SC-22

510 35 5
                                        

2 minggu kemudian...

Renjun sedang berkutat dengan alat dapur. Memasak sarapan untuk diri nya dan penghuni rumah. Dia juga menyiapkan susu untuk si kecil Minji. Bukankah bayi newborn minum ASI? Ya memang benar, hanya saja sejak dia lahir dia tidak pernah minum ASI. Hanya susu formula, Renjun juga tidak tahu kenapa dan tidak mau tahu juga.

"Mana susu untuk Minji?" tanya Minju yang berdiri di samping kulkas sambil menggendong Minji. Fyi, Minji sudah berusia 5 bulan.

"Sebentar" ucap Renjun. Tak lama dia menghampiri Minju dan menyerahkan botol susu Minji.

"Hati hati, masih sedikit panas" ucapnya.

Minju hanya berdehem dan pergi menuju meja makan dan duduk di salah satu kursi. Renjun kembali berkutat dengan alat masaknya.

15 menit kemudian, Renjun selesai memasak. Membawa masakannya dan menatanya di meja makan. Bertepatan dengan Jaemin yang baru turun dengan setelan kantornya.

"Selamat pagi papa" ucap Minju sambil menggerak gerakkan tangan mungil Minji saat mendapati Jaemin menghampirinya.

"Selamat pagi anak papa dan mama" balas Jaemin. Tatapannya lalu beralih pada Renjun yang baru saja kembali dari dapur.

"Selamat pagi Renjun" sapa nya pada Renjun.

"Hm, pagi juga. Duduklah makan, aku keatas dulu" ucap Renjun lalu beranjak dari ruang makan.

"Kamu tidak sarapan?" tanya Jaemin.

"Aku belum lapar, nanti saja. Selamat makan" ucapnya lalu berjalan naik ke atas.

"Ayo, kita makan. Aku sudah lapar" ujar Minju. Mereka berdua pun mulai sarapan.







"Aku pergi, jaga Minji baik baik" ucap Minju sambil merapihkan lagi penampilannya. Sedang Renjun hanya mengangguk. Digendongannya terdapat Minji yang sedang asyik bercelotah sambil mengemut jarinya.

Minju pun masuk kedalam mobil. Mobil tersebut pun melaju meninggalkan pekarangan rumah. "Da, da, daa!!" celoteh Minji.

"Apa, hm?" tanya Renjun.

"Ma, pa?"

"Mama sedang pergi dan papa sedang dikantor. Hari ini baby bersama kakak dulu" ucap Renjun, dia berjalan masuk kedalam rumah menuju ruang keluarga.

Sudah sejak dua minggu lalu dia dekat dengan Minji. Kadang dia akan menjaga Minji saat Minju sedang lelah atau pergi.

"Da, da, daaa...." 

"Ka-ka" ujarnya mengeja kata 'kakak'. Pasalnya Minji selalu memanggilnya dengan sebutan 'da', dia jadi bingung itu apa.

"Da!! Da... daaa... huhuu..." celoteh Minji lalu menangis.

"Da? Apa? Bicara yang jelas Minji" ujar Renjun. Dia meletakkan Minji di lantai berlapis karpet berbulu yang baru dibeli Jaemin sekitar tiga minggu yang lalu.

"Da!! Da, da... huhuuu!!" ucap Minji sambil menganggkat tangannya meminta gendong.

"Apa? Gendong? Nggak mau, Minji berat" ucap Renjun.

"HUHUUU... DAAA!!"

Tangisan Minji pun mengeras dan menggelegar. Renjun segera mengangkat Minji karena panik.

"Iya, iya!! Sudah kakak gendong, berhenti menangis" ucap Renjun. Dan, ajaibnya Minji berhenti menangis digantikan dengan  tangannya menepuk pipi Renjun sambil tertawa.

"AAA LUCUNYAA!!" pekik Renjun gemas lalu memeluk Minji dengan erat.

"DAAA!!! HUWAAA!!!" Tangisan Minji pun kembali terdengar. Si kecil merasa sesak karena dipeluk sangat erat oleh Renjun. Renjun hanya tertawa sambil mereganggakan pelukannya.

"Minji duduk disini dulu ya? Kakak mau keatas dulu ambil laptop" ucap Renjun sambil meletakkan Minji. "Hanya sebentar. Tidak boleh kemana mana. Okee?"  lanjutnya.

"Daaa..."

Renjun pun berjalan menuju tangga dan naik ke atas sambil terus memandang Minji yang juga memandangnya.

Minji yang terlentang pun langsung membalik badannya cepat menjadi tengkurap setelah Renjun hilang dari pandangannya. Bayi 5 bulan itu mengangkat punggungnya, ingin duduk. Namun, dia tidak bisa berakhir terjebak dengan posisi tengukarap, punggungnya melengkung dengan kepala yang tertekuk ke belakang.

"HUWAAA DAAAA!!"

Mendengar tangisan Minji, Renjun yang masih di dalam kamarnya pun dengan cepat berlari turun menghampiri Minji.

"ASTAGA MINJI!!" pekik Renjun sambil membantu Minji duduk. Mengusap pelan rambut Minji sambil menghapus air mata Minji yang keluar.

"Huwaaa.... daaa..."

"Iya, iya. Maaf ya baby? Maaf kakak tinggal tadi"

"Daaa..." celoteh Minji.

"Hm, ada apa? Lapar?"

"Daaa..." Minji menunjuk kotak mainan yang berada disamping televisi.

"Mau mainan?" tanya Renjun lalu berjalan mengambil kotak tersebut. Meletakkannya di depan Minji yang sudah memekik girang.

"Jangan di-"

Brak

"Kkkkk... daaa!!"

Renjun menghela napas. Belum juga ucapannya selesai terpotong dengan Minji yang sudah mendorong kotak tersebut hingga terguling. Pemuda manis itu menatap Minji yang sudah memegang barbie sambil terkikik.

"Untung saja lucu!! Nanti bereskan sendiri!! Kakak tidak mau bantu!!" omel Renjun lalu duduk di sofa ruang keluarga. Membiarkan Minji sibuk dengan barbie yang kaki nya sudah masuk kedalam hidungnya. Bukannya menangis dia malah terkikik sambil bertepuk tangan.

Ada ada saja kelakuannya, pikir Renjun.



𝗧𝗕𝗖





𝖧𝖺𝗅𝗅𝗈, 𝗁𝖺𝗉𝗉𝗒 𝗐𝖾𝖾𝗄𝖾𝗇𝖽. 𝖲𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎𝗂𝗇. 𝖫𝗎𝖼𝗎 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝗍 𝗌𝗂𝗁 𝗌𝗂 𝖬𝗂𝗇𝗃𝗂😖😖 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖺𝖽𝖾𝗀𝖺𝗇 𝖬𝗂𝗇𝗃𝗂 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝖽𝗎𝖽𝗎𝗄 𝗂𝗍𝗎 𝗍𝖾𝗋𝗂𝗇𝗌𝗉𝗂𝗋𝖺𝗌𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝖽𝖾𝗄𝗄𝗎, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝖽𝗂𝖺 𝗎𝗌𝗂𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗎𝖽𝖺𝗁 𝖾𝗇𝖺𝗆 𝖻𝗎𝗅𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝖻𝖾𝗅𝖺𝗃𝖺𝗋 𝖽𝗎𝖽𝗎𝗄. 𝖭𝗂𝖺𝗍𝗇𝗒𝖺 𝗉𝖾𝗇𝗀𝖾𝗇 𝖽𝗎𝖽𝗎𝗄 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗄𝖾𝗉𝖺𝗅𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗒𝖺𝗇𝗀𝗄𝗎𝗍 𝖽𝗂 𝖺𝗇𝗍𝖺𝗋𝖺 𝗄𝖾𝖽𝗎𝖺 𝗍𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺.

𝖳𝖾𝗋𝗎𝗌 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝖬𝗂𝗇𝗃𝗂 𝗆𝖺𝗂𝗇 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖻𝗈𝗇𝖾𝗄𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗂𝗇𝗌𝗉𝗂𝗋𝖺𝗌𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝖽𝖾𝗄𝗄𝗎 𝗃𝗎𝗀𝖺, 𝖽𝗎𝗅𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝗍 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖻𝖺𝗋𝖻𝗂𝖾 𝗉𝖺𝖽𝖺𝗁𝖺𝗅 𝖽𝗂𝖺 𝖼𝗈𝗐𝗈🙂🙂 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝗇𝗀𝗈𝗅𝖾𝗄𝗌𝗂 𝖻𝗈𝗇𝖾𝗄𝖺 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖺𝗂𝗇𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾 𝗅𝖺𝗁 𝗉𝗈𝗄𝗈𝗄𝗇𝗒𝖺. 𝖲𝖺𝗆𝗉𝖾 𝗆𝖺𝗂𝗇𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝗆𝖺𝗂𝗇𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗆𝖺𝗂𝗇𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝖼𝗈𝗐𝗈🙂🙂 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗂𝗍𝗎 𝖽𝗎𝗅𝗎, 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖺 𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝗇𝗀𝗈𝗅𝖾𝗄𝗌𝗂 𝗆𝖺𝗂𝗇𝖺𝗇 𝖼𝗈𝗐𝗈, 𝗒𝖺 𝗆𝖾𝗌𝗄𝗂𝗉𝗎𝗇 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗅𝗂 𝗆𝖺𝗂𝗇𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾. 𝖣𝖺𝗇, 𝗄𝖾𝗆𝖺𝗋𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝖺𝗃𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗂 𝗄𝗎𝗍𝖾𝗄 𝗀𝗅𝗂𝗍𝖾𝗋 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝗂𝗇𝗂🙂🙂𝗍𝗋𝗌 𝗌𝗎𝗋𝗎𝗁 𝖺𝗄𝗎 kutekin 𝖽𝗂𝖺, 𝖼𝖺𝗉𝖾𝗄 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝗍 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗄𝖾𝗅𝖺𝗄𝗎𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺. 𝖤𝗁, 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝖼𝗎𝗋𝗁𝖺𝗍 𝗁𝖾𝗁𝖾, 𝗆𝖺𝖺𝖿 𝗆𝖺𝖺𝖿.

𝖲𝖾𝗆𝗈𝗀𝖺 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝖺𝗇𝖽 𝗌𝖾𝖾 𝗒𝗈𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎

𝖬𝗂𝗇𝗀𝗀𝗎, 21 𝖩𝗎𝗅𝗂 2024
—𝖫𝗎𝗇𝖺🌙

Second ChoiceWhere stories live. Discover now