★ 20 | Go back home

702 112 27
                                    

[ Underneath Theo Sunrise UPDATE ]
Cus, komen yang buanyak. Biar makin semangat sayang.

Happy reading.

•••

Dengan sangat dalam, Matteo menelan saliva. Menatap bangunan raksasa yang berdiri di sudut tebing kota Bogota. Mansion besar dengan harga puluhan jutaan dollar. Lagi-lagi, perasaan itu datang. Perasaan asing yang sering menjerat tenggorokannya hingga kering.

Ketidaknyamanannya, atau sebuah belenggu, yang turut serta membandingkan antara kehidupannya dan milik Lucia. Gadis itu dibesarkan dengan baik, tanpa cacat, tanpa derita.

Munafik, jika Matteo tenang. Sebaliknya, dia merasa tak pantas di sisi Lucia. Terlebih sekarang, orang-orang berkerumun di dekat Lucia. Entah, apa jadinya jika ia salah langkah, dan menyakiti gadis itu. Dia pasti dihukum.

“Theo...” pelan, Lucia memanggil. Memegang lengannya dengan kuat. Seolah mengusir seluruh kecemasan nya.

Hm— Matteo menoleh. Tegang.

“Oh. Ku rasa Theo masih tertinggal di Dolomites. Apa seminggu masih belum cukup?” celetuk Justin, membawa orang untuk tertawa lepas.

Matteo menoleh, menarik bibirnya sedikit untuk merespon.

“Kita liat beberapa bulan lagi. Apa hasil kerja kerasnya di sana akan membuahkan hasil atau tidak.” Lagi  Justin menyerbu.

“Hasil apa yang kau maksud?” Julian ikut memanaskan suasana.

“Kecebong,” sahut Justin semula. Membuat George dan Alicia saling menatap dan tersenyum tipis. “Bagaimana, Lucia? Apa suamimu ini bisa bersuara saat di ranjang, atau hanya ham hem ham hem saja?”

“Oh. Dia....”

“Lucia, kita sebaiknya pulang!” sela Matteo, sebelum Lucia mengeluarkan kata sakral yang akan mempermalukan nya.

“Hentikan, Anak-anak. Mereka baru sampai, dan butuh istirahat.” Alicia mengambil alih. Kemudian mendekat pada Lucia dan menarik gadis itu bersamanya.

“Aku akan membawa Lucia pulang, ke Apartemen ku!” celetuk Matteo. Membuat Alicia terdiam.

“Kalian langsung pindah?” Tanya Alicia pelan. Membuat Matteo mengangguk pelan.

“Cih. Sangat tidak pantas, melihat pesuruh mengkomando atasannya,” sindir Falcon, yang baru saja bergabung.

Matteo diam. Enggan membalas. Dia hanya maju selangkah, menjemput Lucia.

“Baiklah. Tidak apa-apa. Namun, kalian harus sering-sering ke sini, ya!”

“Cia, aku boleh main ke apartemen mu, 'kan?” rebut Julia, sebelum Lucia menuntaskan urusannya dengan ibunya.

“Tentu saja. Kau harus datang, suamiku yang tampan ini pasti sibuk bekerja. Iya kan, sayang?” Lucia mencairkan suasana. Tersenyum lebar, sambil mengeratkan tangan di lengan pria itu.

“Ya!” angguk Matteo.

“Kalau begitu, pulang dan istirahatlah! Kau harus kembali bekerja besok,” ucap George, memberi keringanan.

Falcon mendengus pelan. Seakan mengejek Matteo yang terlalu malas memperdulikan nya.

“Aku pulang dulu, ya!” pamit Lucia. Memeluk keluarganya.

“Telepon aku dan ceritakan bagaimana malam pertama mu!” bisik Julia. Mendekap erat Lucia.

Okay!” Lucia mengangguk setuju.

Underneath the SunriseWhere stories live. Discover now