Wow. Sekali lagi aku berkata WOW untuk pria ini. Tapi tunggu.. Pria baik-baik tidak akan pernah menginjak kakinya di tempat terkutuk seperti ini. Tidak. Berarti pria ini juga termasuk pria brengsek. Ah sial. Walaupun hatiku cenat-cenut melihatnya pertama kali, tapi pandanganku untuknya buyar seketika.

Pria ini hanyalah pria kaya yang selalu menghabiskan uang tuk bermain-main dengan wanita! Hell you.

"Lepas, sakit tahu! Bisa patah tulangku!!" Aku terus berusaha menarik tanganku dari cengkramannya tapi apa daya. Dia terlalu kuat untuk ukuran manusia biasa, Apa dia sejenis Hercules atau Troy? Tidak mungkin kan.

"Kau tuli ya! Sialan! Brengsek!! Lepaskan tanganku!!!" Aku berontak dan terus berteriak. Sialnya, suaraku teredam karena bunyi musik yang terlalu keras diluar sana. Ugh.. Pria itu lalu menatapku dengan mata elangnya. Hah, dia pikir aku takut? Tidak ya!!

Tiba-tiba, aku tersentak karena pria ini menjepit pipi kanan kiriku membuat mulutku seperti bebek sekarang. Kurang ajar kau! Aku terus memakinya dengan makian dashyat-ku tetapi tidak jelas karena pipiku terjepit. Sial.

"Diamlah. Aku hanya ingin kau temani aku selama disini. Dan tenang saja, aku tidak memintamu melakukan sex." ucapnya membuatku padaku. Hey, pria ini harus ku beri pelajaran. Enak saja dia menyamakanku dengan jalang. Aku pun berinisitaif tuk menjepit pipi kanan dan pipi kirinya dengan satu tanganku yang bebas. Mata pria itu melotot tanda terkejut. Rasakan kau.

"Dasar pria hidung belang, jangan harap aku mau melakukan sex denganmu!" ucapku. Setelah itu ia melepaskan pipiku itu dan menangkap tanganku yang berada di wajahnya. Sekarang dia tengah memegang kedua tanganku lembut. Entah kenapa, aku merasa nyaman. Eh tidak, itu hanya gurauan.

"Berapa hargamu?" tanyanya.

WHAT!? KAU PIKIR AKU INI APA!?

Aku pun mengerutkan dahi kesal dan menggeram marah, "Sudah kubilang, aku bukan wanita bayaran!!" jeritku kencang. Pria itu sampai terlonjak ke belakang. Hahaha, dia lucu.

"Maksudku anggap saja ini tip untukmu, Nona. Karena kau mau menemaniku minum disini," jawabnya sok tenang. Aku curiga, ini hanya modus apa pria itu benar hanya ingin 'minum' disini? Ah sebaiknya aku tes saja.

"Bayaranku sangat mahal, Tuan. Sebaiknya kau minta temani wanita diluar sana!" ucapku. Hah, tidak mungkin dia ingin membayarku mahal kan? Lagipula aku hanya pelayan biasa.

"Seberapa mahal? Aku sanggup membayarmu." Pria itu menjawab dengan senyum miring seakan ingin menantangku. Oh God. Pria ini benar-benar!

Oke kau menantangku. Aku terima. Lihat saja, aku akan menghabiskan seluruh isi dompetmu malam ini Tuan Kaya. Ahhaha.

"Ish, sombong sekali kau! Emmm... Satu jam dua juta Dollar," ucapku. Pria itu langsung tertawa, sepertinya berhasil. Dia pasti tidak mungkin mau kan.

"Deal. Satu jam dua juta Dollar, tidak masalah." jawabnya dengan masih mengenggam tanganku.

What? Apa pria ini boros uang! Astaga, mulutku langsung menganga mendengarnya.

"Kau yakin?" tanyaku serius.

"Ya."

"Serius?" tanyaku lagi. Aku masih tidak percaya dia setuju dengan bayaranku yang kelewat mahal itu.

"Ya!"

"Tidak bohong?"

"Astaga, tidak Nona!" jawabnya kesal. Aku tersenyum lebar melihat reaksi wajahnya yang marah itu. Dia terlihat lebih manis. Mungkin malam ini akan menyenangkan.

2 jam kemudian....

Bayangkan ini sudah jam 12 malam! Lebih dari dua jam mungkin aku disini tuk menemaninya. Apalagi dia kebanyakan diam, malah aku yang terus-terusan bercerita. Huh, dia membosankan tetapi seorang pendengar yang baik.

My Bad Girl (Melvin D. Franklin)Where stories live. Discover now