"Dek mas baring yah, kamu mijetnya dari atas aja sebentar." tutur Pakde lalu berbaring.

Ku duduk di bagian belakang pakde, tepatnya di pinggul Pakde.

"Enaknya, setelah sekian lama. Akhirnya bisa lagi mas rasain pijetan istri." ujar Pakde.

Otot-otot yang masih kuat dan keras, membuat ku menjadi melamun. Aku jadi mengingat setiap kali pakde dan aku bercinta, membuatku menjadi candu.

Sedang asyik dalam lamunanku, pergerakan Pakde yang berbalik membuatku terjatuh tepat diatasnya.

"Apa yang kamu pikirkan dari tadi, jujur sama mas." tanya Pakde sambil menangkup wajahku.

Aku hanya diam, sebab aku malu mengatakan yang sejujurnya.

"Kenapa basah?" tanya Pakde
"Basah apa?" tanyaku balik sambil bingung.

"Aahhh." ucapku yang kaget, saat tangan Pakde meremas bokongku.
"Sejak kapan kamu ndak pake celana dalem?" tanya Pakde.

Aku yang sadar dan ingin melepaskan tangan Pakde yang menahan bokongku kesulitan.

"Jawab, sejak kapan?" tanya Pakde dengan senyum genitnya.

"Ihh, mas. dalemanku habis." balasku yang panik.
"habis gimana?" sambung Pakde

"Yah belum kering, gimana ndak habis mas setiap hari ajakin aku lakuin itu. Habislah daleman aku, ini juga belum kering." ucapku pada Pakde

"Hahahaha." pakde tertawa terbahak-bahak
"Ndak ada yang lucu mas." kesalku sambil memukul pelan dada pakde.

Penampilan aku ke sawah memakai rok berwarna hitam, aku sengaja lantaran aku tidak menggunakan celana dalam.

Sebab ini karena ulah suamiku, hampir setiap hari kami bercinta. Dan ini membuat ku menghabiskan pakaian dalam ku.

"Kamu sange lihatin mas, sampai memekmu jadi basah begini?." pertanyaan dari Pakde, membuatku jadi malu dan refleks menyembunyikan wajah di dadanya.

Aku malu, hanya dengan membayangkan kegiatan panas kami saja. Libidoku menjadi naik, dan juga kemaluanku menjadi basah.

"Mau coba disini?" tanya Pakde

Aku yang belum mengiyakan, namun Pakde lebih dulu kembali membalikkan posisi.

"Mas." teriaku karena kaget.
"Maaf, tapi kapan lagi kita main berdua disini." ucap Pakde.

Pakde mengangkat rokku, dia menggesakan wajah nya tepat di bagian kemaluanku. 

"Aakhh, geli mashh." ucapku.

Endusan serta jilatan Pakde Yono berikan disekitar kemaluanku,

"ngghh mashh, ouchh.. aahh.." desahku yang menikmati setiap jilatan serta isapan dari Pakde.

Kemaluanku dijilat untuk beberapa saat, membuat ku semakin terangsang. Pakde pun merangkak ke atas lalu menarik badanku untuk mengajakku berciuman.

Aku dan pakde saling berciuman, kami bertukar liur. Pakde yono menciumiku sambil membuka pahaku lebar dan mengusap kemaluanku.

"mmmmuachh., sshhh aaahhh mas." ringis ku menatap wajah Pakde

PAKDEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora