Takdir Bertemu Kembali

14.7K 1K 17
                                    

"AGRA, AGRA, AGRA DIMANA KAMU!!" Suara Abdullah yang nyaringnya melebihi hansip yang meneriaki maling.

'pletakk'

satu sentilan di dahi berhasil membangunkan Agra, namun kemudian dia kembali menarik selimut.

Tiba-tiba Papanya tersenyum kemudian duduk di bangku meja belajar Agra.

"Gra, kalo hitungan ke lima kamu gak bangun, besok motor kamu Papa jual, SIM kamu papa tahan ya,"

"Satu...dua..tiga..."

"Iya-iya, Pa, ampun Pa, ampun!"

Agra yang akhirnya bagun sambil mengangkat tangan, seolah-olah Papanya adalah polisi yang sedang menodongkan pistol. Ckck.

"KAMU TUH YA, PAPA KIRA KAMU BENER BAKAL SHOLAT TADI DI BELAKANG, PAKE SEGALA BILANG MAU BACA MUSHAF DULU DI SHAF BELAKANG, EHH TAUNYA KABUR, TENGAH-TENGAH SHOLAT PULA, MAU DI TARO DIMANA MUKA PAPA SAMA KIYAI MUSTAFA?!" cecar papanya sambil menunjuk mukanya.

"Pa, yang pertama, muka ganteng papa taronya ya disitu aja, soalnya kan gaenak nanti kalo ganteng ganteng mukanya di taro di dapur. Yang kedua, aku ngantuk banget Pa tadi,makanya aku pulang, dari pada aku tidur di masjid nanti papa tambah malu. Bisa-bisa muka Papa, Papa tinggal di masjid lagi." Agra menjelaskan dengan nada seolah olah dia seorang guru tk yang sedang mengajar muridnya.

"Kamu tuh ya, masih aja bisa bercanda dibilangin orangtua, yasudah! Papa maafin."

"Nah, gitu dong Pa, masa gara-gara gitu doang SIM aku di tahan, kaya polisi nilang aja Papa!"

"AGRAA!"

"Apa Papa?"

Abdul yang mulai jengah menghadapi Agra menyudahi kemarahanya tentang kelakuan konyol Agra tadi.

"Yasudah, nanti kamu temui Kiyai mustafa dan keluarganya, rumah mereka persis di belokan sebelah. Sebelum itu sempetin beli parsel dulu ya buat mereka."

Ya, rumah Agra memang terletak persis di dekat belokan dan rumah disebelahnya memang dari dulu kosong.

"Lah, Pa, kenapa gak Papa aja sih? Aku kan gak kenal."

"Justru sengaja biar, kamu kenal sama beliau, itung-itung kenalan sama tetangga baru. Orangnya itu yang tadi pagi nyuruh papa sholat di shaf depan. Lagi pula, Papa gak bisa, karena jam 7 Papa udah harus terbang lagi ke US."

Kini ekspresi Agra yang tadi dibuat buat sok lugu ala anak kelas 1 sd berubah total, begitu mendengar kalimat terakhir dari Papanya.

"Yaudah." jawabnya singkat dengan nada dan ekspresi yang datar.

"Agra Papa tuh kerja buat ka..."

"Udahlah Pa, gak perlu di dramatisir. Emang udah kebiasaan kita gitu kan, bagi papa aku itu gak lebih dari sekedar makluk yang cuma butuh materi, dan aku udah gak nabsu buat drama-dramaan lagi Pa, kalo mau pergi ya, yaudah!"

Belum selesai Papanya bicara, Agra sudah memotognya dengan rentetan kalimat yang sangat menohok Papanya.

"Bukan begitu, Gra..."

Abdullah memandang nanar sosok anaknya,tapi kemudian memilih untuk diam, tak mau kata katanya akan lebih membuat Agra dan dirinya sendiri semakin sakit.

______________

'Kringgg'

Bell masuk berbunyi nyaring, semua siswa SMA Brawija segera berlarian ke kelasnya masing masing, kecuali 3 siswa yang masih duduk dengan kepulan rokok di taman belakang.

"Gra bagi rokok dong, punya gue abis nih lupa beli." ucap Arif yang baru datang sambil melempar tas ke atas bangku.

"Kemane aje bos, baru dateng?" tiba-tiba Nathan yang duluan melemparkan rokok dan dismbut tepat oleh tangan Arif.

"Panggilan alam kawan." katanya sambil menyalakan rokok yang tadi di lempar Nathan.

"Eh ada yang tadi ngode ngode tuh sama Agra di path,ehh malah di semprot tu sama yang dikodein." tiba-tiba Ardi nimbrung dan dibalas dengan toyoran dari Agra.

"Bacot dah" kalimat Agra menimpali setelah menoyor kepala Ardi.

"Lagu lama banget dah si Intan pake segala ngode, tapi kenapa gak lo terima aja si gra?"

"Ahh lo kalo mau mah bilang aje, Nat" kata Arif.

"Bercanda lo men, gue kan udah ada Astrid. Bisa-bisa dijadiin brownis gue sama dia!"

"Lo kenapa dah dari tadi diem,terus tar tiba-tiba ketawa, gue tau lo bego Gra, tapi jangan jadi gini juga dong!" Arif tibatiba nyeletuk dengan wajah yang dibuat buat.

"Udeh ah banyak bacot lo semua, mending adek kalian yang tercinta ini balik ke kelas, nanti di cariin Bu Rida gue."

Kalimat Agra sambil mematikan puntung rokoknya dan berjalan mengambil tas yang diiringi tatapan heran teman temanya.

'sejak kapan si Agra jadi betah masuk kelas begitu' batin mereka.

_______________

"Kamu ini baru satu hari sekolah di sini udah telat, Citra! Mau jadi apa ke.."

Omelan Bu Rida seketika terhenti ketika melihat Agra masuk.

"Bagus ya udah tambah jagoan kamu sekarang masuk gapake salam, kacing dibuka satu, baju gak dimasukin, kaos kaki hitam, mau jadi apa kamu?!"

Bentak Bu Rida pada Agra

"Jadi suami ibu aja nanti gimana?" Ledek Agra pada Bu Rida yang memang sampai umurnya saat ini menginjak 32 belum juga married,seketika
tawa membahana di kelas.

"AGRAAA KAMU ITU!!"

"Sudah cepat kamu sana ke lapangan sampai jam ibu selesai, kamu juga Citra!"

"Siapp Bu guru!" jawab Agra seperti anak tk yang diberi tugas namu tiba-tiba.

"Elo?!"

Mata Agra kaget melihat sosok yang tadi pagi ia temui bisa ada di depan matanya sekarang.

'Kok dia bisa ada disini??' Agra membatin dalam hati.

Bad Boy Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang