"Tapi bapak emang bohong kan? Bapak lagi cari duit kan? Gaji bapak kurang emangnya?"

"Bisa-bisanya ibu bicara begitu. Saya ini oknum polisi bu. Saya bisa menuntut ibu atas pencemaran nama baik!"

Ibunya dan si polisi malah bertengkar. Jungkook makin merengut dan bergegas mundur sebentar untuk menelpon seseorang. Jungkook ingat kok, ada seseorang yang bilang padanya jika dia ada di posisinya sekarang, hubungi saja sosok itu dan Jungkook akan lolos dan bernapas bebas.

Maka... Jungkook memutuskan untuk menelpon Taehyung meminta bantuan.

.

.

.

Dalam perjalanan ke Daegu, Taehyung menjelaskan setiap detail kasus yang ia terima dari pak Namjoon kepada Jimin. Jimin hanya sesekali merespon, karena pada dasarnya memang Taehyung yang mengetahui rincinya.

Cuaca hari itu cerah. Dan sesekali mereka mengobrol tentang hal lain. Misalnya kenapa Jimin terlambat dan apakah dia masih galauin mahasiswa bernama Yoongi itu?

Untungnya sebelum Taehyung semakin mengolok-olok Jimin yang cukup lelah mendengar ocehan sahabatnya, ponsel Taehyung berbunyi. Dan dahinya mengernyit walau raut senang sangat kentara muncul di sana.

"Ya, Kookie?"

Tjih. Ternyata Jungkook. Kenapa Yoongi juga tidak menelponnya?, batin Jimin merana. Yang kemudian langsung tersadar bahwa itu amat sangatlah tidak mungkin terjadi.

.

.

.

Senyum lima jari Jungkook makin melebar kala Taehyung mengangkat telponnya. Ia melirik sang umma dan si oknum polisi yang masih cekcok mulut. Kemudian menyuarakan maksudnya pada polisi ganteng di sebrang line.

"Taetae-hyuuuuuuung tolongin Kookieeee~"

["Iya, Kookie, minta tolong apa, hm?"]

"Kookie kan lagi ditilang ya, hyung. Padahal kan, Kookie lengkap, lampu motor Kookie nyala, spion bagus, knalpot pun bagus. Masa pak polisinya bilang kalau lampu motor Kookie tadi mati. Kookie kan ga pernah boong kan, hyung, kan?"

["Hmmm lalu? Kookie mau hyung ngapain?"]

"Ish~ hyung bicara sama tuh polisinyaaaaaaaaaa! Lagian razianya ga ada palang-palangnya gitu hyung, itu beneran suruhan kantor, yah?"

Hening meraja dan Jungkook masih menanti jawaban Taehyung di sana. Sampai akhirnya ia mendengar suara rem yang ditarik dan suara seatbelt yang dibuka. Sepertinya, Taehyung sedang ada dalam perjalanan ke suatu tempat.

["Berikan telponnya pada polisi itu, Kook."]

"Neeeeeee~"

Jungkook kemudian mendekati umma dan si polisi, lalu sambil masih cemberut menyodorkan ponselnya yang terhubung dengan Taehyung.

"Ya?"

"Nih, bapak ngomong sama orang ini aja. Dibilang Kookie tuh ga mungkin lupa nyalain lampu motorrrr~"

Si polisi mengernyit, namun menerima telpon genggam yang Jungkook kasih. Dalam hati berpikir, pasti akal-akalan supaya lolos. Tetapi nyatanya sapaan berikutnya dari orang di sebrang sana membuatnya tergugu tanpa tahu bagaimana harus berpijak lagi.

["Sebutkan nama, pangkat dan lokasi kantor kamu bertugas. Saya Kim Taehyung dari divisi dua menjabat sebagai kaki tangan Kepala Polisi Kim Namjoon, pangkat Sersan, berpartner bersama Park Jimin dan kalau Anda menggelar razia tanpa surat perintah kantor. Tell me. Who. You. Are. Now."]

Greatest AccidentalUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum