Bukankah kata orang apabila sudah menikah ujiannya sangat berat...

Sayangnya...

Dimulai hari ini, ujiannya mungkin tidak terkira...

* * *

Tidak seperti pernikahan pada umumnya, Jeno dan pasangannya mendapat sedikit sekali karangan bunga sebagai tanda ucapan suka cita. Tamu-tamunya juga tidak banyak, keluarga kedua mempelai pun tidak ada yang menyambut para tamu undangan. Haechan mendengar sepintas lewat, katanya bahkan tidak ada teman pasangan Jeno datang. Dia yang awalnya sibuk mencari-cari Jeno akhirnya memutuskan menghampiri mempelai lainnya.

"Disini, silahkan..." Salah satu staff WO mengantarkan Haechan ke kamar tunggu mempelai.

"Terima kasih" Haechan gugup mengetuk pintu sebelum permisi masuk.

Dia agak tertegun mendapati ruangan kosong.

"Nana-ssi" Panggilnya. Dia tahu nama pujaan hati Jeno, karena Jeno selalu bilang.

"Nana cantik, paling cantik sedunia"

Melangkah lebih dalam, Haechan menelisik kamar tunggu yang dihias indah. Benar-benar kosong, Haechan agak putus asa, lebih baik dia mencari Jeno saja.

"Mencari siapa?"

Tap

Baru ingin berbalik, bahunya sudah disentuh seseorang. Haechan refleks menoleh. Tampilan tenang dan bingungnya seketika berubah dratis menjadi sangat terkejut setelah mengetahui siapa yang ada di depannya saat ini!.

"Na-Na Jaemin?!!!" Percayalah dia berteriak akibat terkejut luar biasa.

"Kenapa?! Kenapa kau berada disini?!" Haechan bertanya, hampir tidak percaya.

"Kenapa aku ada disini?" Jaemin mengulangi pertanyaan tersebut, sebelum dengan percaya diri memamerkan tangan kanannya. Ada benda berkilau mengelilingi jari manisnya.

"Karena ini hari pernikahanku" Jawabnya mantap.

Haechan mulai sakit kepala, "Bukannya pernikahanmu batal?" 

"Batal? Siapa yang bilang? Mau dunia kiamat besok pun, pernikahanku tetap harus dilaksanakan"

"Bukankah Hyunjin menikahi Jeongin?" Haechan merasa mulai cemas.

"Oh... Pecundang itu... Ditempat pertama aku tidak minat menikah dengannya..."

"Lalu, dengan siapa kau menik-"

"Sayang!"

Suara maskulin yang sudah dihafal Haechan terdengar. Haechan menatap Jaemin nanar, tidak...

Tidak mungkinkan...

Drap

Drap

Greepppp

"Kau kemana saja? Aku mencarimu. Seulgi-nuna ingin mengirimkan foto kita  saat mengucap janji pernikahan"

Seseorang datang langsung memeluk Jaemin. Seolah-olah tidak menganggap kehadiran Haechan, yang tidak tahu bagaimana bereaksi melihat keduanya secara bergantian.

Plaaakkk

"Ada orang" Pukulan ringan dilabuhkan pada tangan berotot itu.

"Oh... Haechan! Kau datang?!" Orang yang memeluk Jaemin segera melepas pelukannya.

Haechan benar-benar tidak bisa berkata-kata.

"Jenooo, sel-selamat atas pernikahanmu" 

"Terima kasih banyak, kau sudah makan? Makanlah yang banyak, habis itu kita berfoto"

"Ayolah, kita temui Seulgi-nuna. Sebelum dia berubah jadi macan betina" Jeno kembali membujuk dan menarik Jaemin lembut.

"Baiklah" Keduanya pun berjalan menjauh, tetapi tidak lama. Jaemin berbalik menatap Haechan rumit.

"Nama panggilanmu unik juga, Lee Donghyuck-ssi" Selesai berucap seperti itu dan memberikan senyuman sarat akan makna Jaemin kembali melanjutkan langkahnya.

Meninggalkan Haechan yang merasa seluruh tubuhnya tiba-tiba tanpa tulang.

Dia harus berpegangan pada dinding. 

"Ini mimpi... Ini pasti mimpi...."

"Tidak... Aku harap nasilnya negatif" Racaunya tidak berdaya.

* * *

Rumah mewah itu ramai....

Sangat ramai...

Terlalu ramai dijam hampir dua belas malam...

Haechan buru-buru melempar kunci mobilnya pada pelayan. Langkah demi langkah dia percepat, bahkan agak berlari. Tidak mengapa besoknya dimarahi nyonya tua...

Dia harus cepat...

Braaaakkkk

Semua mata tertuju padanya. Napas Haechan tersengal-sengal, dia memindai semua orang diruangan.  Matanya berhenti pada wanita yang berpenampilan glamour, ingin Haechan marah padanya.

"Nah, ibu mertua... Kalau bukan karena ajaranmu yang memerintahkan putraku tercinta memulai karirnya dari yang paling bawah. Bagaimana bisa dia bertemu dengan anak itu? Kemiripannya dengan ketua Lee... Bukankah Donghyuck kita membawa keberuntungan?"

Haechan melebarkan matanya.

Sialan!

"IBU!" Haechan berjalan medekati ibunya.

"Ibu, hasilnya positif?" Tanya Haechan agak panik.

Tidak melihat anaknya yang gelisah, wanita yang dipanggil ibu itu tersenyum pada seorang wanita paruh baya yang sedari tadi berwajah datar. 

"Tentu saja positif. Tes DNA dengan hasil 96,7%. Dia anak ketua Lee.... Juga sepupumu..."

* * *

PlotWhere stories live. Discover now