Call Him Mr. B

61 9 3
                                    

"Dia tidak cocok untukmu,"

Felix mengkerutkan dahinya ketika dirinya baru saja sampai di depan pintu lobby apartemennya. Ia memandang heran laki-laki yang tengah menyesap segelas minuman sambil membaca koran di salah satu tangannya.

Memangnya masih ada orang yang membaca koran kertas saat ini?

"Maaf, bisa kau ulangi ucapanmu yang tadi?"

Pandangan laki-laki itu teralihkan, menatap ke arah Felix yang melihatnya dengan wajah sangsi.

"Dia tidak cocok untukmu,"

Kini Felix mengernyitkan dahinya untuk kedua kali. Tidak cocok? Atas alasan apa dia bisa berbicara seperti itu?

"Maksudnya?" tanya Alex kembali.

Laki-laki itu menghela nafasnya, ia kemudian melipat korannya dan memasukkannya ke saku mantelnya.

"Aku tahu dia. Dia seseorang yang suka memerintah. Kau tidak akan betah," ujar laki-laki itu.

Felix berdecih tidak percaya dengan laki-laki di depannya. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan bergegas masuk ke dalam apartemen.

---

"Sudah ku katakan tempo hari kalau kau tidak akan betah,"

Felix menyeka air mata yang sudah ia tahan sedari tadi. Sialnya, dia harus bertemu laki-laki 'aneh' yang menasehatinya tempo hari.

"Who are you? I don't even know you," gerutu Felix.

"Just call me Mr. B, then," jawabnya.

Mr. B? What a cute name, pikir Felix.

Felix menyeka kedua matanya perlahan, menarik nafas dalam, dan mulai berbicara dengan laki-laki itu. Lupakan hidung serta matanya yang memerah, dirinya butuh jawaban sekarang.

"Bagaimana kau bisa tahu? Jelaskan padaku, Mr. B?"

Mr. B menatap Felix dengan tatapan datar, lalu kembali menyesap minuman gelas nya.

"Hanya perasaanku saja,"

Tiga kata itu cukup membuat emosi Felix langsung melonjak naik hingga ke ubun-ubun. Memangnya, itu jawaban yang ia mau?

"Hhh...kau benar-benar membuang waktuku," ujar Felix sambil masuk ke dalam gedung apartemen.

---

"Jangan pakai warna terlalu mencolok seperti itu, dia tidak akan menyukainya,"

Felix menghentikan langkahnya. Matanya terpejam, tangannya mengepal kesal. Kenapa laki-laki ini terus-terusan ikut campur?

"Maaf Mr. B, apakah kau tidak ada urusan lain sehingga kau terus-terusan mengomentari diriku? Aku tidak punya waktu untuk meladenimu. Permisi,"

Felix bergegas karena crush nya menjemputnya hari ini. Dirinya menatap pakaiannya dari atas ke bawah dan merapikan sedikit bajunya.

Tidak ada yang aneh, batin Felix.

---

"Sudah ku katakan---"

"Bisakah kau diam? Apa kau memperlakukan semua orang seperti ini, Mr. B? Kita bahkan tidak mengenal satu sama lain dengan baik! Bisa kau berhenti mencampuri urusanku?"

Felix sudah lelah mendengar setiap ocehan Mr. B tentang dirinya---dan beberapa crush nya tentu saja. Dia tidak suka merasa dikuliti hidup-hidup seperti ini.

"Maafkan aku," ujar Mr. B

Kini, Mr. B masuk ke dalam apartemen dengan wajah tertunduk. Felix menatap punggung laki-laki itu dengan tatapan heran. Siapa sih dia?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Call Him Mr. B - Changlix [OneShot]Where stories live. Discover now