Aku mencubitnya kecil dengan tanganku yang ada dipinggangnya, "Bahasamu Harry."

"Maaf. Aku hanya terkejut kau tidak pernah melakukan nya dengan Darren. Darren American, right? And umm.. you know what I mean dan ya, aku hanya terkejut." Harry mengatakan nya dengan cepat.

"And that is the reason why we broke up." Ujarku mengabaikan komentarnya tentang Darren.

"Kenapa? Karena kau tidak mau?" Tanya nya dengan suara dan mimik muka yang serius.

"Benar. Because I'm a virgin dan aku akan menjaga nya sampai menikah." Aku tersenyum dan Harry ikut tersenyum.

"Are you cool with that? Karena maaf, aku tidak bisa memberimu lebih seperti gadis-gadis barat kebanyakan. Aku tidak mau dan tidak bisa mengecewakan orang tuaku" Ujarku sambil tersenyum tipis sebelum aku mendengar respon Harry.

"Selama kau bersamaku, I'm totally cool. Aku bangga padamu, Naya. Aku akan berusaha agar tidak akan membuatmu melakukan nya denganku sebelum aku menikahimu." Setelah berkata seperti itu, Harry mencium pipiku.

"Oh, please, kau masih 18 tahun dan kau sudah berencana untuk menikahiku. Mau dikasih makan apa anakku nanti." I rolled my eyes (lagi).

"Dan kau sudah membicarakan anak." Sahutnya mencibir sambil mengarahkan pandangannya kedepan.

Aku tidak menyautinya lagi karena aku ingin menikmati pemandangan yang ada dihadapanku saat ini. Aku menyenderkan kepalaku pada pundak Harry.

Aku rasa aku benar-benar sudah membuka hatiku lebar-lebar untuk Harry, karena aku merasakan perubahan sikap dan nada bicaraku padanya beberapa hari ini.

"Babe.." Panggil Harry.

Akupun menyaut, "Hmm?"

"Aku ingin semua orang tau bahwa sekarang aku sudah memilikimu." Ucapan nya sukses membuatku menegakkan kepalaku.

Maksudnya dia ingin memberitau fans nya, begitu? Oh, aku akan terkenal. Which is not really good. Walaupun aku sudah cukup terkenal dikalangan fandom-fandom seperti itu.

"Kau mau mengirim tweet untuk mengkonfirmasi?"

"Tidak, kita akan melakukan nya disini." Sahutnya dengan senyum lebar khas Harry Styles.

"Kau akan berteriak? Begitu? Uh, itu memalukan Harry."

"Tidaklah. Jika aku teriak, yang ada mereka sadar bahwa ini adalah aku."

"Lalu?" Aku menautkan alisku, heran.

"Kiss me."

"Wha--" Lagi, Harry menyela omonganku.

"Aku sadar bahwa sejak tadi ada orang yang mungkin paparazzi mengambil gambar kita. Since kita tidak ada foto kissing yang tersebar, mereka akan bertanya jika nanti foto kita sedang berciuman tersebar." Jelasnya excited dengan wajah yang suppa cute. Aku mengerti maksudnya dan..

"Okay, come here." I wrap my hands around his neck and start to kissing him. Harry kiss me back, ofcourse. And his hands rubbing my back softly.

Beberapa detik kemudian, aku melepaskan bibirku.

Aku tidak terlalu terbiasa untuk PDA, kau tau.

"Sudahkan?" Tanyaku masih dengan posisi yang sama.

"Lagi.." Sahutnya dengan mata berbinar seperti lost puppy. Which is freakin' cute!

"HARRYY!!!"

Aku dan Harry melepaskan tangan kami saat mendengar suara perempuan yang meneriaki nama Harry.

Saat aku menengok, aku melihat 2 remaja sedang berjalan kearah kami.

Aku dan Harry berpandangan sebentar lalu kembali melihat kearah 2 anak remaja tadi.

"Harry!! OH MY GOD!!" Pekik salah satu dari mereka.

Harry memberi senyuman pada --yang aku yakini adalah-- Fans One Direction.

"Hai guys." Sapa Harry sambil tersenyum. Dan aku hanya memperhatikan 2 anak ini yang matanya sedang berbinar menatap Harry.

"Harry! OH MY GOD I CANT EVEN..." Ujar yang satu nya.

Perempuan yang ada didepanku melihat ke arahku, akupun tersenyum. Bukan maksud sok ngartis atau sok apalah terserah. Itu sudah menjadi kebiasaanku sepertinya.

Tapi kau tau apa yang terjadi terjadi? Perempuan itu malah langsung melengos tanpa tersenyum balik.

Hih! Sudah bisa kupastikan bahwa anak ini pernah mengirimkanku kata-kata kasar ditwitter.

"Harry, apa yang kau lakukan disini?" Tanya anak songong tadi.

"Aku sedang berkencan dengan Naya. Right babe?" Sahut Harry santai lalu melingkarkan satu tangan nya dipinggangku.

HARRY!! Apa kau mau menyaksikan diriku diceburkan kedalam sungai thames?!

Dan dengan sekejap, semua mata tertuju padaku.

"Hah? Oh.. Iya." Sial. Harry sudah membuatku seperti orang tolol.

Aku juga tidak tau mengapa menjadi gugup untuk mengaku pada mereka.

"And you two just kissing. Am i right?" Anak dengan mata biru seperti Niall berkata dengan antusias.

"Umm.. Benar. Apa kalian melihatnya? Atau bahkan kalian mengambil gambarnya? Coba perlihatkan padaku, dong." Harry benar-benar gila.

Mana ada superstar seperti dia dengan santai nya berkata seperti itu pada fans nya.

"Tidak, sayang sekali.. Tapi.. bisa kalian ulang? Biar aku yang mengambil gambarnya." Ucapan anak bermata biru itu membuat mataku melebar.

"Ugh, shut up casey, tujuanmu menghampiri Harry kan untuk mengambil gambarmu dengan Harry. Bukan untuk mengambil gambar mereka berciuman." Ujar anak songong tadi dengan memutarkan bola matanya.

Ya walaupun dia menyebalkan, tapi dalam hati aku berterima kasih padanya.

Bukan karena aku tidak mau mencium Harry, tapi aku tidak mau ditonton seperti ini. Memang nya aku ini apa.

"Ayo sini jika kalian ingin berfoto." Harry melepaskan pegangan nya pada pinggangku dan bersiap untuk berfoto dengan fans nya.

Aku sedikit menyingkir untuk memberi tempat untuk mereka berdiri disamping Harry.

Setelah selesai, anak yang bernama Casey itu menghampiriku, "Hai Naya, boleh aku berfoto denganmu?"

Aku mengadahkan kepalaku untuk melihat Harry yang sedang mesem-mesem tidak jelas.

"Oh iya boleh. Ayo."

-----

"Ayolah.. Boleh aku berfoto denganmu?" ledek Harry tak henti-henti sampai kita memasuki lobby apartmentku.

"Shut up, Styles." Ujarku. Aku mempercepat langkahku agar tidak sejajar dengan orang gila yang bisa melelehkan banyak kaum hawa ini.

"Aku akan berhenti jika kau mau berfoto denganku." Sahutnya lagi saat sudah bisa menyamai langkahku.

Aku hanya memutarkan bola mataku kesal.

-----

udah lama ngepostnya, garing, pendek lagi! cacat bgt hffff.

TETEP VOTE DAN COMMENT YAAAA<3

In Between (One Direction)Where stories live. Discover now