Bukannya terlihat kumal, Xiao Zhan yang berkeringat justru nampak bersinar, putih bersih berseri dengan aroma yang memikat bak tepung beras Rose brand.

Wang Yibo tertegun melihat Xiao Zhan yang menyambutnya pulang dengan wajah manis malu-malu kucing.

'Tuhan, beginikah rasanya disambut seorang Istri sepulang bekerja?' pikirnya.

"O-oh, aku pulang untuk membawakanmu makan siang," ujar Wang Yibo sambil menunjukkan makanan yang ia bawa.

Saat menyodorkan makanan, Wang Yibo melihat Xiao Zhan yang basah oleh keringat. Melihat bagaimana baju yang ia pakai menempel di tubuhnya dan membuat bentuk badannya yang ramping tercetak jelas. Persis seperti saat basah kuyup karena kehujanan kemarin.

Wang Yibo menelan ludahnya dengan susah payah.

"Kenapa kau berkeringat seperti ini? Apa kepanasan karena tidak ada kipas?" tanya Wang Yibo. Pemuda tampan itu memang merasa keberatan untuk membeli kipas angin karena ia bukan tipe yang mudah kegerahan. Tapi jika Xiao Zhan membutuhkan kipas angin, ia tentu saja akan segera membelinya. Walaupun, itu artinya ia harus membongkar tabungan kuliahnya.

Xiao Zhan yang semula tidak sabar untuk membuka makanan itu menggaruk pipinya. "A-aku habis berbenah," ujarnya pelan.
"Ta-tapi aku memang mudah berkeringat! Bukan karena kepanasan kok!"

Setelah mendengarnya, barulah Wang Yibo menyadari keadaan rumahnya yang jauh lebih rapi dan bersih. Benar-benar nampak berbeda dari sebelumnya!

'Apakah ini sebuah magic yang hanya dimiliki oleh seorang Istri?' pikir Wang Yibo mulai berkhayal lagi. Sepertinya pemuda tampan ini lupa kalau Xiao Zhan seorang laki-laki.

Melihat Wang Yibo yang terdiam bengong, Xiao Zhan lantas menjadi overthinking. 'Apa aku melakukan kesalahan? Apa dia tidak suka rumahnya aku sentuh?' batin Xiao Zhan panik.

Tentu saja! Siapa yang suka rumahnya mendadak diutak-atik oleh orang asing,'kan?
Xiao Zhan merutuki dirinya dalam hati.

"Ah, aku seharusnya minta izin padamu lebih dulu ya, maafkan aku," ujar Xiao Zhan sambil menundukkan kepalanya.

Wang Yibo seketika tersadar dari lamunan panjangnya akan hidupnya bersama Xiao Zhan sebagai sepasang Suami Istri.

"Tidak, bukan begitu. Aku ... hanya terkejut."

"Terkejut bagaimana?"

"Aku tidak menyangka rumahku bisa sebersih dan serapi ini," ujar Wang Yibo sambil tersenyum pada Xiao Zhan yang kini menatapnya dengan mata besarnya.

Mendengar pujian itu, Xiao Zhan menggaruk tengkuknya.
"Bukan apa-apa, aku memang suka bersih-bersih. Syukurlah kalau kau senang."

"Kalau begitu ayo makan. Kau pasti lelah dan lapar setelah bekerja keras, 'kan?"

Xiao Zhan mengangguk lalu dengan cepat menggeleng. "Umm, aku mau mandi dulu," ujarnya.

Wang Yibo melirik Xiao Zhan. "Ah, kalau begitu tunggu aku siapkan baju bersih untukmu."

"Biar aku saja! kau kan, baru pulang. Duduk saja dulu..."

Wang Yibo menurut. "Ambil saja baju yang sekiranya ingin kaupakai di lemariku."

Xiao Zhan tersenyum lalu segera pergi mengambil baju di lemari. Setelah menemukan baju yang cocok, pemuda cantik itu bergegas ke kamar mandi.

Sementara Xiao Zhan mandi, Wang Yibo pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan dan tanpa sengaja melihat tumpukan baju kotor, peralatan yang tidak berguna, juga beberapa kantong plastik berisi sampah.

The Runaway PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang