Part 2

46 2 0
                                    

Tak ada habisnya wanita itu membuatku kesal.

"Kenalkan, ini Riko tunanganku. Terimakasih sudah hadir."

Betapa membosankan.

Ku paksakan senyum ke setiap undangan yang aku pun tak tahu siapa mereka.

"Riko, kenalin ini Andara, Panggil aja Dara atau Anda, suka-suka kamu aja sayang. Hahaha. Dia bukan saudara kandung aku. Cuma sepupu. Kuper banget anaknya, tapi ya mau gimana lagi, udah diangkat jadi anak sama Daddy," racau Amanda seenak jidatnya. Dasar cewek gila. Menjelekkan sepupu sendiri di depan orang lain dan ada orangnya pula. Cewek sinting. Ucapku dalam hati.

Aku mengulurkan tanganku menjabat tangan Andara.
"Salam kenal, Riko." Ucapku sopan.

"Andara," ucapnya membalas jabatan tanganku.

"Udah Sayang, jangan lama-lama jabatan tangannya. Nanti malah ketularan Dara lagi. Dia kan setengah gila. Bilang lihat naga lah, lihat unicorn lah, kuda terbang lah, kurcaci lah. Aku gak mau kamu ketularan. Udah lepasin tangan kalian." Ucap Amanda ketus. Dasar cewek sableng, yang gak waras itu Situ. Racauku dalam hati.

Aku dan Andara pun melepaskan jabatan tangan kami. Ku lihat Andara dengan enggan bersinggut menjauhi Amanda.

"Dara, yang harusnya ngejauh itu gue, bukan loe. Dasar fereak -
Udah yuk Sayang, kita jalan ke tamu lain. Di sini buat aku gak nyaman." Amanda pun kembali menyeretku ke keramaian.

Astaga! Kenapa Tuhan kasih saya cewek sableng ini sebagai pendamping hidup. Biarpun Andara tidak modis, bahkan jauh dari kesan galamor,  tapi tatapan matanya lebih membuat hamba nyaman. Ya Tuhan. Lepaskanlah hamba dari belenggu cewek sableng ini. Hamba lebih memilih Andara entah setidak normal apa pun dia, ratapku dalam hati sambil menunduk lesu dalam seretan Amanda.

Hati-hati Riko, ucapan adalah Doa...

Sura itu bergaung di keplaku. Rasanya seperti anda seseorang yang berbicara namun langsung menembus ke otakku.

Jangan cari aku, aku tidak ada, aku hanya kasihan dan mengkhawatirkan mu.

Suara bodoh. Bagaimana bisa aku tidak bingung mencari sumber suara di kepalaku ini.

Ku sapukan pandangan ke sekitarku. Dan mataku tertuju kepada Andara. Andara seperti terkaget melihatku menatapnya. Ia menundukan kepala dengan salah tingkah, semakin membuat yakin kecurigaanku.

Ku coba melepaskan tangan Amanda yang bergelayut manja di lenganku.

"Aku mau ke toilet dulu," ucapku sekenaknya kepada Amanda.

"Ya udah, jangan lama-lama." ucap Amanda, aku mengangguk sambil lalu.

Melihat aku yang seperti akan berjalan ke arahnya, Andara memucat dan terlihat panik. Ia berjalan cepat dan memutar arah. Ia melarikan diri dariku.

To be continued

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Dec 26, 2015 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Time KeeperOnde histórias criam vida. Descubra agora