"Dasar bule nyasar.. Udah tau ini depan kamar orang, jalannya kok kaya di tol delhi saja" sungut jodha berusaha bangkit namun saat tubuhnya berhasil bangkit, kaki kanannya terinjak gelas latte yang di bawa jalal, tubuh jodha sempat limbung namun sebelum sempat menyentuh lantai, tubuhnya sudah di sambut oleh tangan kekar jalal.

Kini jarak antara wajah jodha dan jalal tinggal beberapa senti saja, bahkan baik jodha dan jalal kini merasakan hangatnya hembusan nafas lawannya, debaran jantung yang tak beraturan pun terasa di masing-masing mereka.

"Oowwwhh kau begitu sempurna jodha, wajah putih mu, tubuh ramping mu, dan bola mata bulat mu itu, bagaikan bulan purnama yang sering aku lihat, mungkinkah kau Cyra ku? Mungkinkah kau wanita yang sering hadir di mimpi ku?" bathin jalal pun berkelit antara kenyataan dan khayalannya. Hingga dia mengindahkan tubuh jodha yang tengah berontak melepaskan diri

"Jalal.. Heeeiyyy jalal, lepaaasss" teriak jodha berontak

"Heeeiyyy bule modus.. Lepaaassss" teriaknya lagi dan kini berhasil membangunkan lamunan jalal, dengan tergagap dan setengah malu karena telah melamun, jalal pun melepaskan tubuh jodha dan membiarkan jodha meninggalkan dirinya yang masih termangu.

***********

Jodha kini kembali ke dapur dengan masih memakai pakaian yang telah tersiram tumpahan latte di badannya, menurutnya dia tak perlu menggantinya karena dia juga akan berkutat lagi dengan cucian-cucian kotor nan menumpuk di dapur, sebenarnya baik ruq, atau bibi gulbadan melarang keras jodha untuk ikut sibuk di dapur, mengingat dia juga adalah tamu ruq, namun dengan keras kepalanya jodha selalu berkilah jika dia sudah terbiasa melakukannya di rumahnya sendiri, dan mau tidak mau ruq pun mengalah atas sikap keras kepala sahabat yang amat begitu di kenalnya itu

"Dasar siaall.. Bule nyasar itu kurang ajar sekali, kalo jalan kenapa gak bisa liat-liat, masih untuk aku yang di tambrak, laaah klo bang poni si tukang kebun ruq kan bisa berabe, kena cium pasti dia" gerutu jodha tengah kesal, hingga tak melihat-lihat siapa saja yang sedang berada di dapur tersebut. Jodha yang sedang membikinkan kopi pesanan ayah ruq pun sesekali menggerutu tak jelas, hingga bi maham menanyakan perihal kebetean jodha

"Ada apa jodha, kok datang dari kamar sendiri kok begitu, trus tuh baju kenapa kotor?" tanya bi maham yang memandang lekat ke arah jodha

"Itu tuh bi, si bule nyasar.. Jalal gak liat-liat.. Tadi barusan aku di siramnya pake latte dingin dia, jelas-jelas dia yang nabrak aku, eeeh malah dia yang memarahi ku, bagaimana sih.. Kesel aku bi.. Mau aku bejek-bejek saja dia,, bagaimana sih orang tuanya mendidik dia, kok pikirannya kolot banget, padahal tinggal di london" gerutu jodha panjang kali lebar kali tinggi (loohh) tanpa menghiraukan wanita tinggi bersaree merah sedang memandang marah ke arahnya..

"Mampus kau jodha" bisik moti yang sedari tadi memberi kode ke arah jodha kalo saat ini ada ibu jalal di antara mereka, bibi maham pun demikian, dia merasa serba salah menyikapi penuturan jodha, di sisi lain dia ingin menasehati, namun kini sudah terlanjur basah.. Sang wanita yang bernama hamidah itu kini mengarah ke arah jodha.

"Siapa yang kau bicarakan haahh? Apa anak ku yang kau maksud?" tanya hamida, dan jodha pun hanya terperangah kaget, seakan kepalanya kini di beri beban besi berton-ton, hingga tak berani mendongak ke arah wanita yang tadi dia jelek-jelekan tanpa sepengetahuannya.

"Aaa..aaa ma..maafkan aku nona" ucap pari lemas.

Namun beruntungnya kali ini pari terbebas dr semprotan hamida karena barusan dia di panggil oleh gulbadan, sepeninggal hamidah, jodha pun terduduk lemas sembari mengutuk kelakuannya

"Bodoh.. Bodoh.. Bodoohhh kau jodha, teledor sekali bahkan orang sebesar itupun tak di liat" ucap jodha mengutuk kelakuannya

"Jodhaaaa.. Beruntung kau kali ini, jadi jangan sampai kau berulah lagi sama si nyonya besar, bisa-bisa bahaya nak" bi maham memberi nasehat kepada jodha dan di balas anggukan olehnya

KESEMPURNAAN CINTA (love Both Of Them)Where stories live. Discover now