2

5.5K 247 1
                                    

Rio dan eza duduk di hadapan gue, rio mengeluarkan dompet dan mengeluarkan semua uang yang ada di dalamnya.

"Lumayan fan, buat 3 hari cukup lah" rio
"Gue lagi males ngapa ngapain, ntar lo aja ya yang balikin tuh dompet" gue

"Ok" rio
"Kenapa mesti dibalikin? Duitnya udah abis ini kan?" eza
"Disini masih banyak barang berharganya, kayak ktp, kartu kredit, atm, dan lain lain, ngurus gini butuh waktu kali dan kita gak butuh ini kok, kita butuh cash, mubazir kan kalo dibuang, yang punya masih butuh" rio
"Oh gitu, kalian copet yang punya hati ya" eza

"Sebenernya bukan kita doang sih, ntar lo ikut gue ya" rio
"Udh deh gak usah banyak tingkah, dia orang baru kita belum tau dia siapa" gue

"Iya iya fan" rio
"Ntar kalo lo keluar, pesenin makanan buat anak anak, biar gue yang ambil" gue
"Ok, bos" rio
"Gue bukan bos lo!!" gue

"Anak anak? Kalian ini-" eza
"Kita cuma sahabat kok, maksudnya tuh anak anak asuh, bukan juga sih, ya pokoknya kita cuma berbagi" rio

Gue ambil uang 100.000 an 2 lembar
"Gue ambil 2 ratus ya" gue
"Iya" rio
"Gue cabut dulu" gue
"Hati hati" rio

"Gue ikut fan" eza
"Nggak, lo dirumah aja" gue

Gue berdiri meninggalkan mereka, gue berjalan menuju apotek tempat biasa gue beli obat.

***

Gue punya kebiasaan unik yang biasa gue lakuin setiap gue butuh ketenangan, saat gue kangen sama orang orang yang gue sayang

Gue lagi nangkring di atap rumah, gue naik kesini dengan manjat pohon mangga yang tepat disamping rumah, karna gue males mesti ambil tangga dulu

Gue duduk di sisi atap rumah yang membelakangi pintu depan rumah, gue lagi mandangin gedung gudeng tinggi dengan lampu berkelap kelip indah yang ada jauh di belakang rumah gue

Kalo diliat dari atap rumah, semua gedung itu nampak jelas dan indah, ditemani angin yang bikin gue tenang

"FANIA LO NGAPAIN DISITU, TURUN NTAR LO JATOH" teriak eza

"BERISIK!! MASUK SANA!!" gue teriak tanpa melihat ke arahnya

Gue mendongakkan kepala gue melihat bintang yang berkelap kelip indah,

Ibu, ayah, Sampai saat ini, fania belum ketemu sama aci, semoga fania bisa ketemu sama aci sebelum kontrak fania habis di dunia ini

Gue memejamkan mata gue dan merasakan setetes air mata menetes di pipi gue

Gue membuka mata gue, hendak turun, tapi ada yang megang tangan gue
"Sejak kapan lo disini!!" gue

"Yang bener itu, ngapain lo disini? Copet juga bisa nangis ternyata" eza mengusap pipi gue

Gue menyingkirkan tangan eza
"Lepas, gue gak nangis, gue... Gue kelilipan tadi" ucap gue sambil mengusap kasar pipi gue

"Lo bisa cerita sama gue"

"Lo masih baru disini"

"Emang kenapa kalo gue masih baru? Gue bisa jadi temen lo"

"Hmm"

"Pemandangan disini indah, juga bawa ketenangan, kayaknya gue bakal betah deh tinggal disini"

Gue merasakan kepala gue sedikit pusing

"Lo kok pucet? Lo sakit?"

"Gue gak papa, gue duluan." gue loncat dari atap rumah karna atap rumah bagian belakang lebih rendah

Gue mendarat dengan sempurna, dan langsung berlari ke kamar gue

Gue kunci kamar gue, gue bersandar di pintu kamar sambil memegangi kepala gue yang semakin pusing

Gue berjalan gontai ke lemari dan mengambil obat gue, gue minum obat itu tanpa air

Kemudian gue terduduk di depan lemari sambil menyenderkan kepala gue dan memejamkan mata

Setelah pusing dikepala gue terasa lebih baik, gue berdiri dan keluar kamar

Gue berjalan ke arah teko air minum, gue menuangkan air ke dalam gelas kemudian gue minum

Gue balik badan
"Astaga!! Lo kenapa sih suka muncul tiba tiba" gue

"Hehheh" eza

Gue berjalan ke arah pintu
"Lo mau kemana?" eza
"Mau keluar, kalo mau ikut, ikut aja, jangan lupa tutup pintunya" gue

Gue berjalan meninggalkan eza

***

Gue udah sampe di gang tempat biasa gue nongkrong, temen tongkrongan gue sekitar 10 orangan lah
"Hey, bagi dong" gue

Rio memberikan rokok dan korek, gue menyalakan rokok dan menghisapnya

"Cepet banget sih jalan lo" ucap eza sambil ngos ngosan

"Lo nya aja yang lelet" gue

"Lo ngerokok!!" eza

"Oo jadi ini yang namanya eza?" ucap bang rizky, cowok yang lumayan deket sama gue selain rio
"Cakep juga, udah sikat aja fan!!" tambahnya

"Apa sih lo bang" gue duduk lesehan di samping rio diatas karpet kusam tapi lumayan lebar
"Lo mau berdiri terus, hah!!" tambah gue

Eza duduk di samping gue
"Mereka siapa?" eza berbisik di telinga gue

"Temen temen gue" gue

"Mereka juga copet" eza

"Nggak semua" gue

"Mereka sangar sangar ya, kok lo bisa temenan sama mereka, lo kan cewek, pantes aja kelakuan lo brandal total kayak gini" eza

"BERISIK!! KALO LO GAK SUKA!! LO BISA PERGI!! GAK USAH DEKET DEKET GUE!!" Teriak gue yang berhasil memancing semua temen tongkrongan gue menghampiri gue

"Piss bang gue gak ngapa ngapain dia kok hehheeh" eza

"Bener fan?" rizky

"Iya bang, udah balik aja kalian, gak usah peduliin gue, enjoy aja malem ini" gue

"Kita mah selalu enjoy kalo ada lo fan" rizky

"Yo'iiii"

Mereka kembali ke posisi awal,

Gue menghisap rokok gue dalam dalam, gue lirik eza lewat ekor mata gue, dia natap gue lekat lekat

Gue noleh ke arah eza, dan menghembuskan asap rokok lewat mulut gue

Uhukk uhukk uhukk eza batuk

"Ngapain lo liatin gue kayak gitu?" gue
"Gak papa, lo keren" eza

"Biasa aja" gue menghisap rokok gue dang menghembuskan asapnya
"Lo mau?" gue menyodorkan rokok yang gue pegang ke eza

"Gue nggak-" eza
"Ya udah jangan liatin gue terus kalo gak mau, risih gila!!" gue

"Bukannya gue ngak mau tapi gue gak bisa" eza

"Hahahahahha, lo anak baik baik?" gue

"Ngak juga sih, gue suka kehidupan malem, tapi gue gak pernah bisa ngerokok, gue udah berkali kali coba tapi tetep aja gak bisa" eza

"Itu namanya lo gak bakat bodoh!!" gue

"Fan" rizky
"Apa bang" gue

"Main dong, sepi nih" rizky

"Ehh, gue dari tadi main, lo budek" rio

"Permainan lo gak asikk" rizky

"Udah sini gitarnya" gue ambil gitar yang sedang di pegang rio

"Lagu apa nih bang?" gue
"Terserah" rizky

DON'T GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang