Ketiga lelaki itu masuk ke dalam mobil hitam dan membawa mereka ke sebuah mansion mewah milik Yunho.

Sedangkan di dalam mobil yang tengah berjalan itu.

"Hei Yunho, kamu sudah lama bekerja di keluarga Jung?". Tanya Johnny.

Namun, bukannya mendapat jawaban dari sopir sebelahnya, Johnny justru mendapat jawaban dari ayah Jaehyun.

"Iya?".

Johnny kebingungan.

"Maaf tuan Jung, saya bertanya kepada Yunho sopir anda!".

Jaehyun mendengus, merasa geli dengan kelakuan Johnny.

"Saya Yunho, sopir saya Taeil!".

"Oh oh, benarkah. Maafkan saya tuan!". Kata Johnny penuh hormat. Johnny merasa sangat canggung sekarang.

"Dasar sialan!". Batin Johnny.

Beberapa saat kemudian, mobil itu berhenti di sebuah mansion mewah milik Yunho. Ketiga lelaki itu langsung masuk ke dalam mansion.

Seorang lelaki yang sangat cantik meyambut kedatangan mereka.

"Kalian datang!". Katanya.

Jaehyun terpana melihat seseorang yang melahirkannya dulu. Bubunya itu bahkan terlihat jauh lebih muda dibandingkan dirinya. Cantiknya sedikitpun tak memudar, Taeyong justru terlihat semakin mempesona.

"Jaehyun putraku, kamu sudah sangat besar!". Kata Taeyong.

Karena kecanggungan, Taeyong hanya mencubit kecil pipi anaknya itu, Jaehyun tersenyum namun sangat kecil. Sedangkan Yunho, ia memperhatikan ekspresi wajah sang putra, tak menunjukkan ekspresi berlebihan apapun, berarti memang benar Jaehhun sudah berubah, seperti yang dikatakan ayah mertuanya.

"Bagaimana kabarmu putraku?". Tanya Taeyong selanjutnya.

"Aku baik!". Jawab Jaehyun singkat.

Taeyong tak menyadari, jika tatapan mata anaknya itu sangatlah dalam, bahkan Jaehyun berusaha menyelami netra yang sekelam malam itu.

"Sayang, dia adalah Johnny, sekertaris Jaehyun, putra kita!". Kata Yunho.

Johnny membungkukkan badannya 90 derajat.

"Hai nyonya Jung, saya Johnny!".

"Oh hai, bibi Nam, antar Jaehyun ke kamarnya dan antar juga Johnny, biarkan mereka beristirahat!". Titah Taeyong kepada maidnya.

"Baik!".

- No Tittle -

Taeyong melirik jam di dinding kamarnya.  Ia sedang menunggu suaminya pulang sekarang.

"Kenapa Yunho hyung belum datang? Sebentar lagi kan makan malam!". Gumam Taeyong.

Beberapa saat kemudian Taeyong mendengar ponselnya berbunyi, ia mendapatkan panggilan dari Yunho. Taeyong segera mengangkat panggilan itu.

"Kenapa belum pulang hyung? Ini jam makan malam. Jaehyun dan temannya itu pasti sudah kelaparan!".

"Sayang, urusanku di kantor belum selesai. Katakan pada mereka aku tidak bisa ikut makan malam. Tidak apa apa kan?". Jawab Yunho di sambungan telfon.

"Baiklah kalau begitu. Cepat pulang jika sudah selesai!".

"Iya sayang itu pasti. Sudah ya aku lanjutkan pekerjaanku. Aku mencintaimu sayang!".

"Aku juga mencintaimu hyung!".

Sambungan telfon itu terputus. Taeyong bergegas mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih layak untuk dikenakan di depan anaknya daripada harus memakai kaos putih tipis dengan celana pendek hitam seperti saat ini.

Berkaca sebentar, lalu Taeyong keluar dari kamar besarnya menuju ruang makan mansion itu.

"Bibi Nam, panggilkan Jaehyun dan temannya ya!". Kata Taeyong sambil mendudukkan diri di kursi meja makan.

"Baik nya!".

Namun baru membalikkan badan, bibi Nam sudah menjumpai Jaehyun di sana.

"Oh tuan, baru saja saya akan memanggil anda!".

Taeyong menoleh untuk melihat siapa orang yang disebut tuan oleh bibi Nam, rupanya itu adalah Jaehyun.

"Jae, mana temanmu tadi?". Tanya Taeyong kepada Jaehyun.

Jaehyun mendudukkan dirinya tepat di depan dan berhadapan dengan Taeyong.

"Dia bukan temanku!". Jawab Jaehyun datar sambil menyedekapkan tangan di dadanya.

Entah mengapa, Taeyong merasa sangat terintimidasi dengan tatapan Jaehyun yang tak pernah melepas pandangannya terhadap Taeyong.

"Maksudku, sekretarismu. Dimana dia. Ajak dia makan malam Jae!". Kata Taeyong selanjutnga.

"Dia keluar mengurus sesuatu!". Jawabnya.

"Oh!".

Taeyong merasa salah tingkah sekarang, tatapan Jaehyun sangat mengintimidasi.

"Kalau begitu, ayo kita makan Jaehyun!". Kata Taeyong selanjutnya sambil mengambil beberapa makanan dan memindahkannya ke piring.

Tak ada jawaban dari Jaehyun. Taeyong sedang fokus dengan makanannya, ia menyantap makanannya dengan lahap. Ia sampai tak menghiraukan Jaehyun yang berada di depannya hingga ia juga tak sadar, putra semata wayangnya itu tidaklah makan, bahkan piringnya kosong. Jaehyun sedang memperhatikan Taeyong. Satu sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah seringai.

"Enak ya? Jung Taeyong?". Kata Jaehyun.

- No Tittle -
TBC

Hai! Mau sedikit cerita. Aku nulis FF ini saat gangguan mental MADDku kambuh gaes. Dan sekedar informasi aja, aku nulis FF 'STALKER' juga pas MADDku kambuh. Sama dokter sebenernya aku disuruh jurnaling sih tapi gak tahu rasanya males aja kalau harus nulis diary jadi aku nulis FF aja gaes 🤣. Btw bentar lagi puasa nih, FF perlu di unpub gak? 😁

NO TITTLE | JAEYONGWhere stories live. Discover now