Chapter 2

10.6K 591 13
                                    

Jace in the picture

~


1 Maret 2015

Jace's POV

"Aaaahh.. Thank God!" Kataku dengan lega, mengusap keringat didahiku, selagi aku berjalan menuju ketengah didalam sebuah bus. Kulihat-lihat sekitar, kurasa hanya tinggal 1 kursi yang kosong, disebelah seorang anak perempuan, ia tampak sebaya denganku. Aku belum mengenalnya, tapi dia anak yang bersekolah yang sama denganku.

"Can I sit next to you?" Tanyaku, ia tersenyum, lalu menggeser kakinya sedikit, dan aku duduk disebelahnya. Biasanya, aku mendapatkan tempat yang berada didepan, belakang kursi pengemudi, but now.. I think it's okay, at least I got a seat to sit.

"Hey.. You Jace?" Tanya perempuan disampingku, aku menoleh untuk menatapnya, dan menaikkan kedua alis mataku.

"Yes, I'm Jace.. Kau kenal aku?" Tanyaku. Ia tersenyum.

"Well.. Tidak.. Tapi aku mengetahuimu dari Billy dan Nathan.. Billy Burke, teman dekatmu, dan Nathan.. The school's hottest star athlete.. Kau kenal mereka semua? Oh ya maaf.. Aku lupa mengenalkan diriku.. Aku Alicia.. Alicia Tyson.." Katanya, kami berjabat tangan.

"Nice to meet you, Alice.. Well, Billy adalah teman dekatku, dan.. Nathan adalah teman lamaku saat kami berdua berada dibangku TK sampai SD.. Kami tidak begitu dekat, dan mungkin sekarang jauh.. So we just remember each other.." Kataku, Alicia mengangguk dengan menatap kedua matanya menatap mataku.

"Well.. Aku harap kita dapat menjadi teman baik dan bahkan sahabat.. Ok, aku turun dulu.. Rumahku sudah dekat.. See you!" Kata Alicia.

Aku tertarik dengan anak perempuan ini. Ia memiliki gigi ginsul yang lucu, hidungnya tajam dengan bentuk matanya yang melengkung bagaikan daun the, ia berambut cokelat dengan model sisi kanan yang dipotong tipis dan sisi kiri yang diurai panjang. I think we'll be a good friend.

"Ok.. See you too!" Kataku, ia tersenyum selagi bis berhenti diperempatan jalan, ia turun dan berjalan menuju ke rumahnya. Aku kembali menatap kearah depan, lalu, naiklah seorang pria misterius, ia berambut pirang, badannya kekar, matanya berwarna cokelat jingga kemerahan, ia mengenakan celana jeans biru tua, sebuah sepatu boots, dan kaos trunk putih, ia berjalan ke arah kursiku.

"Excuse me.." Katanya, ia duduk disebelahku. Aku menggeser ke kiri agak sedikit, menyisakan sebuah jarak diantara kita. Entah mengapa, serigala didalam hatiku memperhatikan pria ini dengan aneh.

15 menit lagi, bus akan berhenti ke pertigaan Mother Hill, daerah rumahku. Aku mengantuk, dan berkali-kali menguap. Kedua mataku seolah menutup dengan sendirinya, dan kepalaku mulai goyah, hampir kepalaku jatuh ke kanan, ketempat pria yang duduk disebelah kananku, ia menghalangi kepalaku dari terjatuh.

"Watch it!" Kata pria itu, aku kembali menatap jalan yang silih berganti. Pria ini membuatku merasa takut dan aneh. Aku mengintip pria ini dengan bola mataku yang berjalan keujung mata, ia juga melakukan yang sama, kubuang pandanganku jauh kearah jalan.

~

"I'm home!" Kataku kepada seisi rumah selagi aku masuk dari pintu depan. Ibuku belum pulang. Well.. Home alone part.. I don't know, mungkin sudah part 80. Aku berjalan menuju ke gantungan jaket, aku menggigit bibir bawah selagi tiba-tiba pikiranku teringat pria yang ada di bus tadi. Serasa agak aneh, apakah aku mengenal orang itu? I don't know. Kulemparkan tasku ke sofa, dan kugantung jaketku digantungan jaket.

Tiba-tiba, pintu rumahku diketuk, kuhampiri segera.

"Hey Jace!!!" Sapa seorang sobat karibku, no other than Billy Burke.

No Flower Without Rain [bxb]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon