Happily (N)ever After

21 0 0
                                    


.

.

.

Pandora Hearts © Jun Mochizuki

Happily (N)ever After © Kari Ayam and Black Rabbit

Hurt/comfort, Drama, Fantasy, Mystery, AU

.

.

.

Takdir atau kebetulan?

Happily ever after, apa hanya berlaku untuk manusia?

Bisakah aku yang hanya sebuah boneka memiliki perasaan cinta?

.

.

.

"Lalalala~... Sekarang kau sudah terlihat cantik seperti biasanya, nona Alyss. Duduk dan bersantailah, aku akan minum teh bersama Emily. Semoga kau menemukan hal yang menarik hari ini."

Fabricant de Poupees, toko sederhana dan tampak kuno diantara jajaran toko-toko lain di alun-alun kota Sabrie. Toko boneka klasik milik seorang pria aneh berambut perak yang menjual berbagai jenis boneka dengan berbagai ukuran. Setiap hari, sebelum membuka tokonya, pria itu selalu mendadani icon toko kesayangannya yang ia letakkan di depan etalase toko miliknya.

Di balik sebuah etalase kaca sederhana, disanalah aku duduk dan mengamati seisi kota.

"Hei lihat! Tidak kah boneka itu sangat cantik? Apa itu benar-benar boneka?"

"Ah, boneka anak perempuan di etalase toko itu? Kudengar banyak orang yang menawarnya dengan harga tinggi."

"Eh? Benarkah?"

"Iya, tapi sayang si pemilik toko tidak pernah berkeinginan untuk menjualnya."

"Hoo... sayang sekali."

"Ah sudahlah, Ayo!! kita hampir terlambat Reo."

"Tu-Tunggu aku Elliot!"

Lagi... ada yang memujiku lagi... memang itu bukan pujian pertama kalinya bagiku. Orang-orang memang selalu berbicara hal yang kurang lebih sama seperti kedua orang tadi. Mungkin ini sudah puluhan atau bahkan ratusan kali. Kulit seputih porcelen, rambut panjang keperakan, dan bola mata berwarna lavender. Semua hal yang kumiliki tersebut memang selalu ampuh menyedot perhatian tiap orang yang melewati etalase toko ini. Terlebih... aku memiliki tubuh yang berukuran layaknya manusia, tepatnya seperti gadis belasan tahun. Lalu etalase toko yang berhadapan langsung dengan air mancur besar di tengah alun-alun kota, pusat dimana banyak manusia berlalu-lalang, sudah pasti aku menjadi objek yang paling menarik untuk diperhatikan oleh mereka.

Namaku Alyss, atau setidaknya begitu si pemuda aneh pemilik toko memanggilku. Aku tinggal dibalik kaca etalase toko boneka berpapan nama 'Fabricant de Poupees'. Hobiku adalah memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang. Benda mati sepertiku memang seharusnya tidak bergerak 'kan? Tapi kadang aku merasa kesepian dan iri pada orang-orang yang kulihat. Bisa menggerakan tubuh sesuka hati, berjalan kesana-kemari dan berinteraksi dengan orang lain. Pasti rasanya menyenangkan ya?

Walaupun tidak bisa bergerak, setidaknya aku ingin sekali punya teman bicara, orang seperti apapun tak masalah. Ah, bicara apa aku ini? mana ada orang aneh yang mau bicara pada boneka. Mungkin tak ada, kecuali... Xerxes Break si pemilik toko. Ia memang selalu bicara padaku setiap kali ia membersihkan etalase dan mendandaniku. Yah, dia memang agak aneh. Aku bahkan sering melihatnya berbicara pada boneka kecil yang selalu menempel dipundaknya.

BRUUKKK

"HEI!!! Lihat-lihat kalau kau jalan bocah."

"Ah, tuan... kumohon bantulah aku! Ibuku sedang sakit dan ayahku belum kembali sejak ia mencari dokter. Keadaan ibuku semakin parah, kumohon tuan... bantulah aku."

Happily (N)ever AfterWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu