelap di apartemen Yoongi. Lampu dimatikan dan hujan turun dengan sangat deras di luar.

Di dalam satu ruangan, Jimin berada di tempat tidur dengan Yoongi di atasnya, terus menggerakan pinggulnya dengan keras. Jimin menggigit bibirnya keras dan meremas selimut tebal dibawah tubuh mereka. Dia berkeringat, keduanya berkeringat.

Yoongi mendesis beberapa kali. Dia meraih dagu Jimin dan berkata, "Jimin... Sial."

Dengan itu, Jimin perlahan membuka matanya. Mungkin dia menutup matanya terlalu lama karena dia saat dia membuka matanya dia melihat beberapa kilauan di ruangan gelap itu.

Yoongi mendesis lagi ketika Jimin datang dan tanpa sadar mengepalkan otot-ototnya di bawah sana.

"Uh..." Jimin berbisik lembut. Yoongi kemudian mencium Jimin kasar. Dia menjilat semua darah di bibir Jimin. Jimin pasti menggigit bibirnya terlalu keras lagi. Hal ini terjadi beberapa kali. Hampir setiap kali mereka melakukan ini.

Yoongi terus bergerak dengan tempo yang berantakan beberapa kali sampai dia datang di dalam Jimin dan mengerang.

Kemudian, Yoongi perlahan membaringkan dirinya di samping Jimin dan mendesah lagi.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya, melihat Jimin yang masih terengah-engah.

"Y-ya, hyu-hyung." Jimin membenci dirinya sendiri karena tergagap tapi dia memang agak gugup sehingga, ya. Begitulah adanya. Dia selalu tidak bisa mengontrol perilakunya saat berada di dekat Yoongi. Dia gugup.

Yoongi lalu menghela napas keras dan Jimin tersentak. Yoongi tiba-tiba mengacak-acak rambutnya selama sepuluh detik dan menghela napas panjang.

"Ya... aku pikir aku perlu mandi." Yoongi melengos dan pergi ke kamar mandi dalam waktu singkat.

Ketika Jimin mulai mendengar suara air menetes, dia perlahan-lahan menangis. Dia memeluk bantal kesayangannya dan membenamkan wajahnya di sana. Dia menangis tanpa suara. Hujan masih turun deras di luar dan rasanya sangat dingin.

Mengapa Yoongi tidak mengerti? Jimin ingin memeluk Yoongi sepanjang malam. Kenapa selalu seperti ini? Yoongi akan pulang larut malam. Dia akan meminta Jimin untuk makan malam bersama-sama dan dia perlahan-lahan akan menciumnya. Dia akan hanya menggiring Jimin ke kamar untuk seks dan pergi dengan dingin seperti ini setelah dia selesai.

Mereka sudah menikah selama hampir setengah tahun, tapi selalu seperti ini. Hubungan mereka tidak berkembang. Mereka hanya orang asing yang tinggal bersama-sama. Jimin membenci fakta bahwa dia terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya. Dia ingin dicintai. Dia ingin Yoongi merawatnya. Tidak seperti sekarang ini, karena entah bagaimana, dia merasa seperti sedang dijadikan pelampiasan.

***

Sepertinya sudah hampir setahun yang lalu ketika Jimin bertemu Yoongi untuk pertama kalinya. Ibunya adalah orang yang memperkenalkan Yoongi kepadanya. Mereka bertemu di sebuah hotel saat Jimin menemani ibunya ke pesta ulang tahun yang ternyata adalah pesta ulang tahun ibu Yoongi.

Ketika mereka pertama kali tiba, ibu Yoongi menyambut mereka dengan senang hati. Kemudian, ibu Jimin mulai mengatakan dia benar-benar menyukai senyum Yoongi dan terus memuji Yoongi.

Dari pandangan pertama, Jimin tahu bahwa Yoongi pasti lebih tua dari dia. Kulitnya begitu pucat sampai Jimin bertanya-tanya apakah Yoongi pernah keluar rumah atau tidak, atau mungkin dia vampir?! Jimin tertawa akan pikiranya sendiri. Tidak mungkin. Konyol.

Recueil (YoonMin)Where stories live. Discover now