L

2.8K 165 15
                                    

Shania pov

Kulirik jam yang melingkar di tanganku, sudah hampir pukul 12 malam tapi dia belum juga pulang. Memang sudah menjadi hal yang biasa bagiku menunggunya sampai tengah malam begini. Bahkan terkadang bisa sampai dini hari. Aku bisa saja melanjutkan tidurku dan tidak menghiraukannya. Tapi aku tidak bisa, aku akan sangat cemas jika tidak menunggunya seperti ini.

Dia, Beby Chaesara seseorang yang kini ada di dalam hatiku. Kami sudah 3 tahun tinggal bersama di apartment ini. Aku dan dia bisa dibilang sangat dekat tapi aku bingung apa jenis hubunganku dengannya karena kami tidak pernah berkomitmen tentang apapun. Semuanya mengalir begitu saja, kata cinta pun sering terlontar dari bibirnya untukku. Begitu pun sebaliknya aku juga sangat sering mengatakan perasaanku padanya, bahkan kami berkelakuan selayaknya pasangan kekasih.

Aku sempat bertanya padanya tentang hubungan kami ini, tapi dia hanya berkata "kamu adalah orang spesial yang ada didalam hatiku" dan setelah itu dia akan menciumku sehingga membuatku melupakan sejenak keraguan yang ada di hatiku.
Seperti itu seterusnya, dia akan melakukan hal yang sama saat aku meminta kepastian darinya. Oleh sebab itu sekarang aku tidak pernah lagi bertanya mengenai status hubungan kami karena aku sudah hafal apa yang akan dia katakan. Saat ini aku hanya akan menikmati hari-hariku bersamanya. Bodoh memang, tapi sungguh aku sudah terlalu dalam mencintainya. Hanya bisa melihatnya saja sudah membuatku sangat bahagia, mungkin ini yang dinamakan cinta yang tulus.

Ceklek

Suara pintu terbuka menyadarkanku dari lamunan tentangnya. Bisa kulihat sosoknya berjalan kearahku sambil memberikan senyumnya yang sangat manis. Segera kupeluk tubuhnya yang aku rindukan seharian ini.

"Maaf ya aku pulang telat lagi" ucapnya merenggangkan pelukan kami.

"Iya, aku ngerti kok. Yaudah kamu mandi sekarang abis itu kita tidur" ucapku yang ditanggapi gelengan kepala olehnya.

"Kenapa?"

"I want you tonight" ucapnya berbisik di telingaku yang membuatku sedikit merinding karenanya.

Belum sempat aku menjawabnya, dia sudah menyambar bibirku. Dihisapnya lembut lalu dikulumnya. Akupun membalas perlakuannya itu.
Entah sejak kapan aku sudah berada di gendongannya. Dia menggendongku ala bridal style tanpa melepas ciuman kami. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang untukku dan dia.

Keesokan harinya~

"Morning Nju" ucapnya yang baru keluar dari kamar menghampiriku yang sedang berada di dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Pagi juga Beb" ucapku sambil memamerkan senyum manisku ke arahnya.

"Nanti kamu kuliah jam berapa?"

"Jam 11, kenapa?" Ucapku sambil memberikan sepiring nasi goreng untuknya yang sudah terduduk manis di depanku.

"Kayaknya kita ga bisa ke kampus bareng deh, aku kuliahnya jam 9. Terus pulangnya aku juga malem"

"Yaudah ga apa-apa udah biasa juga kan. Aku bisa naik ojek" ucapku sedikit ketus. Aku sudah hafal dengan sikapnya ini, pasti itu hanya alasannya saja karena ingin menjemput pacar-pacarnya yang tak terhitung jumlahnya. Ya, Beby sudah mempunyai pacar bahkan tidak hanya satu. Aku juga tidak tahu berapa jumlahnya yang jelas dia selalu menambah stok pacarnya setiap minggu. Marah? Tentu saja, siapa yang tidak akan marah jika diperlakukan seperti ini. Seolah dia hanya menginginkan tubuhku saja, tapi aku mencoba menepis semua itu. Kan aku sudah mengatakannya kalau aku sangat mencintainya, bahkan melebihi diriku sendiri.

"Maaf ya?" ucapnya dengan memperlihatkan wajah memelasnya lalu mengelus pipiku lembut.
Jika sudah seperti ini aku tidak bisa berbuat apa-apa, memangnya aku siapanya dia yang bisa melarangnya melakukan ini itu.
Akupun hanya menganggukan kepalaku, walaupun aku harus menahan rasa sakit yang muncul tapi aku coba sebisa mungkin untuk menutupinya.

Way Back Home [Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang