DUA "Perubahan Besar, Berawal dari Individu Itu Sendiri"

7.5K 282 15
                                    

Suasana musolla yang teduh memang sangat indah untuk dinikmati bersama sambil menunggu datangnya waktu sholat dzuhur. Mereka asyik bercengkrama membahas tentang berkembangan pemuda diera sekarang ini. Mereka saling berdiskusi dengan dipisahkan hijab.

“kasian yah pemuda kita.?” Ucap Maulida

“sadarkah mereka, bahwa mereka itu harapan bangsa.” Sahut Desy

“mereka itu sedang tertidur ukh.” Sambung Fadhil dari balik hijab

“Tertidur? Lantas kapan bangunnya?” Tanya Damay dengan ekspresi heran

“Entar! Kalu hidayah mampir mengetuk pintu tidur mereka!” sahut Siti

Mendengar ocehan mereka Adnan tersenyum sambil memandang Fuad lalu berucap, “Yakinlah! Suatu hari mereka kan menjadi ikhwat-ikhwat sejati yang tangguh, takakan runtuh meski diterjang ombak besar.”

“Amin!” sahut Fuad

“Lalu?” ucap Damay

“Lalu apanya ukh?” sahut Fadhil kembali

“Iya lalu apa yang harus dilakukan untuk merubah pemuda-pemuda seperti itu?” sahutnya kembali

“Ditaujihi! Kita ceramahi saja mereka!” sela Siti berapi-api

“kalu mereka mau?” sahut Maulida

“Harus mau!” sahut Siti kembali

“Kalu ga mau!” sahut Desy

“PAKSA!” sahutnya kembali

“Ummhh… mana mereka mau, kabur iya!” sahut Fadhil

“So!?” ucap damay

“So.. daripada bingung?” sambung Siti

“Yo mari kita Tanya pakar psikologi sekaligus pengamat pemuda Indonesia kita, mba Faizah.” Ucap mereka serempak

Fuad, Fadhil, Firman dan Adnan yang mendengar kalimat tersebut, langsung saling berpandangan dengan senyum yang mengembang dari bibir mereka.

Faizah yang dari tadi diam sambil mengamati pola tingkah laku adik-adik binaannya ini, tersenyum geli.

“Bagaimana mba sayang?” Tanya Maulida

“Apanya yang bagaimana, de?” Tanya Faizah kembali

“yang tadi itu loh mba.” Sahut desy

“yang tadi yang mana, de?”

“MBA!!” sahut mereka serempak

“Negara ini perlu perubahan besar.!” Sahut Siti kembali dengan gayanya yang kocak

“HOW?!” sahut Desy

“kita ajak rame-rame mereka, kita serbu!” sahutnya kembali

“Bagaimana mba?” Tanya Maulida pada Faizah sambil memandangnya dengan tatapan penuh harapan.

“Berubahan besar bukan berawal dari komunitas yang besar, tapi dari satu individu dulu.”

“Maksudnya mba?” sela Firman dari balik hijab

“jika kita ingin melakukan berubahan besar, maka berawal dari satu individu dulu. Jika individu ini sudah matang, maka berlanjut kekomunitas. Jika yang individu belum mampu membawa dirinya keperubahan, bagaimana dia bisa membawa berubahan besar pada komunitas?”

Mendengar ungkapan Faizah, Firman memandang Adnan dan Fuad. Dari tatapan matanya, seakan menunjukkan bahwa Firman butuh penjelasan lebih. Melihat hal itu Adnan pun ikut bicara.

Izinkan Aku Mengkhitbahmu dengan KeislamankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang