Bab1

46.3K 1.7K 66
                                    

CERITA INI SUDAH LAMA PERNAH GENJI PUBLISH DI TAHUN 2017 SAMPAI SELESAI DAN SEKARANG GENJI PUBLISH CUMA BAB 1 SAJA DENGAN TUJUAN UNTUK MENGISI LIST DARI DAFTAR CERITA YANG PERNAH GENJI BUAT SELAMA BERGABUNG DI WATTY.

==================================

Pagi yang cerah di musim panas, Florencia mengenakan dress motif bunga, dress yang membingkai tubuhnya yang berlekuk dengan indah. Floren panggilan gadis itu keluar dari rumah bibinya untuk menuju ke restoran kecil milik bibinya, restoran yang berjarak tak jauh dari tempat tinggal Floren dan bibinya. Dengan berjalan kaki dari rumah sampai ke restoran, Floren menikmati hembusan angin musim panas yang begitu menyejukkan.

Angin yang berhembus meniup rambut pirang madunya yang indah hingga menutupi sebagian wajahnya, Floren menyibakkan rambut itu. Langkah kakinya terus membawanya hingga sampai di depan restoran milik bibinya. Tanpa sengaja mata hazel Floren yang indah melihat sosok pria yang menjadi pujaan hatinya ketika dia melihat ke arah seberang restoran bibinya. Floren terpaku dengan sosok pria berbadan tinggi tegap dengan wajah tampan yang memikat setiap wanita, tak terkecuali gadis seperti Floren.

Dari tempat Floren berdiri, dia bisa melihat pria yang sudah membuat hatinya berdebar-debar tiap memandangnya, pria yang membuat dirinya jatuh cinta pada pria matang untuk pertama kalinya di usianya yang masih 19 tahun. Sebenarnya Floren sudah tahu sosok pria itu karena seringnya pria itu datang ke restoran bibinya dimana saat itu usianya masih 16 tahun. Di usianya yang ke-16 tahun itu tidak terbesit di pikiran Floren untuk jatuh cinta pada pria itu.

Floren menganggap pria itu terlalu tua. Dan seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kematangan usia Floren, ada rasa di hati Floren tertarik pada pria itu. Floren mulai mengagumi ketampanan dan tubuh atletis pria yang usianya jauh diatasnya. Pria yang pantas untuk menjadi ayahnya, pria tampan dengan tubuh tegap dan dia adalah seorang Duda tanpa anak, tanpa anak Floren. Ingat itu.

Floren mengetahui kalau pria itu seorang duda tanpa anak, saat dia tak sengaja mendengar bibinya berbincang dengan salah satu pengunjung restoran, dan pengunjung restoran itu adalah wanita yang Floren tebak, wanita itu tertarik dengan pria yang duduk sendirian di sudut ruangan kala itu. Bruce Marshall namanya, bibinya menyebutkan nama itu pada Si wanita. Setiap kali Bruce datang ke restoran pastilah dia akan mengundang perhatian dari banyak wanita karena wajah tampannya dan tubuh tinggi serta atletis. Sayangnya Floren tidak masuk hitungan dalam jajaran perempuan yang akan di lirik oleh pria itu.
"Aku cuma gadis bau kencur yang tidak berpengalaman, mana mungkin dia melirikku." batin Floren masih menatap pria di seberang restoran bibinya itu.

Di depan restoran, Floren masih saja terpaku dengan sosok pria dewasa di seberang jalan, pria itu sedang mengobrol dengan pemilik galeri lukisan. "Apa yang di lakukan pria itu di galeri restoran?" gumam Floren merasa ingin tau.

"Mungkin dia mau membeli lukisan." batin Floren.

"Ya, iyalah Flor, apalagi yang di lakukan orang yang datang ke galeri lukisan kalau tidak ingin membeli lukisan." kata hati Floren yang lain ikut menyuarakan.

Floren setengah melamun menatap sosok di seberang jalan itu, hingga teriakan bibi Carmen dari dalam restoran membuatnya tergagap dan mengalihkan perhatiaannya dari pria itu kepada bibinya yang sudah berkacak pinggang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Floren yang sedang bengong di depan restoran.

"Flor ... hei!" seru Bibinya. "Apa yang kamu lakukan, kenapa berdiri di situ saja. Cepat bantu bibi menata meja, sebentar lagi para pelanggan akan datang." teriak bibi Floren.

That's My Man (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang