FWB #2

1.4K 102 46
                                    

- B E L I N D A-

Hari ini, Aku, Genesis, dan Louis akan pergi ke London. Kami akan tinggal disana untuk selama-lamanya bersama Papa. Kami sudah muak tinggal bersama Mama. Semenjak mereka memutuskan untuk berpisah, Papa pulang kembali ke negara asalnya yaitu di London, UK. Sedangkan kami tinggal bersama Mama di USA, karena Mama memenangkan hak asuh kami. Kupikir tinggal bersama orang tua perempuan itu menyenangkan seperti apa yang teman-temanku katakan. Ternyata tidak, Mama malah tidak mengurus kami sama sekali. Louis lah yang menghidupi dan menyekolahkan kami. Bahkan Mama pernah akan menjual Genesis pada laki laki hidung belang. Ibu macam apa yang tega menjual anaknya? 

"Bell, apa kau sudah selesai mengemas semua barang barangmu?"

"Sudah, Lou. Aku tidak menyangka jika kita akan tinggal di London untuk selamanya dan meninggalkan Mama seorang diri disini."

"Sudahlah, Bell. Papa lebih menyayangi kita dan kehidupan kita akan lebih layak jika bersamanya. Kau dan Genesis ingin melanjutkan pendidikan kalian, bukan? Aku ingin kalian menjadi orang sukses."

"Aawwww Lou! Thankyou kau memang kakakku yang terbaik. Thanks sudah merelakan sebagian waktumu untuk mengurusku dan Genesis."

"Hanya kalian yang aku miliki. Apapun akan ku lakukan untuk kalian."

Kupeluk Louis dengan erat sehingga membuatnya terkekeh. Aku sangat bangga dengan kakakku yang satu ini. Di masa mudanya, ia rela bekerja untuk menyekolahkan kami. Ia bagaikan superhero untukku dan Genesis.

"Hey Bell, Lou, are you ready?"

"Yap. I'm ready!!!"

"C'mon girls sebelum Mama kembali, kita harus sudah pergi dari sini."

***

Kami sudah sampai di Bandara. Ini pertama kalinya aku menaiki pesawat selama 18 tahun. Jangankan naik pesawat, setiap hari aku hanya menggunakan angkutan umum jika ingin berpergian kemanapun.

"Genny, aku merasa gugup sekali. Ini kali pertama aku menaiki pesawat. Wuhuuu!"

"Same, Bell. Aku juga begitu. Aku berharap kehidupan kita bersama Papa disana bisa lebih baik. Aku ingin hidup normal seperti teman temanku."

"Papa tak akan membiarkan hidup kita terlantar seperti sekarang, Gen."

"Girls, C'mon. 10 menit lagi pesawatnya take off."

Kami segera memasuki pesawat menuju ke London. Dan soal tiket? Ya, Papa mengirimi kami sejumlah uang untuk membeli tiket. We miss you, Papa.

Beberapa saat berlalu, sekarang kami sudah sampai di  London. Genesis masih tertidur dengan Headseat menempel di telinganya begitupun dengan Louis. Segera ku bangunkan mereka dengan penuh semangat.

"Genesis, Louis! Hey wake up! Kita sudah sampai, guys!"

"Eeeenngghhhhhh"

"Oh gosh! Gen bangunlah!"

"Cepat sekali sampainya. Padahal kita membayar mahal tapi perjalanannya begitu cepat."

"Oh C'mon Louis kita hanya berbeda pulau, bukan berbeda benua."

"Oh i see. Cepat bangunkan kakakmu, Bell. Dia sangat susah dibangungkan."

Aku mengguncangkan badan Genensis berkali kali tapi ia tetap tidak membuka matanya. Astaga perempuan ini jika tidur sudah seperti kerbau saja. Aku memiliki ide untuk mengerjainya.

"Oh my god! Gen bangunlah! Justin Bieber ternyata duduk didepan kita!!!"

"Huh? Huh? Mana? Mana kekasihku? Mana, Bell? tunjukkan padaku!"

"In your dream wleeeee!!!"

"Wth? Oh shit!"

Aku dan Louis hanya bisa menaha tawa melihat ekspresi Genesis. Aku bersyukur memiliki mereka. Mungkin jika aku tidak punya saudara, aku akan mati karena bosan.

Saat menuruni pesawat, Louis segera menghubungi Papa. Louis berkata jika Papa tidak bisa menjemput kami dan akan ada seseorang yang menjemput kami disini.

Beberapa menit berlalu, Louis memanggilku dan Genesis untuk segera membawa barang kami dan menghampirinya. Saat aku akan mengambil koperku, tiba tiba tangan seseorang meremas payudaraku.

"Fuck!"

Laki laki yang menggunakan kacamata  dan Sweeter berwarna hitam itu hanya menyunggingkan bibirnya memunculkan seringain dan mengacungkan jari tengah padaku. Wht is that?! Siapa makhluk terkutuk itu?

"Hey, Bell. C'mon, kau sedang melihat apa sih?"

"Nope, Hanya sejenis unggas."

***

Oh shit! Aku masih memikirkan laki laki terkutuk itu. Siapa dia? Bisa bisanya meremas payudaraku di hadapan umum. Kurang ajar sekali dia! Jika aku sedang tidak kelelahan mungkin aku akan meneriakinya si cabul karena sudah melakukan pelecehan seksual padaku.

"Bell, Hello? Belinda!"

"Wtf you want, Genesis?"

"Hey whats wrong? Aku hanya ingin memberitahumu jika kita sudah sampai. Oh gosh!"

Oh lihat, Bell. Kau sudah berkata kasar pada kakakmu sendiri. Ini semua karena laki laki terkutuk itu. Genesis terlihat terkejut saat aku membentaknya tadi. Aku harus meminta maaf padanya.

Saat aku menurunkan semua barang barangku dari dalam bagasi, aku merasakan tangan seseorang menyentuh bahuku. Tangan Pria tua yang sangat aku rindukan.

"Papa!"

"My daughter. I miss you!"

"I miss you, Papa. Maaf kami baru mengunjungimu. Bagaimana keadaanmu?"

"Luar biasa membaik saat melihat anak anakku berkumpul disini. Kau sudah besar, Nak."

Papa terus memelukku dengan sangat erat seperti sangat merindukan anak bungsu kesayangannya sebelum perpisahan itu terjadi. Aku sempat meneteskan air mata. 5 tahun tidak bertemu membuat rindu yang sudah menumpuk tiba tiba tumpah begitu saja. Papa sudah semakin tua sekarang. Aku akan menebus semua waktuku yang sudah hilang bersamanya selama 5 tahun terakhir. Papa membawaku masuk kedalam istananya. Aku baru menyadari jika rumahnya sangat indah dan mewah bermodelkan minimalis tetapi kesan klasiknya sangat kental. Sudah kupastikan aku akan menyukai tempat ini. Melihat sekeliling, Aku sudah tidak melihat keberadaan Louis dan Genesis di lantai bawah.

"Papa, Where is Genesis and Louis?"

"Mereka sudah pergi ke kamarnya masing masing. Kamarmu ada di lantai atas di ujung sebelah kiri tepat disamping kamar Genesis."

"Thankyou. Aku akan membereskan barangku dulu."

Aku mencium pipi Papa sekilas lalu segera menaiki anak tangga menuju kamarku. Aku melihat pintu sebelah kamarku terbuka yang kupastikan itu adalah kamar Genesis. Aku memasukkan kepalaku kedalam sela sela pintu yang sedikit terbuka dan benar saja, Genesis sedang menata kamarnya.

"Hai, Genny?"

"Just go away from me!"

Genesis mengusirku dan bahkan ia tidak melihat kearahku sama sekali. Sepertinya ia sangat tersinggung. Kubalikan badanku lalu aku memasuki kamar tidurku untuk merapikan barang bawaanku. Selesai merapikan kamarku, aku menghampiri jendela yang berada didepanku. Saat kubuka gorden panjang berwarna cream ini, aku baru tersadar jika kamarku memiliki pintu yang terhubung langsung dengan balkon. Sepertinya ini balkon pribadi. Oh thanks god! Here i need. Kuhirup udara London yang segar ini lalu menghembuskannua melewati mulut. Aku melihat suasana sekeliling lalu pandanganku tertuju pada laki laki yang sedang menggunakan sepeda dibawah sana. Aku mengenali betul wajah laki laki itu. Rahangnya yang tegas. Ya, aku mengenalinya!

"Hey Asshole!!!"
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.

Hey guys. Ini ff baru gue judulnya Friends with Benefits.

Gimana permulaan ceritanya?

Butuh kritik dan saran kalian.

Don't forget to Leave vomment(s) syg❤

Friend With Benefits [ H.S]Where stories live. Discover now