"Aahh... Anna, kau sudah datang rupanya. Aku hanya ingin memberitahukan sesuatu padamu. Mari ikut ke dalam." Pria bersetelan putih itu kembali masuk ke dalam ruangan dan Anna mengikutinya.

***

Anna duduk di sebuah kursi berwarna hitam, sangat kontras dengan warna cat dinding di ruangan yang serba putih itu. Pria paruh baya yang sudah beruban itu duduk di depannya, di sebuah kursi hitam empuk dengan sandaran tinggi. Ia meletakkan kacamatanya dan menatap Anna.

 "Kau tau aku punya seorang anak laki-laki? Dia akan datang ke sini dalam waktu dekat dan akan bertugas di klinik-ku." ujarnya lalu kembali melanjutkan. "Aku ingin kau membantunya selama di sini. Maksudku, aku pikir aku hanya disibukkan dengan rumah sakit dan klinik itu, aku mungkin tidak butuh asisten pribadi lagi." Wajah Anna seketika memucat. Menjadi asisten pribadi dr. Steve adalah pekerjaan terbaik yang bisa ia dapatkan. Bagaimana jadinya kalau ia diberhentikan? dr. Steve yang melihat air muka Anna berubah langsung melanjutkan. "Aku tidak akan memecatmu Anna. Aku hanya ingin kau bekerja untuk anakku. Kau gadis baik yang begitu periang dan anakku bisa dibilang mempunyai sikap dan sifat yang sangat buruk. Aku harap kau bisa tahan dengannya." seulas senyum muncul di bibir tipis dr. Steve dan Anna hanya bisa memasang wajah sedatar mungkin.

"Anakku akan sampai dalam minggu ini. Aku harap kau tidak keberatan dengan keputusanku." Anna tersenyum lalu berdehem pelan. 

"Tidak apa-apa dokter. Aku senang karena masih bisa bekerja untuk keluarga dokter." Anna bangkit dari duduknya, menghampiri gantungan baju di belakang dan kembali dengan sebuah jas ditangannya. Ia lalu membetulkan letak buku di rak kecil di samping meja tempatnya duduk tadi dan tersenyum kepada dr. Steve.

"Aku akan ke laundry dan akan kembali membawa makan siang untuk dokter."

"Terima kasih, Anna." Anna menyunggingkan senyum lalu keluar dari ruang praktik. Setelah berpamitan dengan Clara, ia pergi menuju basement rumah sakit. Sudah hampir dua tahun ia mengabdi kepada keluarga Haynsworth. Ia bekerja sebagai asisten pribadi dr. Steve atau lebih baik dibilang pelayan. Ia mengatur semua kegiatan dr. Steve. Jadwal praktik dan beberapa seminar yang masih sering ia ikuti atau sekadar undangan-undangan pribadi. Semua janji yang berhubungan dengan dr. Steve harus melewatinya dulu sehingga tidak mengganggu jadwal yang lain.

Ia keluar dari lift dan langsung disambut oleh bau pengap yang cukup menyengat. Debu dari kendaraan beroda seakan menguap di udara dan membuat hidungnya gatal. Ia menuju sebuah kotak kaca yang begitu terang di apit oleh dua buah kafeteria di kanan kirinya. Suara lonceng berbunyi saat Anna membuka pintu dan dalam hitungan detik, seorang wanita muda muncul dari balik pintu lainnya. 

"Selamat siang, Anna." Wanita itu menyapa Anna dari balik meja yang membentuk setengah dari segi empat, seakan memenjarakan gerak wanita itu.

"Selamat siang, Diane." Ia menaruh jas yang ia bawa di atas meja, tepat di depan Diane Rowflane. 

"Terlambat satu hari dari jadwal biasa." Diane mengambil jas itu dan menaruhnya di bawah meja, lalu ke dalam dan kembali dengan sebuah kantong kertas di tangannya dan memberikannya kepada Anna. Wangi harum langsung menyusup hidungnya saat ia melihat apa isinya. Setelan dr. Steve yang ia cuci minggu lalu. "Jangan bilang kau lupa." Diane terkekeh sambil mengetikkan jari-jarinya pada mesin kasir.

Anna mengeluarkan beberapa lembar uang dollar sesaat setelah Diane memberikan nota tagihan untuknya. Nota itu ia selipkan ke saku jaketnya. Bagaimanapun nota itu tidak boleh hilang karena akan dipertanggung jawabkan pada laporan pengeluarannya.

"Kau tampak murung?" Diane menaruh kedua sikunya di atas meja dan menopang wajah dengan telapak tangan. Mengamati wajah polos di depannya.

"Aku baik-baik saja. Hanya sedikit kurang tidur." Anna menarik napas panjang dan mencoba tersenyum. 

Covenant Of MarriageWhere stories live. Discover now