Chapter 8

102 17 2
                                    




Utahime bangun keesokan hari dengan rasa sakit luar biasa di kepala. Untungnya, Megumi yang sudah terbiasa dengan kebiasaan mabuk wanita itu sudah siap sedia dengan pil pereda pengar dan sup yang ia beli di luar.

"Kak, aku ingin bicara."

Megumi duduk berhadapan dengan Utahime di meja makan. Matanya menatap tepat ke wanita itu yang tengah menyeruput sup dengan rambut masih berantakan khas bangun tidur.

"Hmm?"

"Aku tidak suka dengan teman kerjamu."

"Hah? Yang mana?" Utahime masih tampak berfokus dengan supnya.

Remaja laki-laki itu mendengus ketika ia harus mendeskripsikan sosok Gojo Satoru yang muncul kembali dalam benaknya.

"Tinggi, putih, rambut silver, matanya—"

Mendengar itu, Utahime buru-buru memotong. "Maksudmu Gojo?! Bagaimana kau—oh! Jangan bilang dia ikut mengantarku pulang semalam?!"

Megumi memandangnya dengan penuh keprihatinan. "Kau selalu melupakan semuanya saat mabuk."

Utahime meringis. "Maafkan aku."

"Tidak masalah. Pokoknya, aku tidak suka dengan teman kerjamu yang itu. Sekali lihat saja, aku langsung tahu kalau dia yang kau maksud dalam ceritamu tempo hari."

"Oke, oke, Megumi-chan. Apapun untukmu."

"Aku serius, Kak! Dia tampak menyebalkan, selain itu ...."

Gerakan tangan Utahime yang hendak menyuap sepotong roti terhenti saat Megumi tidak kunjung melanjutkan kata-katanya. "Apa?"

"Dia tampak memiliki niat tersembunyi denganmu."

Pandangan Utahime menerawang. Benarkah? Megumi yang baru saja bertemu dengannya langsung menyadari hal itu, tapi bahkan ia yang sering bertemu di kantor tidak berpikiran apapun tentang pria silver itu selain kepribadiannya yang menyebalkan.

"Baiklah. Aku akan lebih waspada apabila bersamanya."

[]

Satoru masih melamun di meja kerjanya ketika Utahime datang dan melewatinya tanpa mengatakan apapun.

"Senior Utahime!"

Wanita itu berhenti dan menoleh dengan perlahan setelah menarik napas panjang, memperlihatkan senyum terpaksa karena tidak hanya mereka berdua yang ada di ruangan itu.

"Ya."

Pria itu berdiri dan menghampirinya, meninggalkan macbook yang menyala di meja kerja menampilkan deretan kode python. Melihat itu, Ijichi dan Kusakabe yang sudah hadir di sana ikut menoleh.

"Kau baik-baik saja?" Satoru bertanya dengan raut khawatir yang tercetak jelas. Utahime berdeham untuk menyingkirkan rasa risih yang muncul tiba-tiba.

Hanya, sebenarnya apa yang diinginkan pria ini darinya? Utahime kembali teringat dengan himbauan Megumi yang memang baru ia dengar beberapa jam lalu.

"Iya, aku baik-baik saja." Utahime menjawab sekenanya.

"Apa yang terjadi?" Kusakabe menyahut.

"Pasti semalam Senior Utahime mabuk," jawaban Ijichi itu membuat Utahime hampir lega karena mengurangi kecanggungan yang ia rasakan di sana, namun pertanyaan yang muncul selanjutnya dari pria berkacamata itu membuyarkan semuanya. "Apa Kak Gojo yang mengantar Senior Utahime?"

"Iya. Aku bersama Senior Itadori mengantarnya kemarin."

"Ah, haha ..." Utahime tertawa garing. "Aku baik-baik saja, seperti biasa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kalau begitu, mari kita bekerja kembali."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Decrypted!Where stories live. Discover now