1 - Huh?

7.4K 360 4
                                    

Tahun ajaran baru telah tiba. Devi Kinal Putri, Bersyukur karena NEM-nya cukup besar sehingga ia bebas untuk memilih SMA mana yang akan ia pilih. Dan pilihan itu jatuh kepada SMA Pelita Bangsa yang terkenal dengan guru-gurunya yang sangat berpengalaman dan Siswa-siswanya yang berprestasi.

Tapi Kinal bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ia siap menghadapi segalanya?


Kinal

Hai. Namaku Devi Kinal Putri. Abege labil alias Anak baru gede. Lahir dengan bahagia dengan keluarga yang bahagia juga. Aku baru saja masuk ke dunia putih abu-abu alias SMA dan .. Aku siap!

Gak biasanya nih 1x alarm udah bangun. Biasanya berpuluh-puluh kali alarm, sampe dibanjur, baru bangun.

Alhamdulilah, Aku mendapat nilai NEM yang cukup besar. Bukan cukup lagi. Tapi SANGAT! Aku aja sampe gak percaya. 39.75!

Maka dari itu, aku bisa bebas memilih aku ingin masuk SMA manapun karena Nilaiku yang besar. :))
Dan akhirnya aku menjatuhkan pilihan ke SMA Pelita Bangsa.

SMA Pelita Bangsa terkenal dengan para cowok gantengnya.. eyy no no. Dengan Prestasinya yang banyak dan siswa siswinya yang sering masuk olimpiade.

Di SMA Pelita Bangsa, gaada yang namanya MOS atau apalah itu. Adanya, kita masuk kelas dan beberapa orang dari OSIS akan menjelaskan apa apa saja bagian bagian dan ruangan yang ada di sekolah ini.

Tau apa yang aku tunggu? Kaka OSIS yang badainya ga ketolong.. Haaa:')

Aku berangkat pukul 06.30 dan sampai tepat 06.45 karena memang sekolah itu tak terlalu jauh dari komplek rumahku.

Lalu, beberapa kakak OSIS menyambut hangat anak-anak baru, mempersilahkan kami masuk.

Aku mencari namaku dipapan itu, Mendapatkan kelasku, dan langsung masuk ke dalam kelas itu.

Aku berlari saking bahagianya, dan aku menabrak seorang kaka kelas.

"Eh, maaf kak saya gak sengaja."

"Iya dek, maaf saya juga nggak konsen."

Aku bisa melihat nama yang tertera didadanya itu. Kak Jenny.

Aku membuka perlahan pintu itu, dan yang kulihat hanyalah seorang perempuan.. mirip bidadari. Cantik sekali!

Aku mengambil tempat duduk yang agak jauh dari dirinya.

Ia memandangiku dengan tatapan rendah kepadaku. Apa yang salah? Hey, kalau kau cantik tapi kelakuanmu begitu, kecantikanmu itu nggak ada gunannya.

SMA Pelita Bangsa itu sekolah yang sangat mahal. Yang masuk kesini rata-rata adalah orang orang yang berbeasiswa. Mungkin aku hanyalah satu satunya orang yang beruntung?

Kelas 10 terdiri dari 5 kelas IPS dan 5 kelas IPA. Aku masuk di Kelas IPA 10.1. 1 kelas berisikan 5-10 siswa saja.

Lihat. Mungkin persaingan dikelas ini akan memanas.

Setelah lengkap, Seorang guru masuk kedalam kelas, Ia memperkenalkan dirinya. Ia bernama Melody Nurramdhani Laksani. 23 tahun, Sarjana S1 di umur 20 tahun, IQ-nya diatas 150.

Tanpa sadar mulutku menganga mendengar itu.

'Saking pinternya kaliya, Sarjana S1 diumur 20 tahun.' gumamku.

"Sekarang kalian yang akan memperkenalkan diri. Hm, Jessica Veranda Tanumihardja, Dipersilahkan."

Perempuan yang baru saja kubenci itu maju dengan eloknya. Nggak. Tetep aja aku benci dia!

"Hallo, Nama saya Jessica Veranda Tanumihardja, Panggil saja Ve. Saya dari SMP 32 Jakarta."

Sebentar. Dia manis juga. Oke, tingkat kebencianku menurun. 70% saja.

Bu Melody mempersilahkan Ve duduk, lalu Ia menyuruhku untuk maju kedepan.

"Devi Kinal Putri, Silahkan"

Aku maju, Dan memperkenalkan diriku.

"Hallo. Nama saya Devi Kinal Putri, panggil saja Kinal. Saya dari SMP 2 Bandung."

Lalu seorang laki laki dipojok sana mengangkat tangannya.

"Permisi, Nama saya Ghazali. Em, Kamu peraih NEM tertinggi se-Indonesia?"

Aku menggangguk.

Dan aku melihat si Veranda yang angkuh itu memicingkan matanya.

"MANEEEH CARI MASALAH SAMA AINGG AWAS WEH.' lirihku.

"Sabar nal, Ve dari SMP udah nyebelin gitu." kata Shania, teman sebangku-ku.

Bell istirahat berbunyi, saatnya makan!!

Veranda

Hai. Aku Jessica Veranda Tanumihardja. Anak konglomerat yang kaya raya tapi nggak sombong. *nggak sombong ko kaya rayanya dibahas sih mbak😂

Aku masuk SMA ini karena aku mendapatkan beasiswa saat aku mengikuti lomba bahasa Jepang di SMA Pelita Bangsa.

Aku malas sekali untuk sekolah hari ini. Ditambah si tengil yang masuk kedalam kelas itu. Ahhh hariku makin berantakan.

Aku benci mempunyai teman karena aku tidak pernah bisa bersosialisasi samasekali. Lihat si tengil itu. Baru masuk saja temannya sudah segaban.

Aku berjalan malas ke kantin. Membeli sebungkus batagor lalu kembali ke kelas. Dan dikelas ada si tengil itu sedang memainkan Macbooknya.

Saat aku menengok kebelakang, Mata kami saling bertemu.

"Heh tengil, gausah sok sokan natap gue dari jauh ya!"

"Woy, maneh nanaonan? Gue ga liat keelo kok!"

"Tengil." kataku sambil memicingkan mata.

Ia langsung bangun dan menghampiriku. Ia tarik kerah kemejaku dan berkata :

"Kalo gasuka sama saya gapapa kok. Gausah mandang saya rendah. Saya tahu anda pasti lebih kaya dari saya, Saya juga punya harga diri!"

Aku bisa merasakan nafas hangatnya darisini.

Kami bertatapan, Si tengil ini masih memegang kerah baju ku. Dan bu Melody datang.

"HEY KALIAN LAGI APA?!"

"Dia mandang saya rendahan bu. Saya gasuka." kata Kinal tegas.

Lalu bu Melody menasehatiku dan langsung pergi.

'DASAR TENGIL. MAU MACEM MACEM SAMA AKU?'

TBC.

I'm In Love With My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang