"Jika kau tanya pendapat ayah, di satu sisi ayah bahagia karena Yuuji akhirnya menemukan kebahagiannya namun di satu sisi ayah juga sedih karena kebahagiaan Yuuji saat ini adalah sumber rasa sakitmu Sukuna."



"Aku pantas menerimanya ayah tapi ketika aku disuruh menghadiri acara mungkin aku tidak akan bisa."



"Tidak apa-apa jika tidak mau datang, ayah mengerti perasaanmu."



Di tengah perbincangan ayah dan anak itu, sang ibu datang untuk memeluk putra sulungnya tersebut dari belakang. "Nak ayo makan dulu, ibu sudah buatkan makanan kesukaanmu."



Sukuna sungguh beruntung memiliki orangtua yang begitu menyayanginya. Ia jadi bertanya-tanya sifat brengseknya ini diturunkan dari siapa karena kedua orangtua dan adiknya tidak memiliki sifat seperti dirinya.



Pada akhirnya Sukuna berakhir makan bersama keluarganya. Kini hanya mereka yang bisa membuatnya merasa nyaman, dua orang yang selalu menerima dirinya seburuk apapun ia.








.
.
.
.





Hari ini keluarga Fushiguro dan Satoru berada di bandara untuk menjemput Megumi. Selain mereka, keluarga Itadori juga baru saja datang untuk menjemput Yuuji. Setelah beberapa tahun berada di Amerika, pada akhirnya mereka pulang dan karena itu juga Yuuji langsung ingin meresmikan hubungannya dengan Megumi.



Yuuji berjalan sendirian dengan menyeret kopernya. Keluarga Fushiguro yang melihat pemuda itu hanya sendirian langsung berjalan menghampiri Yuuji.



"Yuuji, mana Megumi?" tanya Tsumiki. Ia menggendong bayi kecil hasil pernikahannya yang kira-kira berusia dua atau tiga tahun.



"Aku tidak tahu kak."



Jawabannya Yuuji yang terkesan enteng itu langsung membuat Toji emosi. "Apa maksudmu kau tidak tahu? Kenapa kau meninggalkannya sendirian?! Kau tahu sendiri kondisi Megumi seperti apa!" seru Toji.



"Toji tenanglah." ucap Satoru.



"Bagaimana aku bisa tenang?! Bagaimana kalau Megumi--"



"Ayah aku disini." ucap sebuah suara dibelakang mereka semua.



Semua menoleh keasal suara tersebut dan mereka harus terkejut mendapati Megumi berdiri dengan merentangkan kedua tangannya, gestur ingin memeluk.



"M-megumi?!" Toji membelalakan bola matanya melihat putranya berdiri tegak disana tanpa bantuan kursi roda lagi.



"Tadaima." ucap Megumi dan saat itu juga sang ayah memeluknya dengan erat.



"Ayah sesak." ucap Megumi karena Toji memeluknya begitu erat.






"Kau tahu? Kau berhasil memberikan kejutan terbesar untuk ayah." ucap Toji dengan suara bergetar.



"Megumi..."



Tsumiki dengan menggendong putranya juga setengah memeluk adiknya tersebut. Ia juga terharu melihat adiknya kini sudah bisa berjalan lagi.



"Ah keponakanku." Megumi mengusap kepala bayi yang berada di gendongan Tsumiki. Bocah itu langsung menarik jari Megumi dengan dua tangan kecil miliknya.



Megumi pun melepaskan pelukan mereka. Matanya kemudian tak sengaja bertemu pandang dengan Sukuna. Pria itu rupanya berdiri cukup jauh dari tempat ia berdiri.



Megumi bersikap dewasa. Ia tersenyum lembut pada Sukuna alih-alih menyimpan dendam setelah apa yang Sukuna lakukan pada dirinya.



Namun hal itu justru membuat Sukuna lebih merasa sakit. Dengan melihat sikap Megumi yang seperti itu, bisa di pastikan pemuda itu telah bisa terlepas darinya, melupakan rasa sakit yang pernah Sukuna torehkan di hati pemuda itu. Lalu ia sendiri? ia bertahan dengan rasa sakit karena kehilangan dan tetap terjebak dengan rasa bersalahnya.



Megumi tertegun melihat Sukuna berbalik lalu memilih pergi. Bukan karena Sukuna yang pergi begitu saja yang membuat Megumi tertegun namun ketika melihat setetes air mata pria itu yang sempat tertangkap penglihatannya.



"Yuuji ayah tinggal sebentar ya." ucap Jin setelah melepas rindu dengan putra bungsunya. Ia tentu saja melihat Sukuna dan akan menyusul putra sulungnya tersebut. Ia pun meninggalkan Yuuji bersama istrinya.



Yuuji tentu mengerti situasi dan membiarkan ayahnya pergi untuk menemani sang kakak. Diam-diam ia sering menanyakan kabar Sukuna pada kedua orangtuanya.








.

.

.

.

.



Setelah semua yang terjadi pada akhirnya Yuuji melangsungkan pernikahannya dengan Megumi. Acara pernikahan tersebut berlangsung cukup meriah di awal dan tentu setelah acara selesai rasa lelah yang luar biasa di rasakan oleh pasangan pengantin tersebut.



"Kalau lelah tidur saja duluan Megumi." ucap Yuuji dengan lembut. Sebagian besar pasangan pasti melakukan malam pertama namun melihat Megumi begitu mengantuk Yuuji tak tega untuk melakukannya.



"Yuuji juga tidur ya." balas Megumi.



Yuuji pun tidur disamping Megumi dan langsung saja pemuda berambut hitam itu memeluk Yuuji.



"Tidurlah." ucap Yuuji dan mengecup kening Megumi dengan lembut setelahnya.



Tak membutuhkan waktu lama, Megumi pun tertidur dalam pelukan Yuuji.



Yuuji merasakan kebahagiaan yang begitu besar karena pada akhirnya sosok yang ia cintai menjadi miliknya. Rasa sakit yang dulu pernah ia rasakan ketika sang kakak yang mendapatkan orang yang ia cintai kini terbayarkan sudah. Dengan Megumi yang kini menjadi miliknya, ia tentu akan menjaganya lebih baik lagi agar tidak melihat air mata jatuh dari sosok yang begitu berharga baginya tersebut.





End

Terima kasih telah mengikuti book ini, dulu reader yg request book Itafushi, udah lunas ya☺

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 26, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bad RelationshipWhere stories live. Discover now