1

330 22 5
                                    

Langkah demi langkah terus berlanjut, meski hingga beribu detik Mix belum menemukan titik dimana ia harus menghentikan langkahnya.

Ia berjalan dengan telapak kaki telanjang, tatapan matanya begitu kosong, hingga Mix tak sadar bahwa ia telah berjalan di atas aspal yang di sekitarnya hanya di kelilingi hutan pinus.

Tubuhnya bergetar kedinginan, bibirnya tak terlihat berwarna, dan matanya memancarkan rasa lelah sekaligus frustasi.

Dan saat itulah cahaya mulai tak terlihat, matahari berganti peran dengan bulan untuk menyinari bumi dari kegelapan.

Suara nafas yang ditarik dan dihembuskan terdengar jelas di telinga dinginnya, Mix menoleh seolah kembali tersadar bahwa saat ini ia masih berjalan.

Disitulah mata bulatnya bertemu dengan seseorang yang sosoknya tak terlihat jelas di dalam kegelapan, Mix tak mengeluarkan satu patah kata pun.

Ia tak ketakutan, karena jikalau itu adalah bandit kehilangan harta yang tak ia miliki bukan masalah besar, dan jika itu adalah penjahat maka ia akan membiarkan nyawanya pergi untuk menjalani kehidupan keduanya....

"Siapa kau?" tanya pria itu berjalan mendekat, perlahan wajahnya yang tertutup bayangan pohon pinus mulai terlihat jelas di bawah cahaya bulan purnama.

Pria tersebut tampak terkejut melihat tatapan Mix, ia menyentuh bahu kiri Mix dengan tangan kanannya yang berotot.

"Apa yang kau lakukan? Ini bukan lingkungan untuk tunawisma." ujarnya lagi.

"Bunuh aku."

Tatapan pria itu kini berubah, ia tak tampak terkejut dengan ucapan Mix, tetapi ia tampak tak baik-baik saja mendengar ucapan itu dari mulut seseorang yang masih muda sepertinya.

"Huh? Aku tidak akan melakukannya, apa yang terjadi? Pergilah dari jalur ini, di malam bulan purnama hewan liar biasa berburu karena hutan menjadi lebih cerah." katanya, dan sekarang tangan kirinya juga menyentuh bahu kanan Mix, mengusap bahunya dengan lembut.

Namun Mix justru mendudukkan tubuhnya di aspal, hal itu membuat pria di hadapannya kembali terheran.

"Apa yang kau lakukan? Pergilah. Tidak ada persimpangan, hanya ikuti jalur ini dan kau akan menemui jalan keluar. Aku baru saja menguncinya, jadi aku bisa mengantarmu."

"Kalau begitu, biarkan aku menjadi santapan bulan purnama mereka. Berhenti melihat dunia di bawah bulan purnama terakhir di hidupku, bukankah itu pengalaman indah?" tanya Mix, kepalanya mendongak dengan senyuman kepada pria yang menunduk menatapnya.

Apa-apaan pikiran gila itu? Betulkah pikiran seperti itu berasal dari seorang pria yang senyumnya mengalahkan cantiknya sinar bulan purnama?

"Berlarilah denganku, mereka akan benar-benar liar ketika bulan purnama penuh seutuhnya." ujarnya, menarik paksa lengan Mix agar terbangun dari sana dan pergi bersamanya.

"Maka bunuh aku."

Mix kembali mengulang ucapannya, tapi kini masih dengan senyuman.

Meskipun wajahnya begitu indah ketika tersenyum, namun entah kenapa pria yang ditemuinya ini merasa tak senang melihat Mix yang tersenyum saat ini, matanya tak menyiratkan kebahagiaan seperti sebagaimana senyuman ditunjukkan seharusnya.

Dengan tanpa mengatakan apapun lagi, pria itu menarik paksa tubuh kurus Mix dan menggendongnya, ia berlari dengan Mix dalam dekapannya.

Mix membelalakkan matanya, ada apa dengan pria yang di temui nya beberapa menit lalu ini? Mengapa ia bersikap seolah Mix adalah manusia?

Hingga beberapa jam kemudian Mix merasa langkah pria yang menggendongnya telah berhenti, pria tersebut menurunkan tubuhnya di atas rerumputan dan menyandarkan punggungnya pada suatu dinding kayu.

The Forest || OnGoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang