12. Bingung

473 38 26
                                        

Juan sekilas menatap ponselnya yang berdering sedari tadi dengan malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juan sekilas menatap ponselnya yang berdering sedari tadi dengan malas. Tak ayal Haikal yang dari tadi mencoba mengabaikan seperti yang Juan lakukan, namun kini sudah tidak tahan. Haikal pun langsung mengoceh dan merasa keberisikan, dengan mulut penuh akan roti bakar buatan ibunya yang ia bawa. "Hp lo nyala dari tadi nyet. Angkat lah,"

"Ga penting."

Haikal langsung tersenyum dengan tangan mengusap-usap dadanya sendiri. Sabar kal, sabar!

Sahabatnya sendiri tau siapa yang menelepon, karena nama Handoko tertera jelas di ponsel Juan. Namun nada dering ponsel Juan yang terasa mengajaknya untuk ribut di pagi yang damai ini, membuat Haikal senewen. Karena saking kencangnya. Ingin protes untuk ketiga kalinya, tapi si penelpon berganti nama.

"Tapi kali ini dari Mbak Elgi Juan," Ucap Haikal dengan nadanya yang turun dibanding tadi.

Juan yang memang sudah tenggelam dalam pikirannya, langsung tersadar lalu mengangkat panggilan dari si penelpon. Entah sejauh apa hubungan Juan dengan Handoko, Haikal sempat bingung. Karena menerima panggilan dari papahnya sendiri sahabatnya itu tidak mau. Sejatinya Haikal juga di ceritakan soal keluarga Juan pun baru-baru ini, ia tidak ingin gegabah dalam menyimpulkan semuanya. Yang jelas Haikal akan selalu mendoakan yang terbaik untuk Juan. Apapun itu.

Pagi itu Haikal serta Juan memilih naik ke atap gedung sekolahnya untuk menikmati bekal yang Haikal bawa. Sedangkan Juan sendiri sedari tadi lebih memilih untuk menatap langit dan hanya bertugas menjawab berbagai macam keluhan dari Haikal pada dirinya

"Kalo aku bawa Haikal boleh Mbak?"

Juan bertanya pada si penelpon dan malah membuat Haikal yang tentu duduknya tepat di pinggir Juan, langsung melotot. Karena tiba-tiba namanya di seret pada percakapan Juan dengan Kaka perempuan Jilian.

"Nanti Juan aja yang bayar tiket Haikal Mbak," Lanjut Juan yang masih setia menempelkan ponselnya tepat di telinga.

"Makasih ya Mbak Elgi, Juan berdoa semuanya dilancarkan sampai hari dimana Mbak sama Bang Brian nikah,"

"Juan juga sayang Mbak Elgi."

Setelah selesai menelpon, Juan menatap Haikal dengan ragu. "Apaan lo bawa-bawa nama gue? Mau bayarin tiket gue? Tiket apaan? Emang mau kemana?" Tanya Haikal menuntut dengan sangat penasaran.

Juan membasahi bibirnya, dengan mata menerawang langit pagi di atap sekolahnya, Juan sedikit gugup memberitahu Haikal yang sebenarnya.

"Ngomong atau gue dorong lo dari sini?" Ancam Haikal.

"Sorry Kal."

Bau-bau jika akan terseret pada ide bodoh Juan, Haikal langsung membuang mukanya. "Pas libur semester Mbak Elgi ngajak ke Bali, katanya Mbak Elgi mau liburan bareng orang-orang yang dia sayang sebelum jadi istri Bang Brian." Cicit Juan sedikit takut akan reaksi Haikal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another Love | JaewooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang