Kepada apa kami menyeru manusia

125 0 0
                                    

Tolak ukur atau dasar kita

sebelumnya saya ingin membatasi tolak ukur yang harus digunakan dalam mengukur tingkat kejelasan tersebut. Kemudian saya akan berusaha untuk menjelaskannya semudah mungkin, sehingga setiap pembaca yang ingin mengambil manfaat daripadanya dapat memperolehnya. Saya kira tidak seorang Muslim pun akan berbeda dengan saya untuk mengatakan bahwa tolak ukur itu adalah Kitabullah; dialah lautan dari mana kita meraup mutiara kecemerlangan, dan referensi kepada mana kita menentukan hukum.

TUJUAN HIDUP DALAM AL-QURAN

Jika dalam pembahasan ini kita sepakat bahwa mereka telah melakukannya, maka itu berarti kita telah mencapai tujuan kita. Namun jika kita dapati mereka masih jauh dari al- Quran dan masih mengabaikan ajaran serta perintah al-Quran ketahuilah tugas kita kini adalah membawa kita dan mereka yang mengikuti kita untuk sama-sama ke arah ini.
Itulah tujuan manusia dalam menjalani hidupnya menurut Al-Qur'an. Allah swt. telah membersihkan kaum mukminin dari tujuan-tujuan buruk itu dan mencanangkan untuk mereka sebuah tujuan yang lebih mulia lagi luhur. Di atas pundak mereka Allah meletakkan beban besar yang sangat luhur; yaitu tugas membawa manusia ke jalan kebenaran, membimbing mereka ke jalan kebaikan, menerangi seluruh penjuru dunia dengan matahari Islam.

Ini berarti bahwa Al-Qur'an telah menjadikan kaum Muslimin sebagai mandataris-Nya di hadapan umat manusia; memberikan kepada mereka hak kepemimpinan dan kewenangan atas dunia untuk menunaikan mandat suci itu. Jadi kekuasaan itu adalah hak kita, bahkan hak Barat atau siapa pun: keberadaannya adalah demi peradaban Islam, dan bukan peradaban materialisme.

Ar risalah

Saya berharap bahwa mereka yang bertanya-tanya itu suatu saat akan mengetahui betapa kesungguhan pemuda-pemuda Ikhwanul Muslimin; mereka begadang ketika semua orang tertidur lelap, mereka gelisah di saat semua orang lengah. Lihatlah, seorang dari mereka duduk bekerja, berijtihad, dan berpikir keras di kantornya sejak sore hingga larut malam. Dalam hari-hari di sepanjang bulan ia terus melakukan itu. Sampai ketika akhir bulan tiba, ia pun mengumpulkan pendapatannya untuk kemudian menginfakkannya bagi jamaah dan dakwahnya. Ia menjadikan hartanya sebagai sarana mencapai tujuan suci dakwah ini. Seakan-akan lisannya yang suci hendak berkata, kepada kaumnya yang tidak pernah mengetahui betapa besar pengorbanannya, "Tak ada ganjaran yang kuharap, dari kalian. Aku hanya mengharap pahala dari Allah."

KAMI DAN POLITIK

Wahai kaum kami, sungguh ketika kami menyeru kalian, ada Qur'an di tangan kanan kami dan Sunah di tangan kiri kami, serta jejak kaum salaf yang saleh dari putera-putera terbaik umat ini adalah panutan kami. Kami menyeru kalian kepada Islam, kepada ajaran- ajarannya dan kepada hukum-hukumnya. Jika seruan itu kalian anggap sebagai politik, maka itulah politik kami. Dan jika orang yang menyeru kalian kepada itu semua kalian katakan sebagai politikus, maka alhamdulillah kami adalah politikus yang paling ulung. Jika kalian ingin menyebut itu sebagai politik, silakan memberi nama apa saja yang kalian suka. Sebab nama sama sekali tidak penting bagi kami, selama muatan dan tujuannya jelas.

Wahai kaum kami, sungguh ketika kami menyeru kalian, ada Qur'an di tangan kanan kami dan Sunah di tangan kiri kami, serta jejak kaum salaf yang saleh dari putera-putera terbaik umat ini adalah panutan kami. Kami menyeru kalian kepada Islam, kepada ajaran- ajarannya dan kepada hukum-hukumnya. Jika seruan itu kalian anggap sebagai politik, maka itulah politik kami. Dan jika orang yang menyeru kalian kepada itu semua kalian katakan sebagai politikus, maka alhamdulillah kami adalah politikus yang paling ulung. Jika kalian ingin menyebut itu sebagai politik, silakan memberi nama apa saja yang kalian suka. Sebab nama sama sekali tidak penting bagi kami, selama muatan dan tujuannya jelas.

Wahai kaum kami, janganlah hendaknya kata-kata menghalangi kalian dari melihat kebenaran, jangan pula nama menghijab kalian dari tujuan. jangan sampai kemasan (bungkus) menghijab kalian dari muatannya yang hakiki. jangan sampai itu semua terjadi. Sesungguhnya dalam Islam ada politik, namun politik yang padanya terletak kebahagiaan dunia dan akhirat. itulah politik kami. Kami tidak menginginkan pengganti apa pun selain itu, maka pimpinlah diri kalian dengan politik itu dan ajaklah orang lain melakukan yang serupa, niscaya kalian akan memperoleh kehormatan di akhirat.

APAKAH DASAR KEBANGSAAN

Itulah sebabnya saudaraku, kaum Salaf yang shalih lebih suka menisbatkan nasab mereka kepada Allah swt., dan menjadikan dasar shalat sebagai pusat segala amal mereka untuk mencapai nasab yang mulia. Dengarlah ketika seorang di antara mereka berseru,

Jangan panggil aku
kecuali dengan seruan "Hai hamba-Nya,"
karena itulah semulia-mulia namaku
Sementara ada lagi orang lain, ketika ditanya apakah ia berasal dari kabilah Tamim atau

Qais, dia menjawab,
Islamlah ayahku,
aku tak punya ayah selain itu
biarlah mereka bangga dengan Qais atau Tamim

menisbatkan nasab kepada Allah, berarti anda lelah memperoleh semua makna kehormatan' dan wibawa yang diimpikan oleh setiap orang?

Hendaklah kamu menjadi orang orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya."' (Ali lmran: 79)

SUMBER KEKUATAN TERBESAR

Dengan menisbatkan nasab kepada Allah swt. akan ditemukan makna tersendiri yang hanya ditangkap oleh mereka yang melakukannya. itulah wacana iman yang senantiasa penuh, keyakinan akan keberhasilan yang selalu memadati hati dan jiwamu, hingga tak lagi ada secuil pun rasa takut dalam dirimu kepada semua orang, bahkan juga kepada segenap alam, walaupun mereka semua berdiri tegak di hadapanmu, hendak merampas aqidah dan menodai ideologimu.

"(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang- orang yang mengatakan,'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,' maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (Ali Imran: 173)

Dari mana kita memulai

tekad membaja yang tak pernah melemah, kesetiaan yang teguh dan tidak tersusupi oleh pengkhianatan, pengorbanan yang tidak terbatasi oleh keserakahan dan kekikiran, pengetahuan dan keyakinan, serta penghormatan yang tinggi terhadap ideologi yang diperjuangkan .

Sesungguhnya suatu umat yang selalu terbuai dalam kenikmatan, terlena oleh kemewahan, tenggelam dalam kemilau harta benda dan tertipu oleh pesona bunga-bunga dunia, serta lupa pada kemungkinan menghadapi tragedi dan kekerasan serta berjuang menegakkan kebenaran; kepada umat seperti itu katakanlah "Selamat jalan kehormatan dan ketinggian."

Adakah jalan lain

jalan ini sangat panjang dan berliku, tapi tak ada pilihan lain selain ini. Tidak ada jalan selain itu yang dapat ditempuh untuk membangun kejayaan umat dengan benar.

Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa?". Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpalkan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik." (Al-A'raf: 164-165)

Kemenangan

Kesuksesan, keberuntungan, kemenangan dan berita gembira menghamburi orang-orang tertindas itu. Ia adalah mimpi yang telah menjadi kenyataan di depan mata para pemimpi. Ia adalah gaung kebenaran yang nyata, yang gemuruhnya membahana di segenap sudut mayapada,

Kepada apa kami menyeru manusiaWhere stories live. Discover now