L'Y 1

4.2K 300 1
                                    

Feeya terus melangkahkan kakinya menjauh dari Peter dengan menggigiti kuku jari tangannya geram, "Feeya!" Peter meneriakan nama Feeya sekencang yang ia bisa.

Gadis 13 tahun yang masih memakai seragam sekolah menengah pertamanya itu menggeram kesal. "APA?!" Feeya balik meneriaki Peter yang sekarang sudah berdiri didepannya dengan nafas terengah-engah.

"Mau Paman itu apa?!" Tanya Feeya melangkah mundur perlahan, Peter menghela nafas, "Paman kesini mau menjemput kamu Fey," Feeya menggeleng, "kenapa gak papa? Mama? Kak El? Kenapa harus Paman?" Tanya gadis manis itu beruntun.

"Kamu tahu kesibukan orang tua kamu Fey, kakak kamu? hari ini jadwalnya latihan sama Antony, kamu juga pulang sesore ini karna ekstrakulikuler kan? Ayolah, Paman disini cuma mau jemput kamu" Peter berusaha menekan amarahnya dihadapan gadis itu, Feeya masih berdiri membuang muka dari Peter.

Peter menghampiri Feeya dan menarik ringan tangan mungil Feeya kembali ke tempat ia memarkirkan mobilnya. Feeya tidak memberontak kali ini, tapi ia mengucapkan sederet sumpah serapah didalam hatinya untuk lelaki yang sedang menggandeng tangannya itu.

Perjalanan pulang mereka hanya diisi oleh keheningan, mereka berdua tidak banyak bicara. Sesekali Peter melemparkan pertanyaan mainstream seputar sekolah dan pelajaran Feeya, seperti 'bagaimana harimu disekolah?' 'Apa ada yang menjahilimu?' Dan hanya akan dijawab oleh gelengan atau anggukan oleh Feeya.

Ada apa sebenarnya, ini sudah hampir 10 tahun tapi dia tetap seperti mempunyai dendam kesumat padaku, batin Peter menjerit.

Feeya keluar dari mobil Peter tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, bahkan sekedar 'terima kasih' Peter menghela nafas *lagi dan menyusul Feeya masuk kedalam pack-house itu.

Ashley berdiri menyambut Peter dengan senyum mengembang, sedangkan Peter melayangkan senyum kecut pada Ashley. "Masihkah?" Tanya Ashley pada Peter sambil merangkul lengan lelaki tampan nan tegap itu menuju pantry,

Peter mengangguk, "entahlah Ash, apa aku benar-benar ditakdirkan untuk tidak mempunyai Mate?" Ujarnya putus asa,

Ashley yang sekarang sedang menuangkan air mineral kedalam gelas tersenyum lembut pada Peter, "kamu tidak boleh bicara seperti itu Peter, semua makhluk hidup pasti sudah mempunyai pasangan mereka sendiri," Peter diam. Ashley memperhatikan orang yang sudah dianggapnya kakak itu dengan senyum dan ia berjalan meninggalkan Peter yang masih sibuk dengan pikirannya.

**

Feeya melempar tas sekolahnya dengan sembarangan, "aku sangat membencinya." Desis Feeya melompat ketempat tidurnya dengan pose tengkurap. Ia bahkan tidak tahu kalau Peter bisa mendengar suaranya dari dapur.

Seperti teringat sesuatu Feeya bangkit dan berjalan kearah meja belajarnya, ia mengambil ponsel yang memang tidak pernah ia bawa ke sekolah, ia menyalakan ponselnya dan seketika berbagai notifikasi media sosial dan chat memenuhi ponsel itu, Feeya tersenyum sambil membuka satu persatu pesan dan notifikasi itu,

Ia tersenyum jenaka melihat pesan dari kakak kembarnya yang berbunyi, 'de, maaf ya. Kakak pulang duluan. Kamu kan ada eksul dan kakak ada latihan jadi kakak gak bisa nunggu kamu.'

"Pasti dia lupa aku gak bawa hp" Feeya tersenyum sembari melanjutkan membuka pesan-pesan berikutnya,

Sampai matanya terpaku pada sebuah pesan dengan nama pengirim "Brooklyn" secepat kilat ia kembali mendudukan dirinya dikasur dan membuka pesan dari pria bernama Brooklyn itu.

'Hey Fey, ehm. Kamu gak sibuk kan nanti malem? Kakak mau ajak kamu keluar.'

Feeya balas mengerikan, 'oke! Aku tunggu ya kak' setelah mendapat balasan 'nanti kakak jemput jam 6!' Feeya tidak membalasnya lagi. Ia berlari keluar kamar menghampiri Ashley yang sedang duduk santai di Taman belakang, tempat favoritnya.

LOVING YOU (Sequel My Nerd Mate) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang