1

3.4K 153 3
                                    

-||-



D i b a l i k
S e b u a h
N a m a



-||-



Sesuatu mungkin berawal dari hal kecil yang tidak pernah kamu sadari.



-••-



07:01 AM.
Sydney, 7 Juli 2014 - Collins Tower.

AKU melewati koridor kantor yang masih sepi, keheningan di sepanjang koridor ini terpecahkan oleh suara heels-ku yang menggema di sepanjang koridor.

Aku melewati koridor dengan menggosok-gosokkan kedua telapak tanganku dan meniupnya di depan mulut, mencari kehangatan karena di dalam sini benar-benar sangat dingin, wajar saja karena penghangat ruangan belum dinyalakan karena belum ada karyawan yang datang.

Bulan ini merupakan bulan dimana musim dingin akan menghinggapi kota ini, biasanya di awal bulan Juli suhu disini tidak pernah turun dari 7°C, bisa bayangkan diginnya Sydney saat ini?

Aku mempercepat langkahku agar cepat sampai keruanganku dan menemukan penghangat ruangan disana, aku melangkahkan kaki sambil kembali menggosok-gosokkan tanganku dan meniupnya di depan mulut untuk menemukan kehangatan.

Hah, akhirnya aku sampai di ruanganku. Batinku lega saat sudah sampai di ruanganku.

Tanpa menunggu lama, aku langsung menyalakan penghangat ruangan, lalu melihat alroji yang menempel di tanganku secara sempura, baru jam 7:06 AM.

Semua karyawan belum datang hari ini, apalagi pada musim dingin seperti ini, pasti orang-orang malas keluar dari dalam selimutnya yang dapat menghangatkan dan menjadi sangat nyaman pada saat-saat musin dingin seperti ini. Dan jika ada pilihan pasti mereka lebih memilih bergelung di bawah selimut sepanjang hari, daripada harus bekerja.

Tapi pengecualian bagiku, aku lebih baik bekerja daripada harus menghabiskan waktuku secara tidak berguna dengan melakukan aktifitas seperti itu.

Ah ya, dari tadi aku hanya berkutat dengan pikiranku sendiri, sampai-sampai aku lupa memperkenalkan diriku.

Aku Summer Bibel Collins, aku tahu namaku terdengar aneh. Didalam namaku yang benar-benar aku suka hanya nama keluarga saja, Collins. Aku tidak mengerti kenapa Mama dan Papa memberikanku nama seperti itu, apalagi ada nama Bibel.

Ada yang tahu Bibel? Peliharaan yang lucu nan imut di dalam film Barbie? Tapi tetap saja mau lucu atau seberapapun imutnya dia, tetap saja dia adalah hewan. Catat itu hewan. Teganya Mama dan Papa menyamakan namaku dengan nama hewan.

Oh maafkan aku tentang kata-kataku yang mungkin terdengar sarkastik.

Dulu aku sempat bertanya kepada Mama kenapa dia memberiku nama Bibel, dan dia hanya menjawab dengan enteng nya.

"Dulu semasa Mama mengandungmu, Mama sangat senang menonton film Barbie, dan Mama benar-benar sangat suka dengan Bibel yang berwarna biru, kecil, dan imut itu. Jadi Mama terfikirkan untuk memberimu nama Bibel."

Oh Tuhan, kau pasti dapat membayangkan bagaimana sifat Mama yang sangat kucintai itu.

Oke, dari pada aku terus berkutat dengan pikiranku, lebih baik aku memulai bekerja, walaupun jam kerja belum dimulai. Aku duduk di kursiku yang sangat nyaman, dan langsung menyalakan iMac yang ada di hadapanku saat ini.



-••-



Ketukan dipintu menyadarkanku dari keseriusan yang sedang aku kerjakan dihadapanku. "Masuk," kataku tanpa mengalihkan pandangan dari layar di depanku ini.

Terdengar derap langkah kaki yang semakin mendekat ke mejaku, "Bibel,"

Ternyata Papa yang masuk keruangan ini, jangan tanyakan kenapa Papa yang masuk keruangan ini harus mengetuk pintu terlebih dahulu, karena memang itu yang sudah dibiasakan dikantor ini. Semua yang ingin masuk ke dalam ruangan ini harus mengetuk pintu terlebih dahulu.

Siapapun orang itu, karena aturan adalah aturan. Walaupun aku ini anaknya, tetap saja, tidak boleh ada pengecualian untuk menghindari keirian dari karyawan lain nantinya.

Tapi Mama tentu mendapat pengecualian, karena ya, kalian semua tahu sendiri bagaimana sifatnya.

"Yes Papa, apa ada yang salah?"

Aku tetap melihat ke depan layar yang ada dihadapanku tanpa melihat Papa yang kurasa sudah duduk dihadapanku saat ini.

"Berhentilah menatap layar itu dan alihkan pandanganmu padaku, Bibel." ucap Papa berkata dengan nada tegasnya.

Akupun mengalihkan pandanganku dari layar di hadapanku ini, lalu menatap Papa yang ada di hadapanku.

"Ada apa Pa? Maaf sebelumnya, aku sedang sibuk." kataku seraya memasang wajah yang memelas agar Papa langsung keluar dari ruangan ini.

Jangan, jangan berfikiran aku ini anak durhaka. Karena memang hari ini aku sangat sibuk, aku sedang memerhatikan harga jual saham perusahaan yang ada di Las Vegas yang semakin menurun. Bukannya ingin mengusir Papa secara halus, aku tidak sedurhaka itu pada orangtuaku sendiri.

"Jangan memasang tampang seperti itu padaku, sayang. Kau tahu untuk saat ini, tatapan itu tidak berpengaruh untuk Papa." ucapnya, lalu aku melihat Papa menghela nafas sebentar dan melanjutkan perkataan nya, "Kau terlalu banyak menghabiskan waktumu untuk bekerja, istirahatlah Bi. Kau bisa berjalan-jalan mencari udara segar. Tidak dengan selalu menghabiskan waktumu untuk perusahaan ini, aku masih sanggup untuk meng-handle perusahaan ini. Kau tidak perlu melakukan nya, sweetheart."

Papa memandangku dengan sangat serius, ada apa dengan Papa? Tidak seperti biasanya Papa melarangku untuk bekerja seperti ini, aku baru ingin mejawab perkataan Papa, tapi sepertinya Papa mengetahui aku ingin menjawab perkataan nya dengan beribu alasan yang sudah kusiapkan untuk menjawab pertanyaan seperti ini.

"Jangan," ucap Papa sambil mengangkat sebelah tangannya, "Untuk saat ini aku tidak ingin mendengar kau membantah." Papa menatapku dengan pandangan tajam dan seriusnya.

Oh no, kalian tidak tahu betapa sangat mengerikan nya Papa saat ini.

"Oke, oke. Santai Papa, aku pasti akan mengambil cuti untuk liburan. Tapi tidak untuk saat ini, apa Papa sudah tahu bahwa perusahaan kita yang berada di Las Vegas semakin menurun harga sahamnya. Dan tadi aku meminta datanya pada karyawan yang ada disana, dan apa Papa tahu perusahaan kita yang ada di Las Vegas akan mengalami kebangkrutan jika aku tidak meng-handlenya untuk saat ini."

Papa terlihat kaget, namun dengan sigap dia bisa mengontrol kembali ekspresi wajahnya. "Yasudah kalau begitu, kau bisa datang ke Las Vegas besok siang, kau handle perusahaan yang ada disana. Dan habiskan cutimu disana, setelah selesai meng-handle perusahaan itu. Jangan terus bekerja disana, Papa tidak mau itu terjadi. Jika kau tetap bekerja setelah menyelesaikan masalah perusahaan disana, Papa akan mencopot jabatanmu saat ini. Kau tahu Papa memiliki banyak mata-mata yang akan mengawasimu setiap detiknya." Aku mendelik mendengar perkataan Papa, kurasa perkataannya kali ini benar-benar serius.

"Ya ampun, oke-oke Papa, tidak perlu seserius itu. Aku pasti akan menuruti semua perkataan Papa."

Papa yang sepertinya sudah mendapatkan jawaban yang diinginkan nya, langsung bangun dari kursi yang berada dihadapanku, dan berniat akan meninggalkan ruangan ini.

"Bagus. Kalau begitu, nanti Papa akan langsung meminta sekretarismu untuk mengurusi perjalanmu ke Las Vegas besok. Kau akan berangkat sendiri kesana, sekretarismu tidak akan Papa izinkan ikut."

Aku hanya mengangguk mendengar perkataan Papa, dan langsung menghampirinya untuk menciumnya. See? Aku bukan anak durhaka kan?



-••-



Too be continued.

A DestinyWhere stories live. Discover now