6. The Lovers Getting Hot In The Kitchen

Start from the beginning
                                    

Untungnya Megumi hanya istri rumahan dengan pekerjaan sampingan online yang tak membuatnya sering keluar rumah. Atau, ia bisa di terkam buaya darat kapan saja. Seperti saat ini, seluruh tubuhnya digerayangi oleh tangan-tangan berdosa dan lidah tebal yang basah. Megumi akan bilang ini menjijikkan jika bukan karena yang menyergapnya adalah suami sahnya. Tapi di lecehkan saat memasak makan malam bukanlah yang Megumi suka.

*Remas...remas...remas...*

*Gyuit...gyuit....gyuit..*

*Boing!...Boing!!..Boing!!!*

"Sayang, payudaramu begitu kenyal. Seperti milik wanita saja. Mana pakaian sweater virgin harem pula. Sengaja bikin aku kencang ya." Bisikan menggoda masuk ke telinganya. Diikuti lidah tebal yang menjilat setiap lekuk daun telinganya.

"Mana ada..aanghhh. Sejak kapan pria punya payudara?." Protes Megumi. Tak bisa merasa aneh kala payudaranya diremas bak payudara wanita.

"Lalu yang besar menggantung bak buah Papaya ini apa? Mungkin harus aku cek keasliannya. Biar kau percaya?" Godanya.

"Anghhh..hentikan. Suku... Sukuna! Jangan remas pentilku!" Protes Megumi nyaris tak berguna. Suami mesumnya itu benar-benar memainkan pentil payudaranya.

"Oh no no no. Jangan munafik sayang. Aku tahu kau suka sekali pentilmu dipilin begini." Seperti katanya, Sukuna memilin puting Megumi bak adonan roti. Mencubit dan menarik puting Megumi hingga bengkak merah ceri.

"Aah..anghhh..aghh...tiiiidaaak..tidak suka!" Sangkal Megumi di sela desahan nikmatnya.

"Bilangnya tidak, tapi suara mendesah mulu. Mana penis kecilmu juga sudah keras pula." Goda Sukuna. Kini tangannya lepas dari puting Megumi. Beralih memainkan penis Megumi yang sudah tegak paripurna bak tiang lampu jalan.

"Aaah..ahhh.aaahh....ahhh...aaah.. stop!"
Perintah Megumi tak diindahkan. Malah Sukuna semakin gencar bermain tangan. Dengan kasar, Sukuna mengangkat tubuh Megumi dengan satu tangan. Ia banting tubuh Megumi ke dinding kaca ruangan. Menghimpit tubuh yang lebih kecil di antara tubuh kekar dan kaca yang menghadap ke kota.

"Ungh! Sukuna!! Kau ngapain sih?!!! Ogghk!"
Protes Megumi terhenti kala ia rasa tubuhnya mengawang di langit. Kakinya tak lagi menapak di lantai. Melainkan menggantung di udara. Tangannya kepayahan mencari sandaran. Menempel ke dinding kaca yang licin sebagai satu-satunya pegangan.

"Unghh! Unghh! Ungh! Angg! Angh! Angh!" Desah Megumi mantap.

"Nyam...nyam..splurt..splurt..slop! slop! slap! slap!" Bunyi tak senonoh keluar dari pantat Megumi.

Yap. Kini, Sukuna tengah memakan semua intisari Megumi. Ia berjongkok di belakang Megumi. Tangannya yang kekar menopang dua kaki Megumi, meremas selangkangan Megumi agar terbuka kian lebar. Sukuna mengangkat tubuh Megumi hingga menggantung di udara. Demi pantat Megumi bisa sejajar di wajahnya. Begitu wajahnya penuh akan buah persik 🍑 manis kesukaannya, lekaslah ia menjilat asam manis di dalamnya.

Jari jempolnya menjembreng, menarik, melebarkan lubang Megumi. Membuat lubang persik itu terbuka begitu lebar. Tak sabar lagi, ia memasukkan lidahnya kedalamnya, menjilat lubangnya anak kucing yang lapar. Dia menghisap lubang Megumi, bak anak kucing yang menyusu pada puting induknya.

"Nyah..ahh...nghh...ungh..aaah.." desahan mantap-mantap kian terdengar bak alunan musik yang nikmat.

Megumi rasa lubangnya mati rasa. Terlalu banyak sentuhan membuat indra peka menggila. Ia rasa lubangnya diisi dengan cacing yang menggeliat. Menghisap lubangnya  bak vacum cleaner sampai renggang. Membuat desahan Megumi kian mantap.

"Aaaah. Sukunah...sukunah...stop...stop...mas..mas..aaah... Mas unah.....stop...aku bukan Pelancur biduan...aah." mohon Megumi.

"Splurt! Splurt! Nyam. Bukan pelancur tapi kok  binal begini. Mana gampang basah lagi. Plak" Timpal Sukuna. Tangannya menampar pantat montok Megumi di depannya. Hingga memancurkan sari manis lewat penis kecilnya. Membuat si empu tubuh binal mendesah panjang..."aaaaaaaaaaaahhhhhhh" kenikmatan.

Bottom Megumi |AllGumi-AllFushi|Where stories live. Discover now