★ 12 | the wedding

657 122 86
                                    

[ Underneath the Sunrise UPDATE! ]

Cus, ramaikan komentar, vote juga yaaa. Happy reading!

•••


Hampir sepuluh menit, Matteo berdiri. Menatap jendela warna warni berwarna gelap. Sekali-kali membasahi bibir, sekaligus terbang perlahan, bersama pikiran penuh tanya, diam ketakutan dan gugup. Dia terpaku di sudut altar. Mengabaikan siapapun yang mencoba mendekat. Matteo ingin sendiri, sesak tanpa melibatkan keraguan. Tanpa sadar Matteo telah berdebar-debar, menanti akan kedatangan Lucia di panggung yang sama dengannya.

Dalam lima detik, alunan musik melanda, mendadak memberi tanda, bersama hiruk pikuk tepuk tangan yang kuat dan berani. Matteo menoleh memastikan. Dia bergerak, segera berjalan menuju ke tengah-tengah karpet merah. Tanpa berkedip sedetikpun, Matteo terbenam, tercengang menatap Lucia yang mengenakan gaun putih lengkap dengan penutup wajah. Samar-samar, senyum gadis itupun ramah terlihat.

"Matteo," berat terdengar. George harus separuh berteriak untuk membangkitkan kesadaran Matteo. Pria itu mendengus malu-malu, ingin menyangkal berapa terpesona nya dia, Matteo telah canggung, dan kontan memberikan ujung tangannya pada Lucia.

"Thanks, Daddy." Lucia bergeser, melepaskan George. Seakan-akan telah siap untuk memisahkan diri dari kehidupan masa lalunya. Beranjak mengikuti Matteo. "Kau sangat tampan, Theo. Aku benar-benar tidak rugi," kata Lucia, spontan memuji, saat microphone telah bersandar di dekatnya.

Orang-orang pun tertawa.

Matteo menarik napas panjang. Jelas-jelas mengabaikan Lucia. Dia mempersiapkan diri, dengan tenang dan khidmat mengikuti satu-persatu prosesi pernikahan. Alicia mendekat, menghidupkan dua lilin kecil. Tanda memulai acara.

"Hari ini aku akan bersikap baik." Lucia berbisik, pelan terdengar di bahu Matteo yang tegap. Pria itu tetap diam, hanya sedikit menarik salah satu alis. Dia tidak percaya pada janji Lucia. Tidak sedikitpun.

Matteo mendongak. Berusaha fokus, pada pendeta yang menyanyikan tembang doa. Tapi Lucia, Diam-diam menggelitik telapak tangannya. Damn! Itu geli. Membuat Matteo terpaksa menggenggam erat-erat tangan Lucia.

Tenang Theo. Tenang. Sedikit lagi. Hanya sebentar; Theo mengulang mantra penguat didalam otaknya.

"Kalian bisa mulai dengan pengucapan sumpah!" kata Pendeta, pada akhirnya. Membuat kedua pasangan itu saling berhadap-hadapan.

Entah kenapa, Matteo tak sabar pada rupa di balik kain putih itu. Bagaimana senyumnya, riasan nya bahkan keindahannya.

"Aku Lucia Savalas, aku berjanji, bersumpah setia, seumur hidup akan menyayangi, mengikuti, dan mencintai suamiku, dalam sakit atau sehat, dalam susah ataupun bahagia, selamanya," kata Lucia, ringkas namun padat. Pelan, penuh ketulusan. Membuat Matteo mengembuskan napas sebentar.

"Aku Matteo dos santos...." Matteo diam sesaat. Tertunduk menatap karpet merah yang di pijaki nya, dan menelan ludahnya kasar.

George berdiri, menatapnya dari kejauhan. Dia mengepal tangan, takut jika Theo melawannya di hari kebahagiaan Lucia. Tapi, Matteo bergerak, selangkah lebih dekat. Menatap dalamnya kedua mata Lucia di balik kain itu.

"Lucia, Aku bersumpah, akan senantiasa menjadikan mu satu-satunya wanita dalam hidupku. Selalu mencintai, menyayangi, merawat, membahagiakan dan membimbing mu dalam keadaan apapun, sehat atau sakit, susah maupun senang. Selamanya, bersama. Hingga akhir hayat," ucap Matteo hampir terbata-bata. Kemudian lega dalam sekejap, waktu kalimat akhirnya terucap.

Julia berlari mendekat, membawakan tempat bersisi cincin, yang segera dipasangkan oleh masing-masing pengantin. Astaga! Dia terisak-isak seperti bayi. Hingga melihat kedua pasang itu berlutut, menerima berkat. Lalu menandatangani selembar kertas penuh makna. Bukti nyata pernikahan telah terjadi.

Underneath the Sunriseحيث تعيش القصص. اكتشف الآن