"Mau kemana kau ?"

Junhoe melayangkan pertanyaan dengan suara seraknya kepada Koo Hyori yang sedang menuruni tangga. Yeoja cantik bertubuh langsing itu kini sudah berpakaian seksi dengan dress mininya yang berada diatas paha. Rambut pirangnya yang tergerai indah menghiasi mulusnya kedua bahu yang terekspos tanpa penghalang. Tangan lentiknya menenteng sebuah tas mahal yang bisa saja ia pakai hanya satu kali lalu setelah itu ia buang di gudang.

"Kau tak tau betapa sibuknya noona cantikmu ini ? Haahhh sibuknya presdir bisa ku kalahkan dengan schedule ku yang bernilai jutaan dolar ini."

"Cciihh.. sombong sekali kau."

"Yaa.. kau tak percaya padaku ? Lihat saja, sebentar lagi pasti kau akan merindukanku gara-gara aku tak pernah kembali ke rumah." Hyori menyibakan mahkotanya.

Junhoe tersenyum simpul.

Perlu kalian tau, dibalik aura angkuhnya Junhoe mempunyai senyuman yang bisa membuat jantung para yeoja bergetar hebat. Senyum yang bisa memusnahkan aura angkuhnya, senyum yang akan menjadi kelemahan bagi siapapun yang melihatnya. Wajah tampannya akan bertambah seribu kali lipat jika senyum itu ia luncurkan di bibir seksinya.

"Ternyata kau sama saja sejak dulu, selalu meninggalkanku. Tak berubah."

Suasana tiba-tiba menjadi berbeda saat Junhoe mengucapkan kalimatnya. Hening, bukan tenang. Tapi serasa mencekam.

Raut wajah Hyori yang tadi terlihat begitu ceriapun tiba-tiba berubah. Entah sorot mata yang seperti apa lebih tepatnya, tapi pandangannya saat menatap dongsaengnya itu kini menjadi penuh rasa bersalah. Dia malah seakan menolak menatap Junhoe yang berada satu meter di depannya.

"Aaaiisshh ya sudah cepat sana kau pergi. Jadi tidak ada yang akan menggangguku tidur."

Junhoe mengacak poni depan Hyori. Tinggi badannya yang melebihi tinggi badan Hyori membuatnya dengan leluasa menyuntuh kepala sang kakak.

"Yaaa ! Kau membuat mahkotaku berantakan bodoh." Hyori menghempaskan tangan Junhoe dari kepalanya. Ia lalu merapikan kembali rambut pirang yang tergerai indah itu.

"Woahh suaramu ternyata masih tak berubah juga. Yaa.. apa pita suaramu belum putus ? Kau masih saja berteriak terus setiap berbicara. Bagaimana ada pemuda yang mau mengencanimu kalau begini ? Suaramu terlalu brisik."

"Heyy kau lupa siapa aku ? Koo Hyori yang bisa membuat pemuda manapun berlutut di kakiku. Ciiihh... tak perlu mencari mereka, mereka sudah mengejarku lebih dulu."

"Noona.. noona.. apa kau masih selalu di tinggalkan di apartemen sendirian setiap malam ?"

Buk.

Tas mahal yang bertengker di tangan Hyori melesat ke punggung Junhoe.

"Yaa! Kau meledekku ?"

"Hahaa.. ani. Aku hanya bertanya." Junhoe terkekeh.

Sudah lama sekali, yaa sudah tiga tahun dia tidak bercanda seperti ini dengan Hyori. Bahkan dulu saat bertahun-tahun dia tinggal satu rumah bersama sang kakak, moment seperti ini juga jarang terjadi.

Junhoe merasa senang. Kini dia bisa merasakan kembali hal itu. Kedekatannya dengan Hyori yang dulu sempat terbatas kini terjalin lagi. Sepertinya bukan terbatas, tapi ada sesuatu yang membatasi. Dirinya sendiri, yaa diri dia sendiri yang membatasinya.

Mulai hari ini, hari pertama dia menginjakan kakinya kembali di kediaman Koo setelah tiga tahun lalu, Junhoe tak akan melakukannya lagi. Dia tak akan membatasi dirinya. Tentu saja, dia bukan Koo Junhoe yang dulu. Dia adalah Koo Junhoe yang sudah berubah. Jadi dia tak akan mengulangi apa yang dulu ia lakukan. Semua akan berubah. Dan mungkin Hyori akan sangat terkejut dengan perubahan ini.

It Has To Be YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang