Prolog

542 59 5
                                    

Berat sekali. Udara di dalam ruangan ini cukup berat.

Di dalam ruangan tamu, terdapat dua insan yang tengah membicarakan hal yang serius. Benar-benar serius.

Salah satu dari kedua insan itu adalah pemuda berambut merah ini. Wajahnya memperlihatkan ekspresi tidak setuju, tidak suka, tidak terima dengan hal yang lawan bicaranya katakan.

Tunggu. Tidak setuju?

Braaak!!

Si rambut merah memukul meja dengan keras. Hal ini dapat memperlihatkan kalau ia benar-benar tidak setuju dengan ucapan sang lawan bicara bukan?

Si rambut merah sedang marah sekarang, padahal bisa di bilang ini adalah hari kebahagiaannya karena orangtuanya telah pulang dari luar negeri.

Tetapi kenapa... sekarang ia marah ya?

"Aku tidak setuju, Okasan"

"Kau harus setuju, Karma-kun"

"Tetapi apa hubungannya gadis itu denganku sampai-sampai dia harus tinggal disini bersamaku? Sekolah di tempat yang sama denganku? Dan bahkan dia harus di jaga olehku?! Sebenarnya siapa dia?!"

Uh oh. Tertanya inilah permasalahannya. Si rambut merah---ah, mari kita panggil ia Karma. Tidak menyetujui perkataan ibunya sendiri dalam masalah yang serius ini. Yah, bagaimana ia tidak setuju coba? Ia disuruh menjaga gadis yang bahkan tidak ia ketahui bagaimana wajahnya, dan ia juga disuruh untuk sekolah serta tinggal bersama gadis asing itu. Sebenarnya siapa dia?

"Dia adalah [Surname] [Name], Karma-kun"

"Oh, jadi aku di suruh tinggal bersama dan menjaga gadis asing bernama [Surname] [Name] ini? Dan kalau sampai dia terluka yang salah aku juga? Karena aku yang akan bertanggung jawab atas gadis ini?"

Jujur saja, sang lawan bicara; Ibunya Karma sangat tidak menyukai sikap putranya ini. Apa yang membuat putranya ini marah sampai berani memukul meja di hadapan ibunya sendiri?

Sebegitu tidak setujunya kah ia sampai berani melakukan hal itu?

"Dengarkan Okasan, Karma-kun. Keluarga [Surname] sudah saling mengenal dengan keluarga kita sejak dulu, Okasan dan Otousan pernah di bantu oleh keluarga mereka. Dan sejak saat itu kami menjadi dekat dan akrab"

"Yah, yah, lalu?" Karma hanya mengangguk-angguk dengan ekspresi datar

"Ini saatnya untuk kita membantu keluarga [Surname]. Putri tunggal mereka yang bernama [Surname] [Name] ingin bersekolah di Jepang. Namun di Tokyo tidak ada satupun keluarga mereka. Di Jepang hanya ada bibinya [Name], tetapi dia tinggal di Kyoto"

"Kalau begitu mengapa gadis itu tidak tinggal bersama bibinya saja? Akan lebih mudah bukan kalau dia tinggal bersama keluarganya sendiri?"

"Masalahnya, [Name] sama sekali belum pernah berkunjung ke Jepang, putraku. Dia sama sekali tidak mengetahui apapun tentang jalanan yang ada di Jepang."

".........."

Tak dapat melawan perkataan sang ibu; Karma sedikit menundukan kepalanya. Pandangannya ia alihkan ke arah lain.

Kemudian sang ibu berjalan mendekatinya; salah satu tangannya ia letakan di puncak kepala Karma

"...Okasan?"

"Okasan mempercayaimu. Karena kau adalah satu-satunya putraku. Putra tunggalku, putra kesayanganku. Kepada siapa lagi aku meminta bantuan selain kepadamu, hm?"

Senyuman yang khas kini terukir pada bibir Karma kala pandangan lurus menghadap sang ibu yang kini juga tersenyum ke arahnya

"Jadi, bagaimana?" Sang ibu bertanya sembari mengelus-elus rambut merah putranya

"Baiklah, Okasan. Aku akan tinggal bersamanya sesuai dengan kehendakmu."

――――――――――――――――――――――――――――――――――――――――――――――――

Halooo, Chikin deesu!! Akhirnya aku upload juga ini FF di Wattpad mwahahaha /5.

Kali ini aku akan buat FF yang bergenre Romance, Comedy, Fluff. Dan Rate nya mungkin T+. Sebenarny udah lama kepikiran pengen bikin FF ini tapi aku selalu bersabar diri karena mau menyelesaikan Orific buatanku dulu baru bikin FF ini. Tapi aku akhirnya melewati batas kesabaranku dan memutuskan untuk segera mempublish story ini huehuehue. Btw, maaf kalo prolognya agak gaje atau susah di mengerti di awal" yah---- /y.

Oke dokie, sekarang cuma itu aja ya dulu. Jangan lupa kasih vomment ya! Dan terimakasih bagi yang sudah membaca. See you in the next chapter!

I'm YoursWhere stories live. Discover now