"Apa masih mungkin! Melihat kondisi pesawatnya saja sudah hancur tak berbentuk Yah,"
"Tidak ada yang tidak mungkin, jika Tuhan sudah berkehendak,"
"Lalu! Bagaimana caraku memberitahu anak-anak, tentang semua ini?"
"Kau tidak perlu memberitahu mereka, untuk saat ini biarkan mereka tau jika Papa sedang bekerja,"
"Tapi sampai kapan Yah, Mew tidak mau membuat mereka sedih,"
"Seiringnya waktu mereka akan mengerti, dan percayalah jika mereka akan baik-baik saja,"
Mew tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan anak-anak nya nanti, dan ia pun berharap jika Gulf cepat di temukan dengan keadaan selamat seperti yang Ayah mertuanya ucapkan.
"Sekarang lebih baik kita pulang, istirahatlah di rumah bersama anak-anak mu, dan besok pagi kita akan berangkat ke Phuket,"
Dengan sedikit tenaga yang ia miliki Mew mencoba berdiri, mau tidak mau Mew pun menuruti perintah Ayah mertuanya, walaupun nanti saat ia sampai di rumah yang ia lihat hanya bayangan istrinya.
"Lepas Off! Aku bisa berjalan sendiri,"
"Aku hanya ingin membantumu saja,"
"Itu tidak perlu, dan aku bukan orang yang menyedihkan seperti yang kau lihat,"
"Baiklah!"
Off hanya hawatir melihat keadaan Mew, bahkan untuk berjalan saja Mew seperti tidak memiliki tenaga.
"Paman! Maaf. Sepertinya aku tidak bisa mengantar kalian pulang, karna aku masih ada pekerjaan,"
"Tidak apa-apa, selesaikan saja pekerjaan mu, nanti biar aku yang membawa mobilnya sendiri,"
"Hati-hati Paman di jalan,"
"Terimakasih!"
Sebelum pulang kerumah, Tuan Trai berhenti di restoran langganan ia akan membelikan makanan untuk cucunya, tidak mungkin bukan saat seperti ini orang rumah memasak dan makan dengan lahap, sedangkan angota keluarga lain sedang mengalami musibah.
Saat memasuki rumah Mew melihat anak-anak nya tengah bermain game, lihatlah bagaimana wajah ceria mereka mana mungkin Mew tega melihat senyum dan tawa mereka hilang begitu saja.
"Daddy!" Panggil Alex, saat melihat daddy nya sedang memperhatikannya.
"Iya sayang!"
"Tumben daddy sudah pulang,"
"Daddy kalian sedang tidak enak badan, jadi pulang cepat," Ucap Tuan Trai.
"Benarkah kek! Kasihan sekali daddy, pasti karna daddy merindukan Papa," Jawab Alex.
"Tapi kenapa Papa belum menghubungi kita dad, apa Papa begitu sibuk?" Tanya Nata pada Mew.
"Mungkin saja Papa lupa mengisi baterai ponselnya, jadi belum menghubungi kita,"
"Tapi! Papa bisa meminjam ponsel aunty dad,"
"Sabar ya sayang, lebih baik sekarang kalian pergi mandi, dan setelah itu makan lalu istirahat,"
"Iya dad!"
Seperti yang di katakan Papa nya mereka harus menurut pada daddy nya, tidak boleh nakal atau membantah.
Setelah anak-anak nya pergi ke kamarnya masing-masing, Mew pun pergi ke kamarnya, saat memasuki kamar itu Mew melihat Gulf tengah duduk di atas ranjang dan tersenyum padanya seperti biasa, Mew pun ikut tersenyum namun saat sudah dekat bayangan itu menghilang begitu saja membuat Mew menjatuhkan dirinya di atas dinginnya lantai.
"Jika kau tak kembali, aku yang akan menjemputmu, tunggu aku disana sayang, aku akan datang dan membawamu pulang,"
Sekalipun Mew tidak pernah membayangkan bagaimana ia akan kehilangan orang yang sangat ia cintai, bahkan mereka sudah berjanji untuk saling setia hingga tua nanti
☀🌻
Pagi itu mereka semua berangkat ke bandara dan akan terbang menuju Phuket, Mew tidak bisa berdiam diri hanya menunggu berita dari televisi dan ia pun akan turun tangan mencari istrinya disana, Mew akan mendatangi rumah sakit sebelum ia mendatangi dimana lokasi pesawat itu terjatuh.
Setelah hampir dua jam perjalanan kini mereka sudah berada di Phuket, tidak ingin membuang waktu Mew pun pergi kerumah sakit sedangkan Tuan Trai dan dua bocah kecil itu menuju hotel yang sudah Amanda pesan.
"Phi! Kita mau kemana dulu?" Ucap Paw.
"Kita kerumah sakit terdekat dulu, dan lebih baik kita bertiga berpencar, supaya tidak membuang waktu,"
"Tapi!"
"Benar apa yang di katakan Mew, ayo kita berpencar supaya kita tidak membuang waktu, jika salah satu di antara kita ada yang menemukan Gulf terlebih dulu, langsung saja memberi kabar satu sama lain," Jawab Off.
Akhirnya mereka pun berpencar dan pergi kerumah sakit yang menampung korban pesawat itu, dari sekian korban baru separuh yang tim SAR temukan dan Mew pun berharap jika istrinya salah satu korban selamat itu.
Setelah berputar-putar separuh waktu, hasil yang mereka dapat pun nihil bahkan kini waktu sudah mendekati malam, namun Mew masih betah memandangi lautan luas itu ia berharap air laut itu membawa istrinya menuju bibir pantai dengan keadaan selamat.
"Harus kemana lagi aku mencarimu, tolong setidaknya tingalkan jejak mu untukku, bukankah kau sudah berjanji jika kau akan memberiku kejutan saat ulang tahun ku nanti, lalu apakah ini kejutan yang kau maksud, aku mohon kembalilah aku tidak sanggup jika harus mengurus anak-anak sendiri tanpamu, kembalilah sayang kembalilah aku membutuhkanmu,"
Hanya untuk sekedar menangis saja Mew sudah tidak sanggup, andai saja saat itu ia melarang istrinya pergi mungkin saja kejadian ini tidak pernah menimpa istrinya, mampukah jika Mew harus kehilangan istrinya, tentu saja tidak karna rasa cintanya pada Gulf begitu besar dan hanya Gulf yang bisa mengisi hatinya dengan cintanya.
Bersambung..
❤️❤️
Pada ga suka kah sama ceritanya??
😊😊
YOU ARE READING
The Lost Memory (END)
Fanfictionsejauh apapun waktu dan jarak, cinta itu akan tetap kembali pada rumah dan keluarga kecilnya yang selalu menunggunya kembali seperti dulu..
part 4
Start from the beginning
