Aku berjalan cepat menuju kamarku. Lalu aku menguncinya. Tapi sebelum nya aku sudah melemparkan makanan yang aku beli tadi kesembarang tempat.
Aku berlari menuju tempat tidur dan menutupi wajahku dengan bantal. Aku tidak mau air mataku keluar sia-sia. Please, jangan biarkan air mataku keluar, tuhan.
Aku sangat tidak menyangka. Walaupun aku melihatnya dari belakang, tapi itu sangat jelas karena aku melihat tangan Gea menyentuh pipi Harry.
Mengapa Gea begitu jahat? Aku tidak tau apa salahku padanya. Mengapa dia terus merebut apa yang akan jadi milikku? Dan.. Finally.. Air mataku keluar dari persembunyian nya.
Dan itu membuat dadaku semakin sesak, karena otakku terus memutar ulang kejadian tadi.
Aku mendengar samar-samar suara Harry dan Gea. Aku tidak tau apa yang mereka bicarakan. Dan aku tidak mau tau.
"Naya. Open the door. Let me explain." Lali ini suara Gea yang aku dengar. Dia terus menggedor-gedor pintu kamarku. Apa yang mau kau jelaskan Gea? Kau mau menjelaskan bagaimana rasanya bibir seorang Harry Styles? Orang yang sedang dekat dengan sahabatmu dan juga sahabat dari orang yang sedang dekat dengan dirimu sendiri? Apa yang ada diotakmu, Gea?
"Naya, i'm sorry. Let her explain. C'mon open the door." Shit. Suara Harry membuat air mataku turun lebih banyak. Apa yang terjadi padaku? Ini bukan aku.
"Aku akan keluar jika kalian BERDUA keluar dari apartment ku." I'm yelling.
"Aku akan pergi jika aku sudah melihatmu." Sahut Harry juga teriak.
Aku pun menurunkan kakiku. Aku bisa melalui ini. Aku bisa melawan semua ini. Aku kuat. Yang terpenting adalah dia cepat-cepat pergi dari sini.
Aku membuka pintuku dan aku melihat mereka berdua. Aku melihat Gea, mata Gea yang seperti habis menangis. Dan aku melihat wajah Harry yang sangat lelah.
Aku sudah melihat cermin sebelum membuka pintu kamarku untuk memastikan aku tidak terlihat seperti habis menangis.
"Cepat pergi." Mendengar ucapanku yang seperti itu, Harry menarik tanganku untuk lebih berdekatan dengan nya. Dan dengan cepat aku menepisnya.
"Mau aku bukakan pintunya? Ayo." Aku pun berjalan melewati mereka berdua.
"I kissed him. But, he didnt kiss me back." Aku terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Gea. Dan karena itu otomatis kakiku memberhentikan langkahnya.
Mataku mulai berair. Damn. Akupun langsung menghapusnya
Aku membalikkan tubuhku dan berjalan mendekat pada Gea.
"Bitch." Dan akhirnya kata ajaib itu keluar dari mulutku. Aku mengatakan nya tepat di depan wajahnya yang sedang ia tundukkan kebawah.
"I'm so sorry, Naya. I can't think straight. and.. its because of Zayn." Gea menegakkan kepalanya seperti semula, dan dengan itu, sangat jelas terlihat matanya agak memerah.
Aku diam. Tidak mau menjawabnya. Akupun mengalihkan pandanganku kearah lain.
"When i woke up this morning, I check twitter dan mentionku penuh dengan tweet directioners yang mengirimkan foto Zayn dan perrie, kissing dan itu baru dua hari yang lalu. Hari dimama kita akan pulang ke London." Aku dengar isakan Gea disela-sela ceritanya. Benar, aku tetap tidak melihat kearahnya.
"Then i called him. And he says that he'll come by with explanation and i thought.. You were him... So, i can hurt him the way he did to me. But that was you and I'm really sorry, I didnt mean it.." Aku terkejut dengan ucapan nya. Jadi dia mencium Harry hanya untuk mematahkan hati orang lain? Itu sangat dangkal! Aku semakin tidak habis pikir dengan nya. Aku sangat kesal, tapi aku juga kasian. Bagaimanapun juga, dia temanku.
BẠN ĐANG ĐỌC
In Between (One Direction)
FanfictionRead to find out:) [Dalam masa perbaikan. Tapi tetap bisa dibaca kok. Cuma sedikit agak lama update nya, hehe.]
part 12
Bắt đầu từ đầu
