★ 18 | An enemy within

657 116 16
                                    

[ Underneath the Sunrise UPDATE ]
Maaf yaa lama, kemarin lagi riweh. Aku juga agak Flu. Semoga kalian semua sehat selalu, yaa.

Cus. Komen yang banyak! Happy reading.

••••

Matteo, menyusun balok-balok peluru di dalam pistolnya. Santai, datar, tanpa ragu. Tatap matanya yang penuh ketegasan, melambangkan pilar kuat. Meyakinkan bahwa dia mampu melakukan apapun.

Setelah George mengirim banyak detail. Kini, Matteo di sini, bersembunyi pada tepi gudang sempit, melihat beberapa orang sibuk memuat peti berisi ratusan wine tanpa merk. Di ujung kerutan dahinya, Matteo yakin, hal tak lazim telah terjadi. Terlebih, ketika sebuah SUV memasuki kawasan. Kacanya yang gelap, kokoh dan mengilap itu, mencerminkan aksi ilegal.

Matteo mengintai cemas, bergerak mencari tahu, saat melihat seorang pria dengan tubuh berdarah-darah dan lemas, tengah di seret ke tepi SUV. Matteo mengetutkan kening, berusaha mengenal korban— salah satu anggota George. Matteo berpikir, 'apa yang membuat nya menjadi seperti itu?' Dia tampak dipukui. Hingga akhirnya, Matteo menangkap sesosok pria berkacamata hitam keluar dari mobil, menenteng revolver.

“Siapa itu?” Tanya Matteo, membatin sendiri. Melihat sosok lain dari dalam mobil, yang sementara aktif berbincang dengan pembawa revolver.

Karena penasaran, Matteo bergerak perlahan, mengambil langkah untuk melihat lebih dekat sosok itu. Mungkin, inilah jawaban untuk George, tentang penyusup yang di ceritakan nya tadi. Namun sialnya, pria itu harus menunda langkah, saat suara tembakan peringatan, meluncur melewatinya.

Matteo tertegun. Melihat sosok yang bersembunyi di balik SUV, kembali merosot masuk dan bersembunyi. Sialan! Dia ketahuan.

“Jatuhkan senjatamu, atau peluru selanjutnya akan mengenai kepalamu!” kata seorang pria asing, yang kini tepat berada di belakangnya.

Matteo menghela napas panjang. Berdiri tegap, menyorot SUV hitam yang bergerak kabur, setelah membunuh orang George yang telah di siksanya terlebih dahulu.

“Ku hitung hingga tiga,” lagi, suara parau itu kembali memerintah. Membuat Matteo terpaksa menarik kedua tangannya ke atas. Dia tahu, bahwa akan ada lebih banyak lagi yang datang ke arahnya.

“Jatuhkan senjata.....”

Dor!!! Matteo mendadak berputar arah. Tepat perhitungan. Dia bergeser untuk menghindari tembakan, sekaligus menarik pistolnya ke arah lawan.

Kena! Pria asing itu cedera. Terkena peluru Matteo yang menghantam kakinya. Ia berteriak histeris. Memangil lebih banyak orang di tengah sekarat. Matteo mengerling, menatap bahaya di sekitar. Lalu memungut pistol milik musuh untuk memanfaatkannya.

Matteo memasang wajah datar. Tampak dingin dari biasanya. Dengan menggunakan dua tangannya yang handal, Matteo memegang senjata. Menembak lawan yang datang. Matteo melompat, berguling di tanah untuk mengejar SUV bersama tembakan yang menyerang.

Tidak peduli, bahwa mungkin akan ada peluru yang mengenai nya. Matteo haus bukti. Dia bergegas, lincah. Hingga langkahnya yang besar mampu mengejar. Matteo menembak, berusaha memecahkan kaca mobil. Tapi, usahanya gagal. Benda itu anti peluru.

Fuck!” teriak Matteo geram. Melihat tiga pria berbadan tegap berusaha menghentikan pengejarannya. Menyerang brutal.

Matteo berteriak, terpaksa melumpuhkan lawan demi mendapatkan keinginannya. Namun sayang, karena SUV melaju kencang, Matteo tak dapat lagi mengejarnya.

Matteo kesal, dan itu membuatnya meninju pria yang tengah menyerangnya. Satu-persatu, mereka lumpuh. Saling melawan satu sama lain, menciptakan pertandingan alot. Matteo tak akan kalah, meski pelipisnya kini robek. Damn! Dia membalas, membuat musuh terakhirnya itu roboh.

Underneath the SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang