Bab 2

51 7 3
                                    

"Sedang ada proyek apa di perusahaan, Ver? Bapak sepertinya sibuk banget ya. Tiap hari selalu pulang larut malam. Saya sampai cemas dengan kesehatannya," pancingku saat menemani Vera.

"Anu, Bu Raya. Bapak ... sibuk .... "

Kentara sekali Vera ini sedang berpikir keras. Ia seperti takut salah ngomong. Gelagatnya sungguh membuatku makin tertarik.

Rumah tanggaku memang sebetulnya adem ayem saja. Namun beberapa minggu terakhir ini Mas Mahesa memang kerap pulang malam bahkan pernah tidak pulang dengan alasan meeting proyek.

Awalnya aku percaya saja. Namun melihat gelagat Vera yang aneh, aku jadi sanksi dengan apa yang disampaikan Mas Mahesa selama ini.

"Jujur aja, Ver. Aman kalau sama saya. Tenang saya enggak akan bocor kok. Kalau ada masalah di kantor juga kamu sampaikan saja sama saya."

Vera tersenyum dipaksakan. Gelagatnya terlihat semakin salah tingkah. Setiap pertanyaanku membuat Vera jadi gelagapan. Ia seperti kebingungan dan tak tahu harus berkata apa.

"Vera! Kamu kok ada di rumah saya. Ngapain?"

Tiba-tiba saja Mas Mahesa sudah berada di ambang pintu. Entah kapan datangnya suamimu itu. Kami bahkan tidak mendengar suara mobilnya masuk ke garasi.

"Eh, Pak Mahesa. Sa- saya mengantar dokumen untuk meeting yang ditunda besok pagi. I-ini dokumennya baru siap, Pak." Vera terlihat ketakutan melihat kedatangan suamiku. Ucapan Vera sampai terbata-bata karena terlihat gurat kecemasan di wajahnya.

"Kan sudah saya bilang tinggal saja di ruangan saya. Besok pagi saya pelajari. Lancang betul kamu sampai datang ke rumah saya!" hardik Mas Mahesa dengan sorot mata menatap tajam pada Vera.

"Ma-maaf, Pak Mahesa. Ta-tapi pihak investor ingin malam ini juga bahan rapatnya dikirim. Ja-jadi saya--"

"Sini bahan rapatnya! Kamu boleh pulang. Besok temui saya di ruangan jam tujuh pagi!" potong Mas Mahesa seperti buru-buru ingin mengusir Vera.

Aku mengamati setiap tindakan Mas Mahesa yang terlihat sangat berlebihan itu. Suamiku bahkan mengikuti Vera sampai ke luar rumah. Seperti memastikan sekretarisnya itu segera pulang dan tak lagi berkomunikasi denganku.

Diam-diam kuikuti langkah Mas Mahesa dengan bersembunyi di balik pintu.

"Ngomong apa kamu sama Ibu?" tanya Mas Mahesa dengan suara ditekan agar tidak terdengar namun masih bernada tegas.

"Ti-tidak ada, Pak. Sa-saya belum sempat menjawab pertanyaan Bu Raya waktu Pak Mahesa datang tadi," jawab Vera dengan suara lirih ketakutan.

"Jangan macam-macam kamu, Vera. Kalau tidak mau sampai kehilangan pekerjaan. Sudah sana pulang, jangan pernah lagi banyak bicara dengan istriku!" ancam Mas Mahesa yang kulihat mendorong tubuh Vera hingga terhuyung.

Aneh sekali sikap Mas Mahesa. Apa yang sebenarnya tengah disembunyikan suamiku?

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Mar 16 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Istrimu Penghancur Rumah TanggakuOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz