★ 15 | I kiss you

702 117 29
                                    

[ Underneath the Sunrise  UPDATE ]
Wajib komen yang banyak di chapter ini, vote juga, yaa.

Happy reading.

•••

Sadie berjalan mondar-mandir, menyapa beberapa tamu. Senyum yang ia tawarkan, terlihat ramah, liar dan menggoda. Dia mengenakan gaun putih Strapless, untuk memamerkan bahu indahnya.

“Kau tampak yakin, bahwa Theo akan datang,” sela pria berwajah tegas, dengan mata hijau yang enerjik. Bibir tebalnya bergerak, tersenyum smirk.

“Ya. Itu karena aku punya institusi yang bagus, Adam.”

“Kau bermain-main dengan milik orang lain, Sadie, dan itu tak berkelas sedikit pun. Apa yang akan dilakukan Dad, jika dia tahu?”

“Jangan terlalu banyak bicara. Kau sebaiknya bersiap, untuk menyambut Theo,” pesan Sadie, setelah meraih rokok di tangan Adam. Dia ikut menghisap nya.

Adam mendengus. Menarik sedikit sudut bibirnya. “Aku tidak percaya bahwa kau adalah Sadie. Kau jatuh cinta, pada seorang pria yang bahkan tidak menyentuhmu dengan benar,” kata Adam, menertawai Sadie yang kini mendengus.

“Tidak ada kata putus, antara aku dan Theo. Jadi, gadis bodoh yang dinikahi nya itu, bukan apa-apa bagiku. Dia bukan tandingan ku,” ucap Sadie. Lalu melihat seorang pria berbadan tegap mendekat. Lantas, membisikkan sesuatu yang membuat wanita itu langsung tersenyum.

What?” Adam menarik alisnya.

“Bersiaplah untuk lakukan perintahku, Adam. Jika kau ingin aman dan tetap berada di sini. Karena kalau tidak, aku bisa meminta Dad memaksamu pulang.”

Sure, princess.” Adam tertunduk menjiwai. Kemudian melenggang pergi dengan tatapan malas.

***

Matteo datang, dengan salah satu tangan menggenggam jari-jemari milik Lucia. Tatap matanya yang kelam, melebar jelas. Menemukan tempat menarik untuk menyembunyikan diri.
Dia benci keramaian, aroma alkohol menjijikkan yang bercampur ganja, seperti saat ini.

“Jangan jauh-jauh dariku!” titah Matteo, terdengar jelas. Menarik Lucia bagai putri kecilnya, saat gadis itu ingin bergerak pergi.

“Duh. Sekarang mulai posesif. Kenapa? Sayang takut kehilangan istri yang menggemaskan seperti ku, ya?” kata Lucia, sambil terkekeh.

“Tempat ini suram,” jelas Matteo, setelah berdeham sekali. Namun, terasa semakin kuat menggenggam, bahkan pria itu telah menyimpan tangan Lucia di dalam mantel coklatnya yang labuh.

“Tempat ini suram, atau kau memang tidak mau jauh dariku? Mengaku saja, mungkin aku bisa berubah pikiran dah pulang dengan mu sekarang.” Lucia mengulum senyum. Membuat Matteo langsung menatapnya tajam.

“Pulang?” Matteo mengangkat salah satu alis.

Hm— “Asalkan....”

“Lucia dos Santos, akhirnya, kau datang dan memenuhi undangan ku. Selamat datang,” ucap Sadie. Menelan mentah-mentah kata yang hampir di ucap Lucia.

Spontan, Matteo menghela napas panjang. Terlihat jelas tak bersahabat.

“Ya. Tentu saja. Karena aku sudah janji untuk datang,” ucap Lucia. Mengulum senyum ramah.

Underneath the SunriseWhere stories live. Discover now