Misterious Knight

34K 1.3K 41
                                    

Saya tidak tau cerita ini bagus atau tidak, saya hanya ingin menulisnya, haha
Saya senang jika ada yang menikmati cerita ini
Thanks for choose my story!
:D

Warning for typos!

***

Angin sepoi-sepoi berhembus, membelai rambut hitam yang mengkilat dibawah sinar matahari. Pipinya yang putih bersih kini bersemu merah karena terik matahari. Manik hitamnya mengamati sekitar. Sesekali ia berkedip, memamerkan bulu mata yang lentik. Tangan mungilnya merambah dedaunan yang lebat, memindai tanaman yang ada di depannya.

"Bunga disini jadi agak kering. Kenapa ya?" Ia bergumam seorang diri. 

Sesekali ia mengelap keningnya yang dibasahi keringat. Hari itu sangat panas, walau ia hanya mengenaan yukata polos yang hanya menutupi sebatas lututnya, ia masih merasakan panas yang membakar tubuhnya. Gadis itu mengamati tanaman dan bunga-bunga yang ada di depannya dengan senyum kecut. Sebagian besar layu, entah mengapa. Atau mungkin karena cuaca yang sangat tidak menentu akhir-akhir ini?

"Sepertinya aku harus pulang dengan tangan hampa. Maafkan aku ibu," bisiknya, sendu.

Melangkah, Gadis itu berjalan menyusuri jalan setapak yang begitu curam. Berkali-kali ia melewatinya, berkali-kali juga ia terpeleset dan terjatuh. Jalan itu memang tak layak disebut jalan, dengan bebatuan dan lumpur yang menggenang. adis itu harus merelakan kakinya berlumur lumpur. Bahkan sesekali ia tertusuk oleh batu tajam saat ia terjatuh. Menyebalkan, namun itu satu-satunya jalan yang bisa dilalui ke kebun bunga milik ibunya.

Setelah perjuangan beratnya berakhir, ia pun sampai di desa. Mengernyit heran, ia merasakan desanya terlalu sepi. Biasanya, banyak orang berlalu lalang untuk sekadar berjalan-jalan dan saling menyapa. 

"Ada apa ini?" keningnya mengerut, heran.

Namun maniknya langsung membelalak saat ia melihat tiga kuda hitam dengan aksesori Wilayah Barat yang ada di depan rumahnya. Tanpa berpikir panjang, mendobrak masuk ke dalam rumah. Khawatir jiks sesuatu terjadi pada ibunya. Ia tahu benar orang-orang wilayah barat adalah orang yang tak kenal ampun. 

"Ibu!!" Gadis itu mendobrak pintu dan memanggil ibunya tercinta. 

Namun, pikiran buruknya hilang saat ia mendapati ibunya sedang meminum teh dengan tiga orang pemuda yang berpakaian khas Wilayah Barat. Tubuhnya langsung membeku di depan pintu. 

Ibunya pun tersenyum. "Kau sudah pulang, Mika? Eh? Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat" 

Mendengar kata-kata ibunya Mika langsung menghambur dan memeluk ibunya. Menangis di dekapan sang ibunda, tak peduli dengan tubuhnya yang masih kotor dan lengket karena keringat. Ibunya hanya tersenyum, dan membelai lembut rambut hitam putri kesayangannya.

"Mika, sebaiknya kau membersihkan diri dulu, di sini ada tamu penting." Ibunya berbisik seraya membelai pipi Mika yang basah oleh air mata. Mika ingin menolak, namun tatapan sang ibunda berhasil meyakinkannya.

"Mereka bukan orang jahat, jangan khawatir." 

Menipiskan bibir, Mika hanya bisa mengangguk pelan. Ia berdiri, dan memberi salam pada tamu ibunya. Sekilas, mengamati orang yang duduk di seberang ibunya. Pria dengan rambut dan mata sekelam malam, dengan pakaian bangsawan Barat yang juga berwarna hitam. Dia tampan, tapi entah mengapa Mika merasa sedikit canggung saat menatap pria itu. Dua pemuda lainnya berdiri di samping kanan dan kiri sang pria. Setelah mengamati sejenak, Mika pun berjalan meninggalkan mereka.

Gadis itu tak menyadari bahwa sedari tadi pria itu juga tak mengalihkan pandangan dari dirinya. Tatapan tajam itu masih terarah pada punggung rapuh Mika. Hingga sosok mungil itu menghilang di balik pintu, tatapannya pun beralih.

✔️My Forbidden Angel [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang