CHOCOLATE

85 5 2
                                    

"Kim Yookwon-ssi. Tolong jangan bermain di tengah pelajaran saya."

Yookwon, bocah lelaki bermata sipit itu mendongak dan menatap Yoon ssaem, gurunya, dengan tatapan polos khas bocah TK. Matanya berkedip beberapa kali tanda mencerna perkataan gurunya sebelum akhirnya kedua tangannya naik ke atas meja.

"Yookwon tidak sedang bermain kok, ssaem." ujarnya polos tanpa melepas pandangan dari Yoon ssaem. Yoon ssaem mengangkat sebelah alisnya, lalu berjalan mendekati bangku Yookwon.

"Lalu apa yang kau lakukan..- astaga, Kim Yookwon! Cuci tanganmu dan buanglah sampah-sampah cokelat itu!" Yoon ssaem membentak. Yookwon terkejut, namun beberapa detik kemudian ia malah memasang cengiran bodoh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Yookwon bangkit berdiri dan lekas membuang semua bungkus cokelat yang ia simpan di laci meja lalu melesat keluar kelasnya, ke toilet. Sementara itu, Yoon ssaem hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah melihat ulah bocah troublemaker itu.

+ Chocolate +

"Dududu~... Yookwon chocolate joha, chocolate joha."

Yookwon melangkah dengan santai menyusuri lorong TK-nya menuju ke kelasnya. Tangannya merogoh saku celananya, lalu mengeluarkan sebatang cokelat dari dalamnya. Tanpa basa-basi dirinya langsung melahap cokelat itu setelah membuang bungkusnya entah kemana. Langkahnya benar-benar santai, ia bahkan masih saja sempat mengintip ke kelas-kelas lain. Tapi tunggu, dari mana ia bisa mendapatkan cokelat itu padahal semua persediaan cokelatnya telah disita oleh Yoon ssaem? Oh, bagi bocah yang mempunyai kecerdikan disertai modal ketampanan semacam Yookwon, mengemis cokelat dari kantin bukanlah hal yang sulit. Ia hanya perlu memohon dengan mata yang berkaca-kaca lalu ia akan mendapat dua bungkus cokelat secara cuma-cuma.

"Kim Yookwon!" Yookwon berhenti melangkah dan menatap lurus ke depan. Seorang anak perempuan seusianya tampak berdiri lima meter di depannya sambil berkacak pinggang, kesal. Luna Park, nama anak itu. Dia teman sekelas Yookwon.

"Ada apa? Aah, Luna mau ikut membolos bersama Kwon ya?" wajah bingung Yookwon seketika berubah sumringah. Ia lekas menghampiri Luna dan menggamit lengannya tanpa sekalipun mencoba melihat ekspresi wajah anak berambut pendek sebahu itu. Padahal, sedari tadi Luna sudah mati-matian meredam emosi karena melihat kenakalan sahabatnya yang diatas rata-rata. Lagipula, ia takkan mungkin mau membolos. Luna adalah murid teladan di TK-nya, kau harus tahu itu.

"APA KATAMU?! KAU TAHU TIDAK SIH YOON SSAEM MARAH-MARAH KARENA JALANMU ITU LAMBAT SEKALI?!! AYO CEPAT IKUT AKU KEMBALI KE KELAS!"

Oh, tidak. Luna sudah tak dapat menahan emosinya lagi.

"Aaah! Sakit! Aduuuh, telingaku jangan ditarik dong! Nanti kalau jadi panjang seperti kelinci bagaimana?" Protes Yookwon setengah mengaduh kesakitan kala telinga kanannya ditarik oleh Luna. Kedua tangan mungilnya berusaha melepaskan cengkraman Luna dari telinganya. Namun sayang, sahabatnya yang biasanya manis itu sudah berubah menjadi monster yang lebih mengerikan dari semua monster yang ada di buku dongeng Yookwon.

"Lunaaa~..." Yookwon merajuk. Luna yang masih setia menarik telinganya sambil menyeretnya ke kelas merespon dingin.

"Apa?" Tanya Luna tanpa berhenti melakukan kegiatan penyiksaannya.

"Luna 'kan sahabat Kwon, jadi tolong biarkan Kwon membolos sekaliii saja. Ya? Please~ Kwon janji ini akan jadi terakhir kalinya Kwon membolos!" Yookwon mulai melancarkan aksinya. Ia merajuk sembari memasang wajah memelas yang sangat imut khas bocah TK. Matanya yang sipit melebar dan berkaca-kaca menatap Luna, ia lalu menambahkan wajah polos dan akting hampir menangis yang sempurna.

Luna berhenti dan memutar kedua bola matanya sebal. Rasa iba dan tak teganya akan muncul jika Yookwon sudah melakukan aegyo seperti ini. Tapi, sudah berapa kali Luna terkena jebakan ini? Bilangnya terakhir kali, tapi besok-besok masih melakukan. Luna jadi berpikir dua kali untuk meloloskan seorang Kim Yookwon dari kelas baca-tulis siang ini. Untunglah, niatnya untuk tak meloloskan Yookwon itu semakin kuat ketika ia melihat sesuatu menyembul dari dalam saku Yookwon. Itu cokelat batangan.

CHOCOLATEWhere stories live. Discover now