Cinta pertama? Impossible. Cinta pertama dan terakhir Sean hanyalah Tika seorang. Walaupun dulu semasa kuliah Sean pernah punya pacar, tapi itu hanya berlangsung dua minggu karena wanita itu tidak tahan di campakkan terus oleh Sean.

Berarti.. musuh? Ya itu yang paling mungkin. Sean memang mudah melupakan seseorang yang ia anggap musuh tetapi dia tidak bisa memaafkan, walaupun sampai kiamat sekalipun. Kalaupun dibilang Sean pendendam? Bukan, dia hanya tidak bisa menjadi seorang pemaaf. Apalagi kesalahan orang itu fatal.

"Argh ini semua gara-gara foto blur sialan itu. Hmm coba aku tanya saja dengan Jhon." gumam Larry dengan suara amat pelan, hampir berbisik.

Untung saja ruangan Sean kedap suara, jadi dia tidak bisa mendengar ucapan Larry tadi. Ada alasannya kenapa Sean membuat ruangannya itu kedap suara, tentu saja kalau istrinya datang, ruangan itu jadi kamar hotel dadakan. Hemm, lupakan.

Larry kemudian mendial nomor anak tunggalnya itu dan tak lama kemudian terdengar suara bass dari Jhon di ujung sana. Mungkin di Oslo sudah hampir malam karena perbedaan waktu antara Anchorage dan Oslo terpaut 9 jam.

"Hallo dad," sapa Jhon.

"Hi son. Bagaimana kabarmu?" tanya Larry dengan nada khawatir. Tentu saja karena Jhon sudah lama tidak pulang ke rumah lantaran sibuk.

"I'm fine Dad. Bagaimana mom? Apa beliau sehat?"

"Ya, ibumu baik-baik saja. Dia rindu padamu. Kapan kau akan pulang?"

"Syukurlah. Hemm, mungkin akhir bulan ini soalnya di kantor sedang sibuk dad. Hehe. Katakan pada Mom, aku juga rindu padanya." jawab Jhon tulus. Larry hanya meng-iyakan ucapan anaknya itu dan berniat mengubah topik lain.

"Oh ya Jhon. Apa kau kenal dengan pacar Melvin? Namanya Keyla. Tapi ayah tidak tau nama keluarganya."

Selama beberapa detik, Jhon tidak menjawab pertanyaan ayahnya itu. Dia terdiam. Tentu saja Jhon tahu, dia pernah melihat langsung kalau Keyla itu anak dari Gerald Barclays! Entah bagaimana reaksi Papa Melvin kalau tau kebenarannya.

"Son, kau tertidur?"

Jhon terkesiap, "Ah maaf dad, tadi ada  cleaning service mengambil cucian baju. Oh pacar Melvin? Siapa?" tanya Jhon balik membuat ayahnya bingung. Jhon tidak tau? Yang benar saja.

"Namanya Keyla, Jhon. Tidak mungkin kau tidak tau."

"Aku serius tidak tau, Dad. Nanti aku tanyakan saja dengan Melvin. Memangnya kenapa? "

"Tidak apa-apa. Ya sudah, ayah mau kerja dulu. See you son."

Jhon tersenyum walaupun Larry tidak mengetahuinya, "Okay Dad, see you." Dan berakhirlah sesi telponan antara ayah dan anak tersebut.

Tentu saja Jhon berbohong. Ia mengerti dengan keadaan Melvin sekarang. Tidak mungkin dia membiarkan Sean tahu fakta yang sebenarnya kalau Keyla anak dari seorang Barclays. Bisa gawat jadinya. Mungkin tutup mulut ialah sikap yang paling bijak saat ini. Biarkanlah waktu yang menjawab semuanya. Sekarang yang Jhon inginkan hanyalah kebahagiaan Melvin saat merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan seorang gadis. Kalau dipikir-pikir, bosnya itu lucu juga.

Berbanding terbalik dengan Larry, pria itu tahu jika ia tidak bisa mengandalkan anaknya sekarang. Ya, mungkin mengirimkan beberapa intel untuk terbang langsung ke Oslo boleh juga, pikirnya. Kalau Keyla tidak bisa dilacak karena belum terdaftar di sensus penduduk, mungkin identitas gadis itu bisa diketahui dari aktivitas kesehariannya. Okay, misi dimulai.

~~~*****~~~

Keyla baru saja menutup sambungan telepon dari teman kerja sekaligus teman menginap di apartemen kecilnya, Mary. Gadis itu menyampaikan informasi kalau anak buah suruhan ayahnya tidak lagi datang mengintai ke apartemen mereka ataupun ke Club Malam.

My Bad Girl (Melvin D. Franklin)Where stories live. Discover now