Bintang bilang aku sekelas sama dia. Artinya aku sekelas sama Jo juga. Dan Lintang. ARGH!!! Inget, Ka, self-control! Inget!!

"Hari ini kita dapat murid pindahan SMA sebelah," suara Pak Yanto membuatku mengerjap sadar dan mengepalkan tangan semangat. Tadi guru itu bilang tunggu sebentar di luar sampai ada suruhan masuk. "Jaga temen baru kalian baik-baik."

Itu dia. Aku buru-buru maju, lalu melangkah masuk ke dalam kelas.

"Hai," aku mengangkat telapak tangan, mencari dengan mata lebar. Ada Bintang di pojok kelas sebelah kanan, di sebelahnya Jonathan yang kelihatan malu-malu. Mereka kayak nggak sadar aku ada di depan, heh. Oke, sekali lagi, mana Lintang... mana Lintang...

"Perkenalkan diri kamu sendiri."

Argh, Pak, seriously?? Timing Pak!

Aku maju, mengerjap sekali, lalu membuka mulut.

"Nama saya Budi."

Dalam hati aku menutup muka. Darn it, Ka, siapa pula itu Budi yang namanya kamu bawa-bawa? Ini efek gara-gara kurang fokus. Mungkin aku lagi butuh Aqua atau semacamnya biar―

―astaga. Itu Lintang. Itu Lintang itu Lintang itu Lintang!!!

Cowok mungil itu lagi noleh ke samping, kayak nahan ketawa. Oh my God aku bikin dia ketawa!! Dan ini baru hari kedua, astaga! I'm so excited aack!! Jantungku berdebar, dan aku nggak yakin Pak Yanto yang berdiri di belakang denger atau enggak.

Lintang mengarahkan tatapannya ke depan, dan kami bersitatap. Oke, Jantung, tetap di tempat. Otak, silahkan bekerja. Mulut, dengarkan perintah Otak, bukan Hati. Mata, fokus ke Lintang. Telinga, siaga satu denger suaranya lagi. Anggota tubuh lain, diem aja sekarang.

Tapi aku nggak tahan buat nggak menyeringai, lalu ketawa. Bisakah kalian percaya? Lintang memperhatikanku! Sekarang, akhirnya, setelah sekian lama! Sebenernya aku pengen ketawa sampai nangis saking bahagianya, tapi sialan, bibirku yang kemarin robek ketinju anak masih sakit.

Oke Ka, balik ke kenyataan.

"Nggak ding," aku buru-buru mengoreksi, menatap Lintang dan ya Tuhan, apa aku udah pernah bilang cowok itu punya mata besar yang lucu banget? "Bercanda. Nama saya bukan Budi, tapi Nina. Budi nama kakak saya."

Kaka sialan, fokus!

Pak Yanto mukul kepalaku. "Yang bener kenalannya!"

"Maaf Pak," aku meringis, menatap Lintang lagi. Oke, kali ini pasti bener. "Nama lengkap saya Kashkaharsya Senja, pake 'h' setelah huruf 's' yang pertama. Kalian bisa panggil saya Kaka. Sekian."

Well done, Ka! Aku ngerasa bangga banget akhirnya.

"Gitu kek," Pak Yanto mendengus. "Ya udah, cepet duduk sana. Keluarin buku teks MTK sekalian."

Mati. Aku mendadak panik. "Saya belum beli bukunya Pak."

"Gabung sama anak laen," Pak Yanto bahkan nggak noleh dari papan tulis pas ngasih jawaban, sial. "Kamu lihat bocah pendek di belakang sana? Duduk di sampingnya. Dia yang paling jago MTK di kelas ini, jadi Lintang, sekalian kamu ajarin Kaka."

Oh.

My.

To the God.

Kayaknya rohku udah pingsan duluan di tempat. 


×

×

×





[time skip setelah first kiss Kaka-Lintang di bagian akhir 'begin again']

not yet end [in ed.]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt