Bab 3

355 44 4
                                    

Pagi hari musim panas, Elena sudah berada di kebun bunga bersama dengan pengurus kebun, yaitu seorang wanita paruh baya. Hari ini dia akan mengganti bunga yang sudah layu di lantai paling atas sesusai dengan titah istri pemilik rumah. Mengingat tentang pemilik rumah membuat Elena seketika merasa ragu untuk datang kesana, apalagi dia sempat mendengar bahwa di sana adalah ruangan kerja tuan mereka, bahkan orang yang di perbolehkan mengnjakan kaki di sana harus seijinnya tanpa terkecuali. 

"Huh, rasanya aku ingin segera pergi dari sini," ucap Elena. Dia menghela napas kasar saat teringat kembali bagaiaman Eizer begitu menyeramkan tadi malam. Dia tidak ingin kesana, bagaimana jika dirinya malah bertemu kembali dengan orang itu.

"Ada apa Elena?" tanya wanita paruh baya itu, ketika dia mendengar helaan napas Elena yang terdengar begitu berat.

"Tidak apa-apa Bi Rose, aku hanya sedikit lelah," jawab Elena. Tidak mungkin dia mengatakan bahwa dirinya sangat tidak ingin naik ke lantai empat untuk mengganti bunga yang sudah layu.

"Ini, ambilah bunga tulip! Bunga ini adalah bunga kesukaan Nyonya, dan dia sering meletakan bunga ini di dalam kamar pribadi Tuan." Rose meletakan bunga tulip kedalam keranjang bunga yang di bawa oleh Elena. 

"Ba-baik Bibi. Kalau begitu aku akan segera menggantinya. Aku pamit dulu, maaf tidak bisa membantu Bibi menanam benih bunga," ucap Elena.

"Tidak apa-apa, lagi pula Alan akan segera datang ," balas Rose.

Elena menganggukan kepalanya, lantas dia segera pergi dari sana dengan membawa sekerajang bunga yang berbeda jenis dan keranjang kosong untuk menampung bunga yang sudah layu nanti.

Untuk naik ke lantai paling atas dia menggunakan tangga luar yang mengarah ke arah balkon. Tangga itu sudah biasa di gunakan oleh para pelayan untuk menuju kesana.

Tidak begitu lama Elena sudah sampai di sana, dia segera membuka pintu dari samping, sehingga saat ini ruangan di sana sudah terlihat olehnya. Elena segera masuk dan dia meletakan kernjang bunganya di atas meja, sedangkan matanya bergulir menjelajahi ruangan itu yang tampak begitu mengesankan. Bagaimana tidak, desain dan dekorasi di sana benar-benar bagus, sehingga Elena tanpak takjub saat melihatnya.

"Pertama, aku akan mengganti bunga di sana," ucap Elena. Dia melihat bunga yang sudah benar-benar layu di atas meja, dekat dengan rak buku. Dia berjalan kesana dan mengambil vas bunga, mengeluarkan bunganya dari dalam lalu membuangnya kedalam kerjang kosong yang di bawanya. Dia sekarang berjalan ke arah wastafel yang ada di sana. Dia membung air yang lama ke dalam sana dan menggantinya dengan air baru, lalu setelahnya segera mengisi vas bunga itu dengan bunga baru.

Ketika di ruangan luas itu bunganya sudah terganti dengan bunga yang baru, maka saat ini Elena harus mengganti bunga yang berada dalam ruangan lain, dan itu adalah kamar Eizer. Sally sudah menjelaskan kepada Elena, dan dia benar-benar harus masuk ke sana untuk mengganti bunganya.

Elena memberanikan diri untuk masuk. Lagi pula dia seharusnya tidak perlu takut, bukankah itu perintah Nyonya rumah itu, jadi dia hanya perlu segera mengganti bunga dengan yang baru dan setelahnya segera pergi dari sana.

Ketika Elena membuka pintu kamar aroma maskulin khas seorang pria langsung menyeruak kedalam Penciumannya, dan sialnya dia mengenal aroma itu, aroma yang tadi malam di ciumannya. Dia segera menepis pikirannya dan berlaih ke arah meja yang terdapat bunga, lalu segera menggantinya. Namun, suara pintu yang di dorong dengan kasar membuat Elena terkejut, sehingga vas bunga yang terbuat dari kaca itu terjatuh, dan pecah berceceran di bawah kakinya. Dia melihat ke arah Eizer yang menatapnya dengan tajam, sedangkan di belakangnya terdapat seorang pria.

"Bobby, pergilah dan urus semuanya! Setelah itu laporkan semuanya kepadaku!" ucap Eizer.

"Baik, Tuan," balas Bobby dan dia segera pergi setelah menundukkan sedikit tubuhnya kepada Eizer.

Troubled ManNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ